Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Alya menelpon Citra dan mengajaknya untuk makan diluar.
“Ayolah Cit, kita bertiga aja sama Shina kalau Laras gak di ajak! masa kamu tega sih gak datang,“ bujuk Alya.
“Tapi Al-“
“Sudah gak tapi-tapian, aku jemput yah tunggu kamu dirumah.“
Alya langsung mematikan telponnya sepihak.
"Moga aja dia mau," gumam Alya lalu bersiap ingin keluar.
Sedangkan Citra memijit keningnya yang terasa berat akan bebannya saat ini.
"Duh gimana yah," kata Citra dengan lesu.
***
Shina dan Oma Ratna sudah siap.
"Ini Shani kemana ko lama yah," gumam Shina.
"Masih mempercantik diri kali," sambung Oma Ratna.
"Lama banget, biasanya juga enggak."
"Kan, siapa tahu."
Shina mengangguk saja.
Tidak lama kemudian Shani datang dengan penampilannya dan itu membuat Shina dan Oma Ratna kaget dan tepuk jidat.
"Shaniii."
Shani yang melihat melihat ekspresi dua wanita yang disayanginya ini hanya mengangkat alis.
"Kenapa?" tanya Shani kebingungan.
"Kamu cewek loh sayang, kok pakai itu Nak."
Shani menelisik dirinya sendiri.
"Normal kok Mi, apanya yang salah.
Shina menepuk jidatnya kembali.
"Aduuuuh," kata Shina dengan peningnya.
"Mami kenapa? Mami kenapa sih Oma?"
"Penampilan kamu itu loh kayak cowok, kamu gak pakai dress?"
"Nyaman kaya begini Oma, kalau pakai dress Shani gak nyaman."
"Tapi kamu, kan cewek." Shina berujar.
"Ya gak papa dong Mi," sahut Shani.
"Ya tapi, kan-"
"Itu ponsel kamu bunyi," kata Oma Ratna.
Shina langsung mengangkat.
"Alya," kata Shina melihat nama kontak yang menelponnya.
“Hallo Al, ada apa?"
“Aku sama Citra mau sampe nih di restoran, kamu dimana?“
“Oh iya, ini bentar lagi berangkat kok.“
“Ya sudah kita ketemuan di resto aja.“
“Ok.“
Shina mematikan ponselnya dan menghela nafasnya.
"Ya sudah sayang kalau kamu enaknya dengan pakaian begitu, ayo kita berangkat."
"Ayo," kata Oma Ratna menggandeng tangan Shani.
***
Sekitar 10 menit, Shina sampai di restoran.
"Hay Al," sapa Shina.
"Hay juga, wow ... bawa dua pasukan yah."
"Iya nih, sekalian mau makan malam juga."
"Tambah bagus biar makin rame gitu."
"Citra mana? katanya tadi sama Citra, kan."
'Hah! Citra,' batin Shani.
"Oh itu, ke toilet tadi dia."
Tidak lama kemudian Citra datang.
"Maaf ya semuanya," kata Citra kemudian menengok ke arah Shani.
'Anak ini,' batin Citra.
Shina yang melihat Citra yang memandang Shani langsung memperkenalkannya.
"Ini loh Cit, anakku! sayang kenalin ini temen Mami namanya Citra jadi kamu harus panggil Tente Citra yah. Cita, anakku Shani Miziana William."
Tanpa Shina sadari sudah memberitahu marganya.
"Hah!" kaget Alya.
"Kenapa Al, biasa aja iya aku tahu anakku cantik tapi gak kaya gitu juga."
"Tunggu! Shin, tadi kamu bilang Shani Miziana William. Hemmm ... kamu istrinya Antoni William yahh?" tanya Alya lagi.
"Opsss." Shina menutup mulutnya.
Sedangkan Oma Ratna hanya geleng-geleng kepala.
"Dasar bodoh!" gumam Oma Ratna yang hanya bisa didengar telinganya sendiri.
Citra menjabat tangan Shani.
"Citra."
"Shani Tante."
Saat Shani menjabat tangan seolah-olah ada getaran listrik yang dirasakan Citra.
'Shaniku, apa dia Shaniku ah rasanya tidak mungkin!' batin Citra.
'Mama, ini Shani Arizaya Ma tapi ... Mama dah bikin aku kecewa!' batin Shani juga.
Shina hanya gigit bibir bawahnya.
"Ish pantesan aja," kata Alya lagi.
"Sudah, sudah gak usah dibahas lagi." Shina menyahut pada Alya.
"Ini jadi gak kita makannya," sela Shani.
"Jadi dong sayang masa enggak?" sahut Shina.
"Iya jadi dong, aku dah pesen sih tapi aku mesennya kebanyakan makanan laut. Kalau ada yang gak suka pesan yang baru aja lagi," kata Alya.
"Oh ya sudah kalau kita mesan yang lain aja ya sayang, Mama mau pesan apa Ma?" tanya Shina.
"Mama ngikut kalian aja," sahut Oma Ratna.
Akhirnya mereka memesan menu masing-masing dan Shani sangat suka makan paha ayam goreng.
"Mami dah pesenin makanan kesukaan kamu," bisik Shina.
Shani hanya tersenyum.
"Senyuman itu ... anakku Shani,' batin Citra lagi bahkan bibirnya bergetar memandang Shani.
Pesanan pun datang.
"Wahhh makanannya enak nih, ini buat kamu sayang." Shina memesan ayam goreng cukup banyak untuk Shani.
"Kamu suka ayam goreng yah?" tanya Alya.
"Iya Tante," sahut Shani.
"Kamu tahu gak Al, ini Si Shani ini emmm ... suka banget dia sama ayam goreng dah kaya Upin tahu gak?" sela Shina.
Alya tertawa.
"Ikh Mami, itu diceritain malu tahu."
Oma Ratnq menengahi dan bertanya pada Citra.
"Nama kamu Citra, kan?" tanya Oma Ratna.
"Setahu saya kamu dari keluarga Wijaya bener gak."
Citra mengangguk.
"Eh gimana keadaan Tuan Prabu sama istrinya?" tanya Oma Ratna.
"Tante Ratna kenal sama orang tua saya."
"Ya pastilah kenal, kita itu satu tongkrongan waktu SMA tapi setelah itu kan misah! cari kehidupan masing-masing," kata Oma Ratna.
"Idih cari kehidupan masing-masing," sela Shina dan langsung dapat hadiah cubitan dari Ratna.
"Diem, dasar anak nakal!" kata Oma Ratna.
"Aw, yang cubit Mama malah Shina yang dikatain nakal."
"Makanya diam!" kata Oma Ratna lagi.
"Iya ini juga diam," sahut Shina.
"Umm ... wah bisa kebetulan gitu yah," kata Citra lagi.
"Dari tadi saya tuh lihat wajah kamu, mirip banget sama Prabu Wijaya."
"Maaf Tan, Ayah saya udah gak ada."
"Apah! tapi kok gak ada pengumuman seperti yang lain."
"Eee dibalik layar ada sedikit masalah," sahut Citra.
"Ya ampun, terus gimana Ibu kamu?"
"Mama saya meninggal saat saya usia 10 tahun."
Ratna langsung sedih dan beranjak dari kursinya dan memeluk Citra.
"Sabar yah, Ibu kamu itu sahabat saya paling baik. Padahal saya ingin sekali bertemu tapi ternyata tidak bernasib baik."
Citra hanya tersenyum.
Alya yang melihat hanya tersenyum karena ia yakin Citra pasti banyak menanggung beban.
"Syukurlah dia masih mau menangis depan orang,' batin Citra.
Oma Ratna melepas pelukannya.
"Kamu bisa panggil saya Mama," kata Oma Ratna.
"Makasih Tante, eh Mama."
Ratna membelai pucuk kepala Citra.
'Kasihan anak kamu, Aliza.' Oma Ratna membatin.
Mereka semua menghabiskan makanannya dan waktu pun sudah menunjukkan pukul 10 malam.
"Kita pulang aja yuk," ajak Citra.
"Ini juga udah malam banget," sahut Shina.
Mereka akhirnya pulang.
"Eh nanti kita berengan yahh terus diperempatan kita misah," kata Citra.
"Boleh," sahut Shina.
Jadi akhirnya mereka barengan di jalan tapi saat ingin mendekati perempatan.
"Kok sepi yah jalannya," kata Shina.
"Iya Nih Shin gak biasanya sepi kayak gini," sahut Oma Ratna.
Shani mengenali tempat jalan ini, diam-diam tangannya menekan tombol mini di jam tangannya untuk memanggil The Meteor.
"Aaaa ..." teriak Alya karena ada yang mencegatnya di depan.
"Apa, apa yang terjadi mereka mau apa Al?" panik Citra.
"Aku juga gak tahu Cit," sahut Alya yang sudah ketakutan.
Satu mobil sedang mencegat mobil Alya dan memukul kaca mobilnya.
"Keluar!" teriak mereka semua mengepung mobil Alya.
"Aaaa ... aku takut Al," teriak Citra histeris.
"Aku juga takut Cit," sahut Alya juga yang tak kalah takutnya.
Oma Ratna dan Shina sangat terkejut, dengan cepat Shina menepikan agar tidak dicurigai.
"Duh gimana ini Ma, mereka pasti dalam bahaya." Shina sangat khawatir.
"Tenang-tenang kita, kita lapor polisi."
Shani hanya diam tapi matanya dengan jeli memantau keadaan didepan.
'Meteor cepatlah,' batin Shani.
Semua sudah tak terkendali mereka merusak mobil Alya sampai penyok.
"Aaaa ..." terdengar bunyi teriakan dari dalam dan suara beberapa mobil dari arah berlawan.
"Siapa lagi mereka," kata Shina mau menangis.
Shani tersenyum miring.
Suara tembakan menggema dan menghentikan kegiatan aksi brutal tadi.
Semua menoleh ke arah beberapa mobil yang datang tadi.
"Mereka itu ...?" kata salah satu orang yang mencegat mobil Alya tadi.
"The Meteor, kabuuuur." Mereka semua berteriak dan langsung di balok oleh Meteor.
Tiba-tiba.
"Aaaaaa ..." teriak Shina dan Oma Ratna bersamaan.
***
💓DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE DAN KOEMENTAR SERTA VOTE LALU FOLLOW AKUN AUTHOR 💓
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..