Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menuduh
"Apa kamu bilang Des? Kamu gak punya uang? Kemana semua uang gaji suami mu? Terus hasil jualan online shop mu kamu kemanain?? " tanya mama Susi heran
"Maaf ma, semua Ades pake buat jajan. Ades juga sering pake periksa USG" ucap Ades
"Semua nya? Gak ada yang kamu simpan? Kamu pake semua untuk makan? Bukankah selama ini beras mu di belikan sama mertua mu?" memang setelah memutuskan untuk mandiri kebutuhan Ades memang banyak yang di belikan oleh orang tua Raka termasuk beras kadang juga di belikan ikan atau pun telur
"Gak tau ma, Ades cuman pake buat makan sama jajan saja" Ades sangat sangat boros tapi sifat boros ya itu tidak pernah mendapatkan konplainan dari sang suami, Malah seringnya di dukung sama Raka.
Terlebih lagi Ades selama kehamilan susah makan, setiap makanan yang masuk ke dalam mulutnya belum juga sampai di tenggorokan makanan itu sudah keluar lagi
"Astaga Ades... mama tidak pernah mengajari mu untuk boros,dari dulu selalu mama tekankan simpan ketika punya uang" mama Susi tidak habis fikir kenapa Ades sangat boros padahal dulu kalau di kasi uang untuk jajan pasti selalu di sisihkan.
Di belakang layar mama Susi tidak tau bagaimana perasaan Ades, Ades selalu di tuntut untuk hemat terus. Ketika di kasi uang jajan selalunya ngomong sisain jangan habiskan semua. Setelah menikah Ades baru bisa merasaakan semua kenikmatan itu, mulai makan ini, makan itu jajan ini dan jajan itu pokoknya semua.
"Kamu juga gak ada tuh ngasih atau beli in mama atau bapakmu sesuatu. Apa jangan jangan semua uang mu kamu kasi ke mertuamu. Dasar anak durjana masa mama gak di bagi" untungnya ibu mertua ada di dapur jadi apa yang mereka bicarakan tidak di dengar olehnya
"Ma, mama ngomong apa? Jangan menuduh mertua ku ma, ini semua murni aku dan mas Raka yang habisin" tentunya Ades berkata jujur memang uangnya habis oleh nya
"Cihhh,des, mama tau sifat kamu mama juga tau gimana pintarnya kamu dulu menyimpan uang ketika mama kasi jajan" mama Susi mendecih tidak percaya omongan anaknya
"Ades tidak bohong ma, semua nya memang Ades yang habisin. Dulu waktu sekolah Ades menahan semua ma, menahan tenggorokan Ades untuk beli ini dan itu. Saat teman teman ades minum nya es teh Ades cuman minum air putih itupun bawaan dari rumah" Ades menjeda ucapannya
"Teman teman Ades biasanya jajan mie siram, gorengan sampai beberapa. ribu Ades cuman makan gorengan 2 atau bawa cemilan yang seharga seribu rupiah dari jualan mama" lanjutnya lagi
"Kenapa Ades memutuskan keluar dari rumah mama dan memutuskan mandiri? Alasan utamanya memang karena mas Raka, mama mau tau alasan lainnya apa? Yah karena Ades tidak ingin di campuri pemasukan mas Raka, Ades belajar dari pengalaman melihat mbak Ika ma" mata Ades berkaca kaca ketika mengutarakan semua isi hati nya baru kali ini Ades berani
"Kamu tau sendiri kan Des kalau bapak mu itu tidak ada pemasukan sama sekali, kamu juga pasti tidak lupa kan kalau bapak mu itu stress? Makanya mama mikirin semua pengeluaran apalagi kamu masih punya adik"
Bapak Ades memang punya penyakit "STRESS" alias sering bicara sendiri, ngamuk tidak jelas, sering tidur di trotoar. Mama Susi berjuang sendiri untuk menghidupi ke empat anaknya, makanya semua harus di fikirkan
"Ma, Ades ngerti ades juga paham. Tapi uang 2000 mana cukup ma? " kalau hidup di jaman dulu mungkin akan cukup tapi di jaman sekolah Ades dulu paling murahnya cuman 500rupiah
"Mana Ades juga harus naik angkot. Mama pernah gak ngasih Ades uang lebih buat angkot? Gak kan? Malah Ades pernah jalan kaki pulang sekolah karena uangnya gak cukup " uang dua ribu di pake untuk sehari bayar angkot 1000 jadi sisa 1000
"Mama kan sudah bilang gak usah bayar angkotnya, biar nanti mama sendiri yang bayar tiap bulan toh itu punya om kamu juga" yang di katakan mama Susi benar yang punya angkot itu masih keluarga sendiri
"Tapi pernah gak mama bayar om untuk angkot Ades? yang ada malah nunggak sampai 2 bulan ma, Ades malu karena mama belum bayar waktu itu" mama Susi sering menunda membayar karena di fikiran nya yah karena kan keluarga jadi gak apa apa kalau gak di bayar
Padahal itu salah, keluarga juga butuh makan butuh bayar sekolah anaknya dan lain lain. Semua itu butuh uang bukan bayar pake daonnnn
"Alahhh kamu aja yang lebay Des, toh dia juga gak pernah nagih ke mama tuh" membela diri agar tak di salahkan
"Bukan gak pernah tapi mama sendiri menunda bilangnya besok lah, lusa lah, bulan depan sampai akhirnya om juga capek nagih terus" om nya memang tidak pernah mempermasalahkan itu, kadang malah nungguin Ades keluar dari gerbang biar bisa sekalian
Tapi Ades selalu menghindar karena merasa malu dan gak enak harus naik tapi gak bayar.
"Udahlah Des, kok malah bahas mama. Yang ini yang mama mau bahas itu kenapa kamu boros banget? Sampai sampai gak punya simpanan sama sekali? " mama Susi mengalihkan
"Mama gak tau kalau Ades rutin periksa, beli vitamin, obat, harus suntik ini itu" Ades tidak berbohong karena memang pernah keguguran jadi Ades dan Raka jadi parno kalau ada apa apa.
Selama kehamilan juga Ades sering mengalami keram perut, susah makan, mual terus menerus, gak ada tenaga sama sekali. Ades juga harus suntik penguat kandungan takut kalau ada apa apa.
"Kamu aja yang parno an, dulu mama gak pernah tuh USG segala, gak minum vitamin tapi buktinya kalian sehat sehat saja sampai sekarang"
"Ma, dulu beda sama sekarang. Dulu jarang ada yang jualan ini itu kalau sekarang sudah banyak, terus Ades juga periksa yah Ades kan pernah kehilangan anak jadi harus sering sering periksa ma" Ades masih terus menjawab mama nya
"Ngomong aja kalau memang duit mu itu di habiskan sama mertua mu itu" tuduh mama Susi
"Kalau ngomong itu di jaga,... " terdengar suara dari arah luar kamar yang terdengar sangat marah
