Sinta Maharani seorang wanita bertubuh tambun, terpaksa harus menikah karena perjodohan yang dilakukan oleh kakeknya dengan salah satu cucu sahabat baik sang kakek bernama Dirgantara sawito Atmojo
Sinta sering diabaikan dan dihina oleh orang tua suaminya dan Dirgantara sang suami tak pernah mau peduli karena mereka menikah tanpa cinta, Dirga sendiri sudah punya kekasih
akankah Sinta terus bertahan atau pergi meninggalkan semuanya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummy phuji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15 Malu dan kesal jadi satu
Mama sita yang merasa malu segera meninggalkan meja makan sambil berdecak kesal
Sinta menundukkan kepalanya karena sedang menahan senyumnya
Sedangkan bik Murni tersenyum sinis
Mawar dan dirga juga ikut meninggalkan meja makan karena mereka juga merasa sangat malu
Dirga merasa malu dan bersalah pada sinta karena tidak menyisakan makanan untuk istrinya itu yang telah bersusah payah memasak setelah lelah pulang dari bekerja
Setelah mereka semua sudah pergi Santi membantu bik murni membersihkan meja makan dari piring bekas makan suaminya beserta istri dan ibunya tercinta
Saat sinta akan menyalakan Westafel ingin mencuci piring-piring kotor itu bik Murni langsung menarik tangan sinta dan mengajaknya kebelakang rumah di mana meja makan khusus untuk pembantu berada
Disana mang Udin sudah menunggu kedatangan mereka
"neng kita makan dulu ya, nggak apa-apa kan kita makan disini neng!?" ucap bik murni menyodorkan piring pada sinta
"tapi bik ini kan untuk bibik dan mamang !! Apa akan cukup untuk kalian jika sinta juga ikut makan!?" ucap sinta tidak enak hati
"enggak neng bibik tadi sengaja menyimpan lebih karena bibik tau mereka pasti akan menghabiskan semuanya karena mereka tidak ingin neng sinta makan saat pulang kerja di malam hari
Dan saat neng Sinta sering pulang larut bibik sebenarnya selalu menyimpan makanan untuk neng Sinta tapi neng Sinta tidak pernah makan malam dirumah makanya setiap pagi bibik akan memanaskan makanan itu Dan mengantarkannya pada nek ijah yang tinggal di tembok belakang rumah ini bersama kedua cucunya" cerita bik Murni
"nek ijah!?" tanya sinta namun oada saat bik murni membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan Sinta mang udin menyuapkan makanan kedalam mulut istrinya itu
"ish bapak apaan sih" ucap bik murni dengan suara tidak jelas karena mulutnya penuh dengan makanan
"kita makan dulu buk, setelah makan dan beres-beres baru ibu bisa bercerita panjang lebar pada neng sinta
Apa ibuk nggak kasian pada neng sinta pulang kerja sudah masak tapi belum makan" ucap mang Udin lagi
"eh hehehe maaf ya neng bibik kebablasan ceritanya
Ayo makan dulu nanti bibik ceritakan lagi" ucap bik murni yang mulai menyendokkan nasi kedalam piring makan sinta
"stop bik nggak usah banyak-banyak soalnya sinta sulit tidur kalau makan sampai kekenyangan " ucap sinta dan bik murni menghentikan gerakan tangannya
"tapi itu porsinya sedikit neng,hanya secentong nasi" jawab bik murni
"iya bik nasinya secentong di tambah lauknya kan jadi banyak bik" ucap Sinta nyengir memperlihatkan gigi putihnya
"ya sudah neng ayo makan,kalau neng masih pengen makan nambah ya neng !" ucap bik murni
"iya bik" jawab sinta
Mereka pun makan dalam diam tak ada yang bersuara hanya dentingan sendok bertemu piring yang terdengar suaranya
Setelah selesai makan mereka saling bahu-membahu membersihkan semuanya
kini bik Murni dan Sinta duduk ditaman belakang
"Bik ayo ceritakan tentang nek ijah, Sinta jadi penasaran" ucap sinta begitu antusiasnya
"nek ijah janda tua ditinggal mati oleh suaminya
Dia punya satu orang anak perempuan namun tiga tahun yang lalu saat melahirkan putri keduanya warsih anak nek ijah meninggal sedangkan menantunya pergi meninggalkan kedua anak-anaknya dia pergi entah kemana" cerita bik murni
"trus bik pekerjaan nek ijah apa,trus tinggal di belakang tembok rumah ini apa mas dirga tidak marah !?" tanya sinta penasaran
"enggak neng karena nek ijah tinggal di Tanahnya sendiri, bersyukur nya lagi semua tetangga berbaik hati memberikan nek ijah jalanan lebih tepatnya lorong kecil menuju rumahnya " jawab bik murni
"kok lorong kecil sih bik!?" tanya sinta semakin kepo
"ya lorong kecil karena rumah nek ijah di kelilingi rumah-rumah orang kaya dengan tembok tinggi jadi rumah nek ijah aman karena banyak tembok tinggi yang mengelilinginya hanya tembok pagar rumah ini yang sedikit rendah jadi rumah nek Ijah terkena sedikit sinar matahari " jawab bik murni
Dewi mulai paham dan hanya mengangguk saja
"Tapi kenapa bibik nggak kasi mereka makanan kan masih banyak tuh bik!? tanya Sinta
"takut neng nanti nyonya besar lihat bisa di marahin kita" jawab bik Murni dan diangguki oleh sinta karena tau bagaimana karakter mertuanya itu
"trus bagaimana bik !?" tanya sinta
"nanti aja neng kalau nyonya besar sudah tidur baru deh kita berikan makanannya sama nek ijah
"oh begitu ya bik ya sudah " ucap sinta
""Iya neng ".sahut bik murni
"ya sudah Sinta,masuk ya bik soalnya sudah mulai larut besok pagi sinta ada pekerjaan di toko " ucap sinta
"iya neng,neng istirahat saja" jawab bik murni
sinta pun kembali kedalam rumah karena matanya sudah mulai mengantuk
"kalau skillnya pembokat ya gaulnya sama pembokat juga dong ma" ucap mawar tiba-tiba saat melihat Sinta yang baru saja keluar dari dapur
Mama sita dan dirga segera menoleh menatap Sinta
"dari mana kamu sin !?" tanya dirga dengan nada agak tinggi
"di belakang mas di taman belakang sama bik murni " jawab sinta
"maaf masa saya pamit kekamar"ucap sinta dengan sopan dan di balas anggukkan kepala oleh Dirga, Sinta pun melangkah cepat masuk kedalam kamarnya tampa memperdulikan ocehan madu dan ibu mertuanya
"kenapa sih dir,kamu lembek banget sama wanita gentong itu" ucap mama sita
"ma cukup ma,biar bagaimanapun dia itu tetap istri pertamaku "jawab dirga
Mama sita hanya mengerucutkan bibirnya dan berdiri meninggalkan Dirga dan mawar, tak lama mawar pun kini mengikuti ibu mertuanya dan mereka masuk kedalam kamar mereka masing-masing dengan menghempaskan pintu begitu kencangnya
"ya Allah kalau mereka sampai hidup serumah terus lama-lama rumahku akan rubuh" ucap dirga memijit pelipisnya yang terasa berdenyut
Saat sedang memijat kepalanya terasa sakit, tiba-tiba saja ada tangan yang membantunya memijat kepala dan dirga merasa rileks dengan pijatan itu
Orang itu memijat kepala dan bahu serta leher dirga
dirga memejamkan matanya meresapi dan menikmati pijatan itu
Setelah mendapatkan pijatan kepala Dirga terasa tingan seolah semua sakit di kepalanya menghilang begitu saja
Dirga mendongakkan kepalanya ingin melihat siapa yang telah membantunya memijat kepalanya karena Dirga yakin orang itu adalah sinta
Dirga kecewa karena tidak mendapati siapa pun disana
Sedangkan sang pelaku tertawa cekikikan di balik pintu kamarnya
Bulu kuduk dirga seketika meremang karena tidak mendapati siapapun bersamanya
Dirga beranjak dari duduknya dan naik kekamarnya bersama mawar
"kasian kamu mas,kamu punya istri tapi seolah tak punya istri,saya tidak ingin melayanimu karena saya tidak ingin melihat istrimu yang lain marah dan cemburu karena itu sangat tidak baik untuk kandungnya" gumam sinta di balik pintu kamarnya
Setiap hari sinta sebisa mungkin menghindari orang-orang yang ada di rumahnya karena sinta masih ingin menjaga kewarasannya,sinta ingin jantungnya selalu sehat
Mama sita pun jika tanpa sengaja berpapasan dengan Sinta wanita paruh baya itu membuang muka seolah bertemu dengan musuh bebuyutannya
senang kak sama gambar visual keluarga mama Sinta dan keluarga kecilnya /Drool//Drool/
Tor di tunggu undangan nya
Lanjut di tunggu ups nya terima kasih semangat terus dan sehat selalu 💖💖💖💖💖💖💪💪💪💪😘😘😘😘😘❤️❤️❤️❤️❤️❤️
Hiihii ditengah acara lamaran ada juga kejadian komedi nya makanya jadi cewek jangan sok kecentilan?? makan tuh pesonamu dapat duda kampung vang Icang ya maisyaroh /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
wah jadi pingin liburan ke Agrowisata /Grin//Grin/