Hanya segelintir kisah dari jeon jungkook si single mom yang berusaha melawan kenangan buruk masa lalu bersama dengan sosok gadis kecil nya yang kini bahkan sudah bisa menjadi pembela nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon seanjeon01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Jungkook sebenarnya bukan mendukung yeri dan jaemin atau apapun, dia hanya mencoba membuat anaknya sadar kalau jaemin itu mencintanya namun jungkook kasian pada jaemin karena anak semata wayangnya ini benar benar tidak peka. Dan sebenarnya shine juga menyukai jaemin hanya saja dia tidak bisa mengartikan perasaan itu selain persaan adik pada kakaknya.
Sementara jaemi di balik pintu hanya bisa bertanya tanya maksud pembicaraan jungkook tadi. Hukuman apa maksudnya dan lagi urusan serta jahat apa maksudnya itu fikirnya. Tidak mau terlalu memikirkan itu jaemin memilih mengetuk pintu kamar shine seolah olah baru datang.
"masuk" ujar jungkook. Tampak jaemin yang melongokkan kepala nya.
"ahh oppa fikir shine masih tidur" ujar jaemin basa basi dan bertingkah seolah tidak mendengar apapun. Jaemin melirik shine dengan pandangan yang entah apa artinya.
"ekhem oppa sudah makan" Tanya shine ahirnya. Jaemin tersenyum lalu mengangguk
"sudah. " jawab jaemin lalu mendudukkan diri di kursi meja belajar shine. Jungkook tersenyum saat shine menerima suapan terahirnya lalu memberikan minum.
"mom kebawah dulu ya, mom mau meletakkan ini" ujar jungkook setelah mengecup kening shine jungkook keluar dari kamar shine meninggalkan shine dan jaemin berdua. Shine mengambil ponselnya lalu bermain di media social miliknya, hanya mengalihkan dari jaemin.
"shine"
"hmm"
"oppa mau Tanya, kenapa shine seperti tadi saat ada yeri" shine berhenti menggerakkan jarinya lalu menatap jaemin sepenuhnya.
"oppa suka pada yeri?" jaemin terkekeh.
"siapa yang tidak menyukai gadis seperti yeri, dia anak yang baik dan cukup friendly. Oppa juga nyaman padanya dia teman pertama oppa di sekolah." Jawab jaemin dia memperhatikan respon shine dan melihat respon shine jaemin jadi tersenyum.
Shine salah mengartikan senyum jaemin, dia berfikir senyum jaemin itu karena jaemin tersenyum mengingat yeri. Shine hanya bisa menghela nafas. Lalu mengangguk shine berfikir ada benarnya juga perkataan mommy nya tadi. Yeri hanya berurusan dengannya dan mommynya bukan dengan jaemin dan selain dia dan mommynya.
"baiklah terserah oppa, aku juga tidak punya hak untuk melarang oppa dekat dengan siapa saja kan. Tapi yang perlu ku lakukan hanya mengingatkan oppa kalau wanita itu, wanita bukan gadis, itu tidak sebaik yang oppa lihat, oppa baru sehari di sana jadi oppa tidak akan tau banyak hal. Jadi cari tau dulu wanita itu sebelum oppa menaruh hati makin jauh pada orang itu. ahh dan satu lagi, yang ku tau yeri itu salah satu orang yang sudah terjangkit HIV/AIDS. Hanya sekedar info" raut wajah jaemin berubah.
Dan lagi lagi shine menyalah artikan, shine berfikir jaemin kecewa karena dia tidak menyetujui jaemin dengan yeri hingga mengatakan keburukan yeri. Namun sebenarnya dia terkejut mendengar yeri di usia yang masih muda sudah terjangkit virus berbahaya itu.
Sret
Jaemin menoleh saat shine keluar dari selimutnya menuju kamar mandi tanpa mengatakan apapun pada jaemin. Jaemin sendiri hanya bisa menghela nafas karenanya.
.
.
.
Taehyung baru saja pulang dari kantor. Dia membawa kantong di tangannya yang berisi beberapa makanan dan bahan makanan lainnya. Dia tersenyum saat melihat sang ibu tengah duduk di sova sambil menonton. Wajah ibunya sudah jauh lebih baik dari beberapa hari lalu.
Chup
Baekhyun terkejut saat merasakan kecupan di pipinya. Menoleh dan mendapati sosok tegap anak nya dengan mengulurkan kantung padanya.
"tae, kau sudah pulang nak"
"ya bu, ini tae beli makanan untuk kita dan beberapa bahan masakan" ujar taehyung. Baekhyun mengambil alih kantong itu dan menyiapkannya.
"biar ibu siapkan, kau pergilah mandi dulu, nanti kita makan sama sama" taehyung mengangguk.
"anak itu di mana bu?"
"ahh yeri belum pulang, dia akan pulang jam 9 nanti, dia mendapat kerja paru waktu di sebuah mini market yang tidak jauh dari sini" ujar baekhyun.
"baguslah kalau dia sadar diri" ujar taehyung lalu berjalan menuju kamarnya dan bersiap untuk mandi. .
.
.
Seperti biasa jaemin pergi sekolah dengan kedua orang tuanya dan shine juga jungkook. Mereka akan di antar sampai gerbang sekolah. Hubungan jaemin dan shine sudah lebih baik dari semalam. Jadi mereka sudah kembali seperti semula sepertinya.
Setelah berpamitan dan saling cium keduanya masuk ke area sekolah. Jaemin dan shine berjalan beriringan. Kini arena sekolah sudah sedikit ramai dan yeri juga sudah datang.
"yeri" panggil jaemin saat melihat yeri berjalan di depannya dan shine.
Shine hanya bisa menghela nafas melihat jaemin tersenyum kecil pada yeri. Dia merasa ada sedikti rasa cemburu di hatinya namun dia mengartikan kalau cemburu itu karena dia melihat jaemin tersenyum selain padanya adik jaemin itu.
"eoh jaem? Sudah sampai?"
"kalau sudah ada di sini artinya sudah sampai. Pertanyaan tak bermutu" gerutu shine yang tentu saja di dengar oleh jaemin da yeri.
"shine" tegur jaemin, shine menoleh pada jaemin dan menaikkan sebelah alisnya.
"apa?"
"kenapa kau sepertinya tidak suka sekali pada yeri?" Tanya jaemin dan nadanya mulai berubah. Semua yang ada di koridor menatap penuh tertarik pada pertunjukan di depan mereka.
"tentu saja, bukankah kemarin sudah ku katakana aku tidak suka oppa bergaul dengan orang ini. Apa oppa mendadak lupa. "
"shine" peringat jaemin lagi.
"apa? Oppa tidak tau apa apa jadi tidak perlu kelewat batas padaku."
"shine, oppa tidak tau apa yang yeri perbuat pada mu, tapi tolong jangan berlebihan seperti ini. " shine terkekeh miris. Berlebihan katanya.
"ini tidak berlebihan oppa. Ini bahkan belum setimpal. "
"oppa tidak tau kalian ada masalah apa tapi jangan seperti ini di depan oppa shine, oppa tidak suka"
"waah ini pertama kali oppa membela orang lain di depanku. Baiklah, terserah oppa. Aku hanya memperingatkanmu. Semalam sudah ku beri tahu bukan. Dan kau jalang, jangan beri pengaruh buruk ada oppa ku. Kalau kau tidak mau ku buat makin menderita. Kau tau akau sangat mampu melakukan itu bukan hmm, jadi jangan abaikan peringatanku ini kalau-"
"SHINE" shine terperanjat mendengar suara tinggi jaemin. Wahh dia di bentak.
Tanpa sadar mata shine mulai berkaca kaca. Ini pertama kalinya shine di bentak jaemin. Selama ini semarah dan sekesal apapun jaemin padanya jaemin tidak pernah meninggikan suara padanya. Jaemin lebih memilih mendiami shine dan meredam emosinya dulu baru kembali bicara pada shine.
"o-op-oppa?" shine menatap jaemin tidak percaya dan jaemin membola karena tidak sadar membentak shine.
"shi-" baru saja jaemin hendak bicara shine sudah berbalik keluar dari sekolah, dia menelpon sang mommy untuk menjemputnya. Shine menunggu sekitar 10 menit di gerbang bahkan jaemin tidak mengejarnya fikir shine. Dia jad makin sedih jadinya.
.
.