NovelToon NovelToon
Married With Mr. Idiot

Married With Mr. Idiot

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:13.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Niat hati mencari suami kaya agar terbebas dari belenggu ibu tiri, membawa seorang Lilyana nekat mengait pria kaya yang ditemuinya di taman. Namun, apa jadinya jika pria itu mengalami keterbelakangan mental alias idiot.

"Ya, ayo menikah ...!" pria berpenampilan tuan muda bertepuk tangan dengan gaya khasnya yang seperti bocah.

"Oh, no!"

Bagaimana kelanjutannya? Yuk, simak ceritanya.

***

Jangan lupa juga baca novel author yang lainnya: (My Son Is My Strength, Sang Antagonis & Membalaskan Dendam Janda)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kecurigaan Lily

Tibanya mereka di kamar, Lily menduduki Vian di atas ranjang. Duduk berhadapan dan mulai mengusap lelehan kristal bening yang mengalir.

“Abang kenapa nangis?” tanya Lily tidak tahu diri, padahal jelas-jelas pria itu menangis karena dirinya.

“Habisnya Lily sedih, jadi Vian ikut sedihhh,” suara sangau Vian mencicit di akhir lalu kembali menangis. Lily sekarang tak lain adalah dunianya, bersama Lily ia tidak kesepian lagi dan selalu merasa aman dan nyaman. Maka apa pun yang terjadi pada Lily, ia menjadi ikut merasakan.

“Oh, so sweettt... beneran Bang, padahal tadi aku sedihnya boongan,” sedang suasana harunya, Lily malah merusak. Dan bersamaan dengan itu air mata Vian menyurut seolah kembali terhisab ke dalam mata.

“Hah! Jadi hanya boongan, padahal aku udah capek-capek bantuin kamu nangis.” Ujar Vian menjadi ngambek, hal tersebut sontak membuat sang gadis terkekeh.

“Nah... kalau masalah itu, di jamin 100 % air mata Abang nggak sia-sia.” Ucap gadis itu mantap dengan senyum misterius. “Udah, sekarang pergi mandi gih. Bersihi diri,” titahnya, sembari mendorong Vian yang tidak ingin beranjak.

“Nggak usah mandi, aku kan udah ganteng.” Vian tersenyum menawan semakin menambah kadar ketampanannya.

Lily menggeleng, takut kena hipnotis. Apalagi jantungnya yang berdetak tak karuan tidak bisa mengabaikan pesona seorang Alvian.

“Abang kira orang ganteng nggak perlu mandi apa? Udah, jangan banyak alasan! Pergi mandi sana,” tangan Lily yang mendorong Vian kini ditarik oleh pria itu.

“Iya, mandiin tapiii,” ucapnya menarik tangan Lily yang berusaha mempertahankan tubuhnya. Tarik menarik pun terjadi, Lily yang salting gara-gara diajak mandi berdua memberontak kuat.

Sontak Vian yang tidak siap terjengkang jatuh dan menindih tubuh gadis mungil itu. Vian tepat berada di atas tubuh gadis itu, posisi ambigu yang terlihat sangat intim.

“B-banggg! Minggirrr!” jangan tanya wajah Lily semerah apa sekarang, ia gadis polos nan baik-baik dan sekarang tengah diajak tindih menindih oleh om-om. Eh?

Vian tidak menyahut, malah mencari posisi nyaman pada tubuh si gadis. Menggesekkan kepala pada dada Lily, seperti anak kucing yang sedang bermanja pada tuannya.

“B-bangg!” suara Lily bergetar tidak nyaman. “Aduh, Bang Vian berat! Minggir,” katanya sudah salting brutal.

“Iya, iya maaf!” Vian turun menyingkir, “Habisnya tubuh kamu empuk, nyaman, jadi pengen peluk baru bobo,” kata pria itu tanpa sungkan menyuarakan isi hatinya.

“Ihhh, apaan sih, Abang kira tubuh aku bantal?!” dengan wajah bersemu merah, Lily lari masuk ke dalam kamar mandi. Vian terkekeh lucu, dan mengejarnya. Tapi sayangnya, pintu kamar mandi sudah di kunci oleh gadis itu.

***

Dengan tidak bisanya menjadikan wanita sewaannya menikah dengan Vian dan menyingkirkan Lily dari kehidupannya, maka jalan satu-satunya adalah mendekati gadis kampung itu.

Bukan Kirana namanya jika ingin berdekatan dengan gadis itu, berkata lemah lembut, apalagi memberikan senyumannya yang malah kalau bukan semata untuk menjalankan rencananya saja.

Ya, gadis itu akan Kirana jadikan kaki tangannya untuk menyingkirkan Vian. Dengan begitu, ia tidak perlu mengotori tangannya. Tinggal menunggu hasil dari pekerjaan gadis itu saja, dan semuanya akan terlihat mudah karena Vian begitu dekat dengan Lily.

Kirana membawa nampan berisi camilan menuju taman belakang tempat Vian dan Lily menghabiskan waktu sekarang. Dua manusia itu sepertinya tidak kenal lelah, setelah pulang dari rumah sakit dan membersihkan diri kini keduanya bermain kejar-kejaran. Tingkahnya seperti bocah yang tidak memiliki beban hidup.

Kirana memutar bola mata, barulah ia memasang wajah ramah dengan senyum tersungging di bibir merahnya.

“Haiii, ini tante bawain kalian camilan.” Sapa Kirana dengan nada cerianya.

Lily dan Vian saling pandang, “Sikapnya lain dari biasanya!” bisik si gadis penuh curiga.

“Mungkin kerasukan dedemit,” timpal Vian ikut berbisik.

Kirana menampilkan senyum manis tak kala dua manusia itu melirik ke arahnya, tidak tahu saja mereka tengah membicarakannya.

“Pokoknya jangan makan apa yang dia bawa,” Lily selalu mengingat pesan dokter Cakra, maka ia akan selalu berhati-hati terkait apa yang akan Vian makan. “Awas kalau Abang makan!” ancam gadis itu kembali mengingatkan.

“Memangnya kenapa?” tanya Vian bingung, karena biasanya juga ia akan makan-makanan yang Kirana berikan. Walaupun tidak suka dengan ibu tirinya, tetapi makanan yang dia buat sangat enak.

“Aku nggak mau lagi main sama Abang, nggak mau tidur bareng, nggak mau lagi makan bareng, kalau bisa... aku juga akan pergi—“

“Nggakkkk! Lily nggak boleh pergi ke mana-mana,” Vian langsung memeluk lengan gadis itu kuat, takut sekali ditinggalkan.

“Kalau begitu Abang—“

“Nggak boleh makan-makanan yang Tante Kirana bawa!” kata Vian cepat.

“Apa pun yang Tante Kirana nanti kasih, Abang nggak boleh makan. Ingat ya!” lanjut Lily dan Vian langsung mengangguk setuju. “Nah, pinter.” Lily menepuk lengan suaminya yang memeluknya posesif.

“Kalian pasti capek, tante juga buatin jus jeruk.” Kirana menyimpan dua gelas berwarna oranye itu di hadapan Vian dan Lily yang baru saja menduduki kursi di depannya.

Vian meneguk susah ludahnya, mendadak ia merasa haus. Apalagi ada tambahan es batu di sana membuat Vian membayangkan betapa segarnya minuman tersebut.

Lily yang mengetahui Vian tertarik segera mencubit pinggangnya, hampir saja Vian berteriak. Tetapi ia langsung di hadapkan dengan senyum manis Lily, membuat ia tidak mengaduh dan segera menutup mulut.

Hoaam! Lily menguap, lalu terkekeh pura-pura malu.

“Aduhh... makasih Tente, tapi kami akan langsung ke kamar untuk tidur siang.” Kata gadis itu mencari alasan.

“Iya, tapi coba dulu minumannya. Camilan ini juga tante yang buat sendiri, loh... “ bangga Kirana ingin menunjukkan keahliannya.

‘Justru karena itu kami semakin tidak ingin menyentuhnya,” gumam Lily dalam hati melepaskan senyum paksa.

“Huh! Maaf Tante, tetapi sekarang kami tidak menginginkan jus jeruk.” Ujar Lily sembari menuntun Vian agar ikut mengangguk, pria itu pun mengangguk dengan terpaksa.

“Loh, terus kalian mau jus apa?” tanya Kirana tak patah arang.

“Jus dari buah sirsak langsung, Tente!” jawab Lily asal. Ia yakin Kirana tidak akan mau membuatkan mereka jus sirsak, karena terlebih dahulu harus memisahkan biji dengan kulitnya.

“Oh, baiklah. Aku akan membuatkan kalian jus tersebut. Tunggu sebentar, dan nikmatilah camilannya terlebih dahulu.” Pinta Kirana, lalu bangkit dari sana untuk membuat jus sirsak.

Lily terbelalak, Kirana mau melakukan hal merepotkan tersebut. Gadis itu memicing dengan pandangan semakin curiga menatap punggung Kirana yang menjauh. Dan matanya semakin melebar tak kala Kirana menoleh ke belakang dengan senyum miringnya yang mengandung muslihat, lalu berubah manis dengan kepala mengangguk.

“Kita pergi saja, nggak usah tunggu Tante Rana.” Putus Lily mengajak Vian ke kamar.

“Tapi, bagaimana dengan camilan dan minuman—“ pria itu memang selalu tidak berdaya di depan makanan.

“Aku akan membuatkan yang lebih enak untuk Abang!”

“Janji?” Vian menjulurkan jari kelingkingnya.

“Janji!” Lily menautkan jari kelingking mereka. Setelahnya, keduanya meninggalkan teras taman belakang dengan makanan dan minuman yang Kirana hidangkan.

Sedangkan Kirana sendiri masih sibuk di dapur dengan aktivitasnya memisahkan biji sirsak dengan kulitnya, wanita itu sesekali memberengut lalu mengomel. Dan ketika kembali mengingat tujuannya, maka dengan terpaksa pun melanjutkan membuat jus sirsak permintaan Lily dan Vian. Tanpa ia ketahui kedua manusia itu telah pergi, sama sekali tidak ada niatan menunggunya yang telah bersusah payah.

***

1
Tantri Tantri
mana ni update yg baru
Lisa Kusmiran07
lanjut
R4Z1
up lagi Thor
Lisa Kusmiran07
Kirana penuh siasat
Lisa Kusmiran07
semangat up
Lisa Kusmiran07
Lily jangan terpengaruh sama nenek lampir,
Lovely_88
Hahahaha lucu 2 org yg sama2 polos ternyata 😅😅 lily otw unboxing nih
Lisa Kusmiran07
semangat kak up nya
Nurwana
keren...
Lovely_88
Bertindaklah lbh cerdas lili licik dibalas ama licik li kerjain jg tuh emak tiri'y Vian biar kapok loe kan cerdas li 😅😅klo perlu bikin kyk vian jg tu emaknya biar idiot.
Nur Afifah
😁😁😅
Lisa Kusmiran07
lanjut kak,,lucu menghibur
Naaila Qaireen: Siap Kak, makasih dukungannya❤
total 1 replies
Nurwana
Lily mo dikadalin....
Nurwana
dasar Nenek lampir Thu Kirana... gara gara obat itu Vian berubah total.
Nurwana
hahahaha 😂😂😂😂😂
Nurwana
jgan sampai nhe Vian pura pura idiot deh....
Lovely_88
kapan up'y kakak 😊g sabar nih
Lovely_88
aduh jgn2 yg ngebuat vian kecelakaan tuh semoga lili bisa nolongin Vian syukur2 bisa ngebuka deh y busuk'y paman'y 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!