NovelToon NovelToon
HEI MANTAN! KUNIKAHI PAPAMU!

HEI MANTAN! KUNIKAHI PAPAMU!

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengganti / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Pihak Ketiga
Popularitas:21.2k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara Pradana Putri

"Om Bima! Apa yang Om lakukan padaku!"

Sambil mengernyitkan dahi dan langkah pelan mendekati Sang Gadis yang kini menjaga jarak waspada dan tatapan setajam silet menusuk netra tajam Bima.

"Seharusnya, Saya yang bertanya sama Kamu? Apa yang semalam Kamu lakukan dengan Alex?"

Bima, Pria yang masih menggunakan handuk sebatas lutut kini menunduk mendekati Laras, Perempuan yang seharusnya menjadi Calon Menantunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Pradana Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mandi Bareng

Sejak kemarin, Laras gelisah. Rasanya penantiannya akan Ia maksimalkan dalam perjuangan menjalani sidang skripsi kali ini.

Bima tahu, Laras sedang khawatir, ada rasa bangga melihat kegigihan Laras dengan tekun mempersiapkan sidang skripsinya yang akan berlangsung esok hari.

"Loh, Mas sudah sampe? Aku kok gak denger Mas masuk?" Laras melirik ke luar jendela, benar saja mobil Bima sudah terparkir dan di depannya artinya benar Bima bukan hanya imajinasinya saja.

Senyum Bima mengembang, geraknya lembut namun sigap, "Mas!"

Bima menggendong Laras ala bridal, membawanya duduk disofa dengan tetap masih berada dipangkuannya.

"Mas, malu, ini kan diluar kamar loh! Kalau ART lihat gimana?" Laras hendak beranjak turun dari pangkuan Bima, tapi Bima justri melingkarkan tangannya dengan posesif di pinggang Laras.

"Serius amat sih, lagi mikirin apa? Suaminya pulang sampe gak sadar," Bima mengecup pipi Laras, mengendus Aroma Vanila yang menenangkan.

"Astaga! Paksu lagi mode manja rupanya! Mau pindah?"

Kerling nakal Laras memancing Bima, "Serius ngajak ke kamar?" Bima menaikan sebelah alisnya, membuat Laras tergelak, "Wah, mode singa lapar nih! Tatut!"

Keduanya memilih pindah ke Kamar, entah mau apa yang pasti butuh privasi.

"Mas, gak mandi dulu?" Laras memperhatikan Bima, setelah masuk kamar, Bima beralih ke wardrobe mengganti baju kemudian bergabung di atas ranjang bersama Laras.

"Bareng?" Kedua alis Bima naik turun, membuat Laras menyipitkan matanya.

"Pantes!"

Kini Bima yang bingung maksud dari perkataan Laras.

"Ayo! Pantes apanya?" Kelitikan Bima sukses membuat Laras geli dan ampun-ampun minta stop.

"Gak, Aku cuma lagi kepikiran aja, pantes Alex begitu, Papanya begini."

"Begini gimana?" Bima kembali menggoda Laras, sedangkan Laras bak belut licin kini sudah berhasil lepas dari tangkapan Bima.

Bagai masa kecil kurang bahagia, keduanya malah main kejar-kejaran dalam kamar.

"Hayo, gak bisa kan? Ah jangan-jangan Om Bima kena encok ya!"

Laras tak tahu saja, Bima sengaja mengalah, sejujurnya berdekatan dengan Laras, menguji pertahanan Bima sebagia pria.

Bima pria normal, menikah dengan Laras perlahan jiwa mudanya kembali bersemi.

Perasaan dan kasih sayang berangsur tumbuh, tentu saja hasrat itu kian nyata dan ingin disalurkan apalagi Mereka halal dan sudah suami istri pula.

"Mas!" Laras lengah, kini dalam gendongan Bima, keduanya berada dalam kamar mandi.

Jantung Laras mendegup kencang. Tubuh yang semula rileks kini meremang, hingga bulu roma berdiri namun rasa penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya membuat Laras menunggu.

Sedangkan Bima, tatapan teduhnya yang seperti biasa kini beribah menyala, mengobarkan gairah yang sejak lama tertahan.

Melihat Laras saat ini, bohong jika hasrat Bima tak tersulut.

"Mas,"

Bima berjalan perlahan, mendekati Laras, kini menarik perlahan pinggang Laras masuk dalam dekapannya.

"Mandi bareng yuk,"

Duar!

"Aku sudah mandi Mas," Bukan hanya masalah sudah mandi, tapi ini kali pertama bagi Laras seintim ini dengan Bima.

"Gapapa kan kalo mandi lagi? Mas seneng kok, kalo Kamu mau." Bima tal banyak berekspektasi Laras akan mau namun melihat wajah tegang Laras menghibur Bima dan asik saja menggoda Istrinya.

"Loh! Mas mau ngapain?"

Panik!

Melihat pergerakan Bima yang bagai slow motion namun sukses menabuh detak jantung Laras bagai genderang mau perang.

Bima sengaja memperlambat gerakannya membuka pakaiannya.

Padahal tak ada niat menggoda namun melihat relasi merona di wajah Laras, asik juga jika digoda dan siapa tahu ada kejutan berhadiah.

"Mau Mandi Sayang, ya buka baju dong!"

Kini setelah baju terlepas, Bima menjeda sejenak, puas melihat Laras dengan terkejut menatap tubuhnya tanpa berkedip.

"Sumpah! Om Bima gak, seksi coy! Ini sih Oppa-Oppa drakor lewat! Lebih malah! Keker banget tuh otot! Boleh pegang gak sih! Pelukable banget deh, jadi pengen!"

"Sayang, Kamu kenapa?" Bima bukan tak tahu Laras terpesona akan tubuhnya.

Bangga!

Pasti!

Ditatap sedemikian rupa, hingga tak sadar Laras sampai geleng kepala dan tak berkedip menatap tubuh Bima, ada rasa jumawa yang Bima rasakan.

"Om, mau mandi kan? Aku keluar dulu kalo gitu!"

Laras panik. Pintu kamar mandi saja seakan tak terlihat dimatanya, mencari seperti orang linglung.

"Sayang," Bima menikmati kepanikan Istrinya, mendekat dan memeluknya dari belakang, "Mandiin sama Kamu boleh?"

Seketika lutut Laras lemas, lagi sibuk mencari pintu dan akhirnya ketemu kenapa malah susah dibuka, dan pelukan Bima membuat tubuh Laras membeku seketika.

Aroma maskulin tubuh Bima menguar, Laras bahkan bisa merasakan keringat Bima yang menempel di tangannya.

Dada kokoh, perut sixpack, terasa hangat menjalar dipunggung Laras.

"Mas, katanya mau mandi, mandi gih, nanti keburu dingin,"

Begitulah kalau panik, Laras lupa kamar mandi Bima bagai hotel bintang 7, mana ada kedinginan toh air panas ready mau dingin ada. Laras, Laras.

"Kan ada Kamu yang bisa bikin Mas hangat, yuk!"

"Aw! Mas!" Laras tak sempat menghindar, tubuhnya dibawa Bima basah-basahan dibawah shower.

"Mas, basah kan!"

"Ya basah Sayang kan kena air." Bima masih memeluk, kini posisi Mereka berhadapan aliran air shower membasahi tubuh keduanya, mencetak lekuk tubuh Laras dengan sempurna dari balik kaos oversize yang Laras gunakan.

"Mas, ada yang menonjol deh, tapi bukan bakat."

"Ya, Kamu ngerasa ya? Gimana?" Bima tak bisa lagi menutupi, Si Jhony memang sudah On sejak tadi, kini malah sudah siap lepas landas jika si pemilik membuka portal.

"Mas,"

Bima menghela nafas. Berat. Seberat godaan yang kini sulit Ia halau. Namun Bima tak mau egois, jika memang Laras belum siap, Bima tak akan memaksa.

"Maaf,"

Perlahan Bima melepas pelukannya, memberikan Laras ruang dan waktu menetralkan semuanya.

"Maaf Mas," Sejujurnya Laras tak enak hari, namu untuk melangkah lebih jauh hatinya masih ragu. Semua butuh penyesuaian.

"Gapapa, Mas ngerti kok,"

"Mau duluan? Mas keluar dulu."

Bima memilih, keluar duluan, meninggalkan Laras agar bisa leluasa menggunakan kamar mandi sementara Bima menggubakan kamar mandi lain di kamar sebelah.

Ada perasaan bersalah, namun Laras tak bisa membohongi dirinya, Ia belum siap.

Bukan karena tak cinta, tapi memang rasa itu masih dini sekali, dan Laras tak mau kembali kecewa. Ia belum sepenuhnya mengenal Bima.

Sementara Bima dikamar mandi sebelah menuntaskan sesuatu yang memang seharusnya dikeluarkan.

Setelah perjuangan panjang karena sempat terjeda san asa sesikit kecewa ditolak, namun Kini dalam kamar Mereka Bima kembali.

"Mau Mas bantu keringkan rambutnya?" Laras canggung, takut Bima kecewa.

Senyum Bima masih sama. Manis dan tatapannya lembut menetramkan hati.

"Mas, Maaf," Laras menatap Bima dari pantulan cermin.

Bima mematikan hair dryer. Tangannya perlahan memutar tubuh Laras.

Ada ketakutan dalam sorot mata Laras. Dan Bima sedih melihat itu.

"Sayang, it's ok. Mas ngerti. Kita baru saling mengenal. Walau Mas tadi keteteran juga sih, tapi Mas yakin suatu saat Kamu akan ikhlas dan Mas akan tunggu saat itu."

Laras tersenyum. Suaminya memang dewasa dan bijaksana sekali.

"Maaf Mas," Laras memeluk Bima.

"Duh, baru juga susah payah nidurinnya, kalo bangun lagi tanggung jawab ya!"

"Mas!" Laras mencubit pinggang Bima, "Aw! Gapapa deh, dapet cubit dulu ya Jhon, siapa tahu landasannya segera siap!"

Bima tertawa melihat wajah merona Laras.

1
Mar lina
kapan inboxsing nya
thor....???
lanjut ceritanya
di tunggu up nya
semangat...
Radya Arynda
mantap,,,,,udah kasih jodoh alex sama yang lain,,,biar adil🤣🤣🤣🫣
mustika mus
lanjut thor ceritamu bagusssssss
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Radya Arynda
gas pol,,,belah semangkanya💪💪💪💪
Radya Arynda
semangaaat ras cepet2 belah semangka lah
mustika mus
lanjut terus thorrr seru banget
TIARA: Siappp Kak
total 1 replies
Chauli Maulidiah
hahahhahahahaaa... sangaarrrr... lanjut ras🔥🔥🔥🔥🔥😂
CieDina Kardinah Mbem'z
ditunggu kelanjutannya
merry
knp Bima gk mau jjur alex bukn ank kandung tp ank kkk sepupunya biar alex cri Bpk kndungy
Dewi Anggraeni
hahahah kakasih halal ya mommy muda
merry
om duda msk istri di blg betina yg unik dr peradaban sejarah 🤣🤣🤣🤣🤣
evi siagian
semangat up nya thor
TIARA: Siap Bunda. Makasi sudah Mampir Baca Karyaku.
total 1 replies
Radya Arynda
semangaaat up nya cantik💪💪💪💪💪
TIARA: Siap Kakak Cantik😍🥰
total 1 replies
Radya Arynda
semangaaat up,,,udah halal,boleh belah duren
Radya Arynda: manut aku.....
TIARA: Malem Apa Siang Kak Belah Durennya nih? 🫣🤭
total 2 replies
mustika mus
lanjuttttttttt
TIARA: Siap Kakak
total 1 replies
Uswatun Hasanah
lanjut
TIARA: Siap Kakak
total 1 replies
Eti Alifa
jalan ceritanya bagus mengalir alami ga melulu romantis tpi ada komedinya.
tokoh utamanya karakternya tegas.
kebaikan bima dibalas dngn kehadiran laras yg msh fresh dan suci.
cinta bs dtng dngn sendirinya asalkan ketulusan sllu menyertainya.
Eti Alifa
ooo kirain hasil selingkuhan istrinya ternyata ponakan ya brti.
Radya Arynda
semangaaaat cantik💪💪💪💪
TIARA: Makasi Kakak
total 1 replies
Eti Alifa
ma2 lana asyik jd mama, jd mertua pun ga kalah asik😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!