Kupikir aku akan bahagia menikah dengan seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh atletis tenyata tak bisa memberikan kenikmatan di ranjang.
Pria itu impoten dan mempunyai keanehan lain saat berada di ranjang.
Aku merasa kecantikan dan kemolekan tubuhku tak berguna. Hanya saja ia sangat baik dan loyal padaku. Semua hartanya yang banyak itu bebas aku gunakan yang penting ia puas menyiksaku.
Aku tidak tahu apakah aku akan bertahan atau memilih mencari kebahagiaan lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Hukuman Untukmu
"Keluar!" titah Arjuna dengan suara menggelegar. Tatapannya tampak sangat terluka. Ia nampak sangat hancur.
"Mas?" Mayangsari berusaha mendekat lagi dan ingin memberikan pelukan pada pria itu. Akan tetapi Arjuna mengangkat tangan kanannya menolak. Ia tak ingin dikasihani.
"Pergilah. Kalau kamu ingin pergi bersama dengan kekasihmu itu maka pergilah. Aku tak akan melarang kamu lagi."
"Mas?!" Mayangsari merasakan tenggorokannya tercekat. Ia juga merasa sangat sakit dengan apa yang dialami oleh suaminya.
"Pergi!" teriak Arjuna kemudian jatuh berlutut.
Mayang Sari menghela nafasnya berat kemudian segera keluar dari ruangan itu. Sungguh, hatinya sedang sama sakitnya dengan sang suami saat melihat tatapan mata pria itu yang tampak sangat terluka.
Tempat tidur dan juga bantalnya sangat ia butuhkan sekarang untuk menumpahkan airmata dan kesedihannya.
"Ibu?" ucapnya pelan seraya menyusut airmatanya. Ia jadi ingat perkataan ibunya kalau suaminya itu harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum ia mencoba memberikan minyak urut untuk tongkat pria itu.
Handphonenya segera ia raih dan menghubungi dokter Max, yang sudah ia buat janji konsultasi saat ia berada di dalam taksi.
Saat ini, Ia sedang ingin meminta petunjuk pada dokter itu tentang keadaan suaminya yang tampak semakin terpukul akibat kedatangan Han beberapa saat yang lalu. Dan ia yakin sekali semua ini ada hubungannya dengan perkataan Han tentang kata Impoten itu.
Sambungan telepon itu pun terhubung.
"Halo dok. Selamat sore, saya MS yang sudah membuat janji konsultasi beberapa saat yang lalu dengan anda," ucap Mayang Sari seraya menyebutkan inisial namanya.
"Ah iya Bu. Ada yang bisa kami bantu?" balas dokter itu dari ujung sambungan.
"Begini dok. Suami saya katanya mengalami disfungsi ereksi dan sepertinya ia sangat terpukul dengan keadaannya itu."
"Kok katanya ya Bu? Apa ibu belum pernah merasakannya sendiri? Atau itu hanya perasaan suami ibu saja?"
Mayangsari terdiam. Ia juga bingung dengan keadaan suaminya itu. Karena ia juga belum pernah melihat dan merasakan tongkat ajaib yang katanya impoten itu. Jadi ia tidak tahu bagaimana menjelaskannya.
Karena wanita itu hanya diam saja, akhirnya dokter Max yang berinisiatif untuk menjelaskan, "Halo Bu. Disfungsi ereksi adalah kondisi yang dapat menurunkan rasa percaya diri bagi kaum pria. Kondisi ini akan mempengaruhi hubungan seksual dengan pasangan dan bisa menjadi salah satu tanda adanya penyakit tertentu."
Mayangsari manggut-manggut seolah-olah lawan bicaranya itu mendengarnya.
"Saat seseorang mengalami gejala disfungsi ereksi (DE), maka orang itu dapat menyebabkan depresi, stres, dan harga diri rendah."
"Nah itu dia dokter masalahnya. Suami saya sepertinya sedang sangat terpukul sekarang ini."
"Iya Bu. Walaupun termasuk gangguan seksual yang paling umum pada pria, sayangnya banyak orang menganggap remeh dan merasa tabu untuk membicarakannya. Padahal jika terlambat menyadari tanda dan gejala awal disfungsi ereksi, penanganan pun juga ikut terlambat."
Mayangsari berubah tegang dan juga khawatir. Ia takut kalau-kalau suaminya itu tak bisa disembuhkan.
"Kalau begitu coba ibu pahami dulu penyebab suami ibu hingga mengalami disfungsi ereksi ini."
"Iya dokter."
"Apakah suami ibu kecanduan alkohol? Merokok? Atau diabetes?"
Wanita itu terdiam kembali. Sungguh, ia merasa tidak mengenal suaminya. Ia tidak tahu kebiasaan suaminya itu.
"Saya tidak tahu dokter. Maaf."
"Gak apa-apa Bu.
"Yang paling aman untuk mengobati impotensi yaitu dengan melakukan perubahan gaya hidup dengan mengonsumsi makanan untuk mengatasi disfungsi ereksi seperti daging organik, ikan berlemak, tiram, ABC (Apel, Berry, dan Cherry), hingga pisang."
"Oh iya dokter terimakasih banyak."
"Selain itu, suami ibu bisa melakukan psikoterapi yang dapat membantu ketika ada kondisi psikologis yang mendasari seperti kecemasan atau tantangan hubungan."
Mayang Sari tersenyum seolah-olah sang dokter bisa melihatnya.
"Gejala seperti libido rendah berarti memiliki penurunan minat dalam keintiman seksual.
Eja kulasi dini ketika eja kulasi terjadi terlalu cepat setelah pe netrasi.
Ejakulasi tertunda saat ejakulasi membutuhkan waktu lama setelah penetrasi.
Anorgasmia ketika tidak dapat orgasme meskipun sudah mendapatkan rangsangan seksual. Kalau semua gejala itu ada pada suami ibu, sebaiknya menemui dokter, terutama terjadi selama 3 bulan atau lebih untuk mendapatkan perawatan yang tepat."
"Iya dokter. Semoga suami saya ada kesempatan untuk itu."
"Iya Bu. Sebaiknya diusahakan ya agar bisa segera ditangani."
"Iya dokter makasih banyak. Tapi suami saya bisa sembuh 'kan dokter?" tanya Mayang Sari dengan wajah meringis.
"Semoga saja Bu. Apalagi kalau suami ibu tidak merokok dan mengonsumsi alkohol serta tidak mengidap penyakit yang parah saya yakin bisa sembuh kok. Yang penting ibu mau membantunya terutama untuk membangun rasa percaya dirinya."
"Cara paling mudah untuk mengatasi disfungsi ereksi adalah dengan minum obat yang mengandung PDE5 yang akan memberikan efek merilekskan otot dan meningkatkan aliran darah di dalam tubuh. Walaupun instan, tetapi sebaiknya obat tidak dikonsumsi sembarangan terutama bagi pria yang memiliki masalah jantung, diabetes, tekanan darah sangat rendah, atau kondisi medis lainnya."
"Ah iya dokter."
"Dan ingat Bu. Usahakan untuk tidak meninggalkan suami ibu. Pria yang mengalami seperti gangguan seperti itu butuh dukungan moril. Jadi ibu bisa rajin memberikan perhatian dan mungkin rangsangan untuk membangkitkan gairahnya."
"Iya dokter. Kalau yang itu sih memang tugas saya, hihihi." Mayang Sari tertawa cekikikan.
"Nah, itu bagus Bu. Lanjutkan dan harus semangat agar kegiatan ranjang ibu bisa berkualitas."
Mayangsari merasakan semangatnya terbakar lagi. Ia pun menutup acara konsultasi itu dengan senyum diwajahnya. Setelah itu ia pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Ia harus mempersiapkan dirinya untuk mengobati suaminya itu karena ia sudah terlanjur cinta.
Sementara itu, Arjuna masih saja merutuki kesedihannya. Ia tak suka pengkhianatan. Om Dimas yang selama ini sangat dekat dengannya ternyata telah membunuhnya perlahan. Sedangkan istrinya sendiri berani bertemu lagi dengan kekasihnya di belakangnya.
"Aaargh!" Pria itu berteriak keras seraya memukul lantai.
"Apa salahku pada kalian semua!" Teriaknya lagi dengan suara pilu. Setelah itu ia pun berdiri dari posisinya dan segera ke kamar Mayang Sari. Ia harus melakukan sesuatu pada wanita itu.
Menghukumnya dengan menceraikannya mungkin akan ia lakukan.
Ia sudah pasrah dengan nasibnya. Ia berpikir untuk hidup sendiri saja di dunia ini tanpa orang-orang yang mengkhianatinya.
Ia mencari Mayang Sari tapi tak menemukannya di dalam kamar itu. Akan tetapi ia melihat pakaian wanita itu teronggok di depan kamar mandi, jadi ia yakin wanita itu pasti ada di dalam sana.
Dan memang benar adanya, wanita itu ternyata sedang berada di dalam kamar mandi setelah lelah menangis dan mempunyai semangat baru. Ia merendam dirinya di dalam bathtub yang ia isi dengan air hangat. Ia perlu menyegarkan tubuhnya yang terasa gerah dengan keadaan.
Arjuna membuka pintu kamar mandi itu dengan emosi tertahan. Ia ingin berjumpa langsung dengan istrinya itu dan memutuskan hukuman apa yang akan ia berikan.
"May?!"
"Mas?!"
🌺
*Bersambung.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?