TAKDIR YANG MEMBAWAMU KEMBALI

Jonathan tampak salah tingkah setelah mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Siska. Pria itu tersedak dan lantas meminum minuman di depannya sampai tandas tak tersisa, sebab entah kenapa tiba tiba saja tenggorokannya merasa sangat kering dan tak ada satupun yang bisa ia ucapkan ketika melihat wajah Siska.

"uhuk uhuk, apa maksudmu? Apa yang kau katakan? aku tak mengerti" ucapnya yang membuat Siska pun kembali menyantap makanannya dengan cepat, tanpa memperdulikan apa yang di katakan oleh

"tak perlu ku jelaskan, kau pun pasti sudah paham. aku hanya berbicara omong kosong saja padamu karena cemburu, jadi tak perlu terlalu di pikirkan" jawab Siska yang membuat Jonathan pun sedikit lega.

"jangan berkata seperti itu lagi sayang. Sungguh aku tak suka. Kamu cemburu pun aku ikhlas, hanya saja bercandamu itu sedikit kelewatan" sambung jonathan yang membuat Siska menatapnya dengan datar

"jika sudah makannya, jangan lupa tutup kembali makanannya. Aku mau ke belakang dulu ya mas, ngambil dulu camilan" izin Siska pada jonathan yang tampak menganggukan kepala.

Pria itu tentu saja merasa lega, dengan apa yang di katakan oleh istrinya. Mengingat dia baru saja hampir ketahuan, memilih anak di luar nikah dengan wanita lain yang ia kenal sebelum menikah dengan siska, hingga ia pun tampak terdiam sejenak seraya mengelus dadanya.

Jonathan merasa ini sungguh sangat bahaya' dan juga tak bisa di biarkan lama lama. sehingga berharap Nadin menghubunginya, agar bisa bernegosiasi untuk menyembunyikan identitas anak itu dari Siska sebab ia takut kehilangannya.

Hanya saja jonathan pun lupa jika Nadin hanyalah wanita biasa, yang punya hati dan juga perasaan, sehingga ia pun masih berharap jika Jonathan akan menerimanya menjadi istri keduanya, walaupun ia tak pernah ingin Siska sakit hati karenanya ataupun mencela anaknya yang merupakan hasil dari hubungan di luar nikah

Jonathan menghentikan aktivitas makannya dan mulai bersiap untuk menutup makanan di depannya. Hanya saja tiba tiba ponselnya berbunyi dengan nyaring, dan saat ia melihatnya, hanya ada nomor yang tertera di layar ponsel tersebut. Yang membuat pria itu pun mulai yakin jika yang menelponnya kali ini adalah Nadin dan ia berusaha menghubunginya.

Jonathan dengan cepat mengangkat telponnya dan berbisik bertanya siapa sang penelpon tersebut, agar tak di ketahui Siska tentunya. Hingga saat seseorang di balik telpon sana mulai menjelaskan identitasnya, pria itu pun seketika celingukan. Mencari tempat yang akan yang bisa di gunakan untuk menghubungi wanita tersebut.

"hallo mas ini aku Nadin..ini nomorku, kau bisa simpan jika kau penasaran dengan tumbuh kembang anakmu" ucap wanita itu dengan pelan.

"ah ini kau nad. Syukurlah kau menelpon sekarang. oh ya jangan telpon aku ya, jika bukan aku yang memintamu. Aku takut jika Siska cemburu dan salah paham denganmu. Sehingga kuharap kau mengerti keadaanku, dan menunggu aku mengabarimu jika ingin berbicara dengan Cia. oh ya dia sedang apa? Apa dia sudah makan? Besok aku akan belikan mainan, sekaligus beli ponsel baru untuk menghubungi mu..kamu tulis saja alamat rumahmu, biar nanti aku hubungi kamu" ucap Jonathan dengan cepat, tanpa melepaskan pandangan, dari tempat dimana Siska pergi sebelumnya..

"Cia sudah makan mas. Dia saat ini tengah tidur. Nanti aku kirim alamat rumahku dan ku harap kamu tak memberitahu Siska karena aku takut dia malah merusak mental anakku dan takut jika dia salah paham dengan hubungan kita. Kita hanya ingin berhubungan karena ada cia diantara kita. Sebab aku telah lelah menghadapi sikapnya yang selalu saja mencari ayahnya. Kalau begitu aku pamit dulu ya mas. Terimakasih"

Tuttt

Tuuuttt

Sambungan telpon telah terputus dan Jonathan mulai memutar otaknya untuk bisa lepas dari pengawasan Siska untuk membeli ponsel baru untuknya .

Jonathan memang memiliki banyak uang, sehingga tak sulit untuknya jika ingin ponsel baru di tangannya. Meskipun mendadak ataupun secara terburu buru membelinya karena ia bisa melakukan apapun dengan uang yang ia punya. Dan tekad untuknya menjalin hubungan dengan putrinya sudah bulat, sehingga tak memperdulikan perasaan istrinya yang tentunya pasti akan sakit jika mengetahui perbuatannya.

Jonathan berpikir jika ini Memang kesalahan dia dan juga Nadin di masa lalu tanpa berpikir panjang saat itu. Namun Cia yang menjadi anak dari mereka tak salah apa aapa, sehingga tentunya harus mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya..tanpa jonathan curigai apakah gadis kecil itu benar anaknya atau tidak.

Setelah pria itu melihat wajah anak itu secara seksama yang sangat mirip dengannya, dan tanda lahir Yanga anak itu punya persis seperti dirinya.

"aku harus sembunyikan ini dari Siska, karena jika sampai ia tahu. Pastinya aku akan celak" gumam pria itu pelan, seraya mulai memasukan Kemabli ponselnya ke dalam saku celananya..dan kini ia pun mulai mencari referensi ponsel yang cocok untuknya, meskipun ponsel itu akan ia gunakan sesekali saja.

Jonathan Kembali teringat akan masa lalunya. saat saat dimana Nadin pergi begitu saja dari kampusnya tapa memberitahunya ataupun teman temannya jika ia tengah mengandung anaknya.

Dan Jonathan pun sekarang merasa bersalah pada nadin karena wanita itu mengalami masa kehamilan yang pastinya penuh dengan tekanan serta gunjingan dari orang lain, tanpa ada kekuatan ataupun support yang di berikan olehnya yang menjadi pelaku kehamilan itu sendiri. Sampai sampai Jonathan pun mulai menangis kala membayangkan wanita itu mungkin di usir oleh orang tuanya dan Di caci maki oleh mereka. Tanpa Jonathan pun pikirkan apa perasaan Siska saat tahu nanti hal ini. Yang jauh lebih sakit dari apa yang mereka telah alami..

Jonathan dan Nadin melakukannya karena dirinya sendiri tanpa paksaan satu sama lain. Sedangkan Siska yang tak tahu hal ini tentu saja menjadi korban dari kebohongan yang sekarang tengah di sembunyikan oleh suaminya dan wanita di masa lalu pria yang menjadi imam di pernikahannya. Dan hal itu jelas saja pasti akan menyakitkan jika sampai ia mengetahuinya.