NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Kisah Cinta Ketua OSIS Dingin Dan Si Gadis Bar-bar'

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / ketos / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Arkana Rafandra Pramana, seorang ketua OSIS di sebuah sekolah bonafit. Ia memiliki wajah yang sangat tampan dan banyak diidolakan oleh kaum hawa. Di samping itu, ia adalah putra dari Arsenio Raymond Pramana, pemilik perusahaan nomor satu di Indonesia. Di saat hidupnya merasa damai, tiba-tiba dikacaukan oleh seorang gadis yang sangat bar-bar. Senja ... ya nama wanita itu adalah Senja. Seorang gadis manis yang merupakan adik kelas Arkana. Senja memiliki pribadi yang ceria dan mampu menarik perhatian seorang Arkana. Namun, sayangnya perjalanan cinta mereka tidak bisa mulus, karena Arkana dijodohkan dengan gadis bernama Hanna, putri dari sahabat papa dan mamanya. Arkana dengan sangat terpaksa menerima perjodohan, karena hutang budi, dimana mamanya Hanna pernah menyelamatkan nyawa mamanya Arkana. Arkana benar-benar dilema, terjebak di antara dua pilihan. Antara cintanya atau balas budi.Apakah, Arkana bisa bersatu dengan Senja? ataukah dia memang ditakdirkan berjodoh dengan Hanna?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cuek

Saat berjalan menuju kelas, tanpa sengaja Senja berpapasan dengan Arkana beserta ke tiga sahabatnya.

Senja pun seketika tersenyum ke arah kakak kelasnya itu. Namun, Arkana sama sekali tidak membalas senyum Senja dan malah membuang wajahnya ke arah lain dan melenggang pergi.

"Dia kenapa sih? Kenapa sikapnya bisa samaan seperti Adelia? Aku ada salah ya?" batin Senja, dengan kening berkerut.

"Kasihan deh, dicuekin. Makanya jangan besar kepala dulu, karena kemarin-kemarin Kak Arkana dan Adelia baik padamu," tiba-tiba dari arah belakang Senja, terdengar suara seorang perempuan yang sudah dikenal oleh Senja. Siapa lagi pemilik suara itu kalau bukan Hanna, gadis yang dari awal sudah tidak menyukainya.

Senja berbalik dan tersenyum sinis ke arah wanita rese itu. Tampak gadis itu tersenyum meledek ke arahnya.

"Apa aku terlihat peduli?" ucap Senja cuek, membuat Hanna menggeram.

"Tidak sama sekali. Kenapa? Ya karena aku sudah terbiasa. Tahu ya,kalau itu kamu. Mungkin kalau Kamu dicuekin sekali, kamu akan guling-guling, merajuk dan mogok makan. Sorry, aku tidak selemah kamu! Hatiku sudah terlatih untuk menghadapi segala hal yang terjadi, termasuk dicuekin. Itu mah kecil," lanjut Senja, mengejek balik.

"Kamu ...." Hanna mengangkat tangannya hendak memukul wajah Senja. Namun, tiba-tiba dia teringat kalau mereka ada di lokasi sekolah, dan dia harus menjaga imagenya sebagai perempuan yang lembut.

"Kenapa tidak jadi?" raut wajah Senja terlihat menantang.

"Awas kamu ya!" Hanna menggeram.

"Iya, aku awasin," sahut Senja, santai.

"Ihh," Hanna melakukan gerakan hendak mencakar wajah Senja. "Kamu beruntung ini ada di sekolah, kalau tidak, wajahmu tidak akan selamat dari cakaranku. Selamat kamu hari ini," lanjut Hanna.

"Hei, dengar! Justru wajah kamu mungkin yang tidak akan selamat! Bisa-bisa sia-sia kamu pakai skincare, kalau berani macam-macam denganku! Jadi sebaiknya kamu berpikir ulang sebelum bertindak yang aneh-aneh. Aku tidak selemah yang kamu pikirkan," bisik Senja, sembari berjalan melewati Hanna, yang mengepalkan tangannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sementara itu di lain sisi, tampak Ketiga sahabat Arkan saling silang pandang melihat sikap Arkana tadi pada Senja.

"Dia kenapa sih?" bisik Sabiru.

"Entah," Kevin mengangkat bahunya. "Coba kamu tanya dia," imbuhnya.

"Ka, kamu kenapa?" tanya Sabiru.

"Emangnya aku kenapa?" tanya Arkana balik.

"Kamu aneh hari ini. Senja tadi senyum dan mau menyapa kamu, tapi kamu langsung buang muka. Kamu dan Senja ada masalah?" tanya Sabiru lagi.

"Apanya yang aneh? Aku rasa tidak ada yang aneh sama sekali. Bukannya sikapku sudah terbiasa seperti ini? Sikapku ke Senja, sama seperti sikapku ke adik kelas yang lain, karena Senja tidak seistimewa itu harus mendapatkan perlakuan khusus. MOS sudah selesai itu berarti urusanku dengannya selesai. Urusanku sekarang hanya mengurus kegiatan OSIS," tutur Arkana sembari tetap mengajak tungkai kakinya untuk melangkah.

"Tapi kemarin aku lihat-lihat perlakuanmu pada Senja berbeda dengan perlakuanmu ke siswa baru lainnya,"

"Iya, benar. Kamu bahkan sampai mengajak dia makan di kantin berdua," Aldo buka suara menimpali ucapan Sabiru.

"Itu hanya kebetulan saja. tidak ada unsur lain," sahut Arkana.

"Tapi ___"

"Tidak ada tapi-tapi! Intinya, aku sama sekali tidak tertarik padanya. Jadi stop bicara tentang dia lagi!" belum selesai Kevin bicara, Arkana sudah menyela lebih dulu.

"Padahal, kita tidak bilang kalau kamu tertarik padanya, Lho. Kamu sendiri yang menyimpulkan," ujar Kevin.

Arkan terdiam, dan langsung mempercepat langkahnya.

"Eh, Ka, tungguin kita!" seru Sabiru sembari mengejar Arka, disusul oleh Aldo dan Kevin.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Senja masuk ke dalam kelasnya dan mengitari seluruh ruangan untuk mencari tempat di mana dia akan duduk.

"Permisi, apa aku boleh duduk di sini?" tanya Senja pada teman sekelasnya yang sengaja duduk di meja paling depan.

"Tidak boleh! Di sini sudah ada orangnya," sahut teman sekelasnya itu.

"Oh, Oke," ucap Senja. Kemudian, dia kembali melihat ke sekeliling mencari kursi kosong.

"Oh, itu ada!" batin Senja sembari melangkah menuju meja yang masih dihuni oleh satu orang.

Tanpa bertanya lagi Senja langsung meletakkan tasnya dan duduk.

"Eh, kamu jangan di sini! Ini sudah ada orangnya. Kamu cari tempat lain saja, sana!" usir Teman sekelasnya itu.

"Di mana orangnya?" tanya Senja.

"Sebentar lagi mungkin akan datang," sahut temannya tadi.

"Oh, berarti belum datang dong ya? Kalau begitu, kamu tidak punya hak melarangku duduk di sini. Siapa yang lebih cepat, dia yang dapat," ucap Senja, sama sekali tidak bergerak dari tempat dia duduk.

"Ihh, masalahnya aku tidak sudi duduk di dekat orang miskin seperti kamu," ucap murid perempuan yang dilihat dari name tag nya, bernama Cintya.

"Emm, apa aku terlihat peduli? Tidak kan? Kalau kamu tidak sudi, kamu punya hak untuk pindah," sahut Senja cuek dan santai.

"Aku lebih dulu duduk di sini, jadi aku punya hak untuk memintamu mencari meja yang lain, karena aku pasti tidak akan nyaman duduk di dekatmu," gadis bernama Cintya itu terlihat mulai geram.

"Who cares? Kamu tidak punya hak untuk mengusirku dari kursi yang sama sekali bukan hakmu. Di meja ini sama sekali tidak tertulis ada namamu dan sudah ditandatangani pemilik sekolah ini. Kalau kamu tidak nyaman duduk di dekatku, ya kamu tinggal pindah. Susah amat!" ucap Senja yang malah justru mengeluarkan bukunya.

"Ihh, kamu ya ...." gadis bernama Cintya itu meraih tasnya dan memilih untuk mencari meja lain. Sementara Senja tetap berusaha untuk tidak peduli. Padahal sebenarnya perasaan hati wanita itu benar-benar sedih.

"Ya, Tuhan, sampai kapan aku berpura-pura kuat seperti ini? apa segitu menjijikkannya aku, makanya untuk duduk di sampingku aja tidak ada yang sudi?" batin Senja menundukkan kepalanya, berusaha untuk tidak memperlihatkan kesedihannya.

"Senja, kamu harus kuat. Jangan lemah lagi! Jangan mau ditindas dan jadi down dengan sikap-sikap teman-teman kamu. Bukannya kamu sudah terbiasa mendapatkan penolakan seperti itu? Jadi seharusnya kamu kamu kuat kan? Ayo, angkat kepalamu dan tunjukkan kalau kamu wanita yang tidak mudah ditindas!" Senja memberikan semangat untuk dirinya sendiri. Dia pun mengangkat kepalanya.

Di saat bersamaan, tampak Adelia berjalan masuk dan melihat sekeliling untuk mencari tempat dia duduk. Matanya seketika berhenti di samping Senja yang kursinya masih kosong.

Sebenarnya masih ada kursi kosong tapi posisinya ada di paling belakang, dan Adelia sama sekali tidak suka duduk di kursi paling belakang.

"Haish, kenapa tadi aku harus lama-lamain di luar sih? Aku lupa kalau hari ini hari pertama masuk kelas, dan harus cari tempat duduk sendiri. Apa aku harus duduk di samping Senja ya?" batin Adelia.

Sementara Senja, berusaha untuk bersikap biasa saja. Gadis itu bahkan tidak berniat untuk memanggil Adelia untuk duduk di sampingnya.

Dengan langkah gontai, akhirnya Adelia memutuskan untuk berjalan menuju meja yang ditempati Senja.

Gadis berlesung pipit itu meletakkan tasnya dan duduk di samping Senja. Dua gadis itu sama sekali tidak terlibat pembicaraan apapun dan suasana itu benar-benar membuat keduanya merasa tidak nyaman.

Tbc

Zhao Lusi as Senja

Terry Liu as Arkan

1
Adelio Pratama
ibu dan anak sama aja kelakuannya..Hanum emang gak berubah.iri dengkinya
Yani Samani
Kecewa
Yani Samani
Buruk
Ali Khasan
Luar biasa
Susi Siregar
Kecewa
Susi Siregar
Buruk
Susi Siregar
aku suka cerita x
Nayla Sasha
bau* hanna ini 11 12 sama dngn emaknya tukang ngintilin arkana
🌹Mariana 🌹
Luar biasa
Nayla Sasha
Hanna mngkin anaknya hanum sana daren kahh thorr
Aras Diana
Luar biasa
Alifah Azzahra💙💙
Besar kepala nih Keysha ceritanya🤣🤭
Alifah Azzahra💙💙
Bagus senja🤭 sekalian kamu jaga jarak dlu dengannya agar dia menyesal 🥰
Alifah Azzahra💙💙
Kalau aku boleh kasih saran sih mending kamu jaga jarak dlu deh sama Adel dan Arkana itu senja
Sri Hartati Sinaga
Kecewa
Sri Hartati Sinaga
Buruk
Liya Faradiba
sambil nangis AQ baca nya 😭😭😭
Indah Setyorini
Luar biasa
Alifah Azzahra💙💙
Senja sikapmu bikin aku senyum dan jga mewek😭
Alifah Azzahra💙💙
Kasian banget kamu Senja😭biarpun dalam keadaan lapar kamu masih bisa tersenyum 😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!