Li Fengran tidak pernah menyangka jika setelah mati, dirinya akan pergi ke dunia lain dan menjadi peserta kompetisi pemilihan ratu. Untuk melarikan diri, dia mencoba yang terbaik untuk gagal, namun perbuatannya justru menarik perhatian Raja dan Ratu Donghao dan membuatnya terlempar ke sisi Raja Donghao.
Hidup sebagai pendamping di sisi Raja, Li Fengran berhadapan dengan tiga siluman rubah yang terus mengganggunya dan menghadapi konflik istana serta Empat Wilayah.
Akankah Li Fengran mampu bertahan di istana dan membuang niatnya untuk melarikan diri? Akankah ia mengabaikan kasih sayang Raja dan memilih mengamankan dirinya sendiri?
*Cover by Pinterest
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCQ 16: Penyakit Sang Ratu
“Tabib istana tidak dapat mengetahui pasti jenis penyakit apa ini. Sudah bertahun-tahun berlalu, rasanya ini adalah waktu terakhir sebelum aku benar-benar meninggalkan dunia.”
“Pelayan Chu, bisakah kamu memanggilkan tabib istana kemari? Aku khawatir kondisi Yang Mulia Ratu memburuk lagi,” pinta Li Fengran pada Chu Ming. Chu Ming mengangguk, lalu bergegas keluar mencari tabib istana.
Li Fengran memanfaatkan kesempatan itu untuk bertanya lebih jauh dan mengorek informasi detail mengenai penyakit yang diderita oleh Ling Sui. Sepertinya penyakitnya sangat parah dan tidak biasa. Wajahnya tidak akan sepucat ini, suaranya juga tidak akan selemah itu.
“Yang Mulia, apakah selama bertahun-tahun ini, Yang Mulia sering sesak napas dan batuk terus menerus disertai dahak dan darah?”
“Ya, itu terjadi dari waktu ke waktu.”
“Apa dadamu sering terasa sesak dan suaramu menjadi serak?”
“Bagaimana kau tahu?”
Li Fengran tertegun. Walau ia bukan seorang dokter, tetapi gejala umum seperti ini adalah sesuatu yang dapat dikenali oleh siapapun.
Ada kekhwatiran di dalam hatinya yang membuatnya berhenti bicara beberapa saat. Ia sangat berharap ini hanya kekhawatiran saja dan bukan sebuah kenyataan.
“Akhir-akhir ini, kepalamu pasti sering terasa sakit dan berat badanmu menurun drastis. Ingatanmu mulai memburuk, sendi dan tulang tubuhmu terasa nyeri. Nafsu makanmu hilang, mata dan kulitmu berubah kekuningan seiring waktu. Apakah itu benar?”
Ling Sui tidak menyangka Li Fengran mengetahui semuanya. Dari mana gadis ini tahu bahwa ia menderita semua itu padahal mereka baru bertemu kurang dari dua minggu yang lalu?
Apakah kondisi tubuhnya benar-benar sudah diketahui semua orang? Tapi, selain Chu Ming, hanya tabib istana yang tahu kondisi pastinya.
“Yang Mulia, bisakah Yang Mulia melepaskan mantel dan memberiku izin untuk melihat lehermu?”
Walau ragu, Ling Sui tetap membuka mantelnya. Mata Li Fengran membelalak saat ia melihat benjolan di bagian leher, tepat di bagian kelenjar getah bening berada.
Benjolan itu mulai membesar, mungkin sudah membengkak sejak lama dan tidak diobati. Tapi di zaman ini, obat apa yang bisa mengobati penyakit seperti ini?
“Yang Mulia, kamu…” Li Fengran tak kuasa mengatakannya.
“Nona Li, kamu tahu jenis penyakitku ini?”
Ada sinar harapan di mata Ling Sui yang berpendar dan tertangkap pandangan Li Fengran. Tidak, tidak mungkin. Penyakit itu tidak mungkin ada di zaman seperti ini. Pemicu dan faktor resikonya sangat kecil dan jarang ditemukan. Mengapa ini bisa terjadi?
“Nona Li?”
“Ah? Yang Mulia, aku masih harus menyerahkan dokumen ini kepada Raja. Tunggulah sampai tabib istana memeriksamu dan aku akan mengunjungimu lagi nanti.”
Ling Sui heran dengan tingkah Li Fengran yang tiba-tiba saja mengalihkan topik pembicaraan dan pergi begitu saja. Padahal, Ling Sui sangat berharap Li Fengran mengatakannya.
Setidaknya sebelum dia mati, seseorang bisa memberitahunya penyakit apa yang ia derita selama ini. Mungkin hanya Li Fengran yang bisa memberitahunya.
Setelah keluar dari aula, Li Fengran berjalan sambil terus berpikir. Ia bahkan tidak menyadari jika dua wanita yang membuatnya tertahan di gerbang datang lagi untuk mencari gara-gara.
Su Min dan Fei Jia berdiri di dekat pintu gerbang, menghalangi Li Fengran bersama beberapa pelayannya.
“Yo, bukankah ini Nona Li dari Dongchuan? Mengapa kamu datang kemari? Apa kamu tidak puas dengan keputusan Raja dan mencari Ratu untuk meminta perlindungan?” tanya Su Min dengan nada sinis.
Fei Jia kemudian menambahkan api dan ikut memprovokasi.
“Untuk apa bicara omong kosong dengannya? Kulihat dia hanya mengandalkan wajahnya untuk meminta belas kasihan Raja dan Ratu. Cih, wanita Dongchuan memang semuanya rendahan!”
“Berisik!”
Awalnya Li Fengran berencana mengabaikan mereka, namun akhirnya ia kesal sendiri. Para pelayan selir-selir rubah ini hendak menangkapnya, namun Li Fengran berhasil menghindar dengan cepat.
Dia memukuli para pelayan itu sampai babak belur dan membuat wajah mereka jadi lebih jelek dari badut.
“Kalian pikir bisa menindasku, hah? Apa selir juga memiliki kewenangan untuk mencampuri urusan Pemangku Pedang? Minggir!” bentak Li Fengran yang geram karena Su Min dan Fei Jia belum menyerah mengganggunya.
“Kamu pikir kamu bisa lari? Bahkan jika Raja mengetahuinya, dia tidak akan menyalahkan kami. Meskipun dia marah, dia tetap harus memberi muka untuk Beichuan dan Nanchuan!” seru Su Min.
Fei Jia mengangguk setuju dan keduanya bekerja sama untuk menyerang Li Fengran.
Li Fengran dengan cepat menghindar dan menghajar mereka berdua. Su Min dan Fei Jia melawan, namun kemampuan mereka ada di bawah Li Fengran. Kecantikan yang dirawat dengan hati-hati sekarang sudah ternoda dengan warna merah dan biru di pipi dan sudut mata.
Sanggul rambut yang rapi dan aksesorisnya sekarang sudah berantakan. Penampilan Su Min dan Fei Jia sekarang tidak lebih dari gelandangan di jalan yang meminta belas kasihan orang.
“Jika kalian masih berani mengangguku, aku tidak akan sungkan lagi! Menyingkir!” Li Fengran membentak lagi.
Su Min dan Fei Jia tidak terima, tapi kondisi mereka saat ini sangat tidak memungkinkan untuk menang melawan Li Fengran. Walau kemampuan beladirinya tidak tinggi, tapi kemampuannya dalam berkelahi cukup baik dan mampu membuat keduanya babak belur.
“Rubah sialan, membuatku emosi saja!” gerutu Li Fengran. Ia tidak tahu jika di sudut istana itu, Shen Lihua menyaksikan pertengkarannya diam-diam seperti menonton sebuah pertunjukkan.
***
“Yang Mulia, Tuan Pemangku Pedang berkelahi dengan para selir dan membuat mereka babak belur,” lapor Wang Bi setelah seorang kasim bawahannya yang ditempatkan di Istana Belakang datang melaporkan kejadian di Istana Belakang.
Nangong Zirui tidak menanggapi, ia sibuk memainkan api di atas sumbu lilin yang menyala di aula istananya.
Hari sudah malam, Istana Qihua bersinar megah seperti mutiara di tengah kegelapan. Angin menggoda api-api tersebut, menggoyangkannya membentuk sebuah bayangan Nangong Zirui.
“Wanita itu tidak akan bertindak jika mereka tidak mencari gara-gara. Biarkan saja,” ucapnya.
Dalam waktu singkat, Nangong Zirui sudah bisa memahami sifat asli Li Fengran. Wanita itu terkesan urakan dan keras kepala, tapi masih memiliki rasa takut padanya.
Dia tipikal orang yang tidak akan bertindak jika orang lain tidak mengganggunya duluan. Jika terjadi hal seperti yang dikatakan Wang Bi, maka selir-selirnya yang lebih dulu mengganggunya.
Wang Bi tidak menimpali lagi. Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki dari arah luar istana. Nangong Zirui menyunggingkan senyum kecil, sambil tetap memainkan lilin ia berkata pada Wang Bi, “Bukakan pintunya. Wanita itu sudah datang.”
Benar saja, Li Fengran yang datang. Sekarang, dia sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian wanita istana. Selepas dari Istana Belakang, ia kembali ke Istana Changsun lebih dulu dan mengganti pakaiannya.
Ia pikir, parfum yang digunakan siluman-siluman rubah itu menempel terlalu kuat di bajunya dan harus dicuci.
“Yang Mulia, dokumennya sudah diberi segel Ratu,” ucap Li Fengran sembari menyerahkan dokumen yang dimaksud. Nangong Zirui menerimanya, kemudian menyuruh Wang Bi meletakkannya di meja.
“Bagaimana kondisi Ratu?” tanya Nangong Zirui.
Ia ingin tahu bagaimana kondisi Ling Sui, karena tabib istana biasanya selalu menyembunyikan fakta kondisi Ling Sui yang sebenarnya dari Nangong Zirui.
Li Fengran langsung teringat dan ekspresinya tiba-tiba berubah serius. “Yang Mulia, kondisi ratumu sangat mengkhawatirkan.”
“Benarkah? Bukankah kemarin saat kompetisi pemilihan, dia tampak sehat?”
“Itu karena dia berpura-pura. Hari ini aku melihatnya mengeluarkan dahak darah dan dia buru-buru menyuruh Chu Ming menyembunyikannya,” ucap Li Fengran.
“Dia selalu melakukan hal yang sama selama bertahun-tahun.”
Li Fengran terkejut. “Jadi, Yang Mulia sudah tahu kalau Ratu menyembunyikan kondisi aslinya darimu?”
“Kau pikir aku adalah raja bodoh?”
Benar juga, pikir Li Fengran. Nangong Zirui adalah Raja Nangong, Raja Donghao yang gagah dan sangat agung. Kebohongan kecil yang disembunyikan oleh Ling Sui, ratunya sendiri tidak mungkin tidak ia ketahui. Tabib istana mungkin bisa disuap, tetapi tidak dapat menipu penglihatan Nangong Zirui.
Li Fengran mengesampingkan persoalan tentang alasan Ling Sui memasuki istana dan bersedia menduduki posisi Ratu Donghao.
Nangong Zirui mungkin dapat membantunya mencarikan obat untuk menyembuhkan Ling Sui, walau kemungkinannya sangat kecil. Ia pikir, Ling Sui tidak seharusnya mati.
“Apakah dia memberitahu sesuatu padamu?” tanya Nangong Zirui tiba-tiba.
Li Fengran yang tenggelam dalam pemikirannya langsung terkesiap.
“Tidak, tapi dia menjawab beberapa pertanyaan yang kuajukan tentang penyakitnya,” jawab Li Fengran.
“Apa kau tahu jenis penyakitnya?”
Li Fengran tampak ragu, tapi berdasarkan diagnosis dan perkataan Ling Sui, kemungkinan besar tebakannya benar. Li Fengran menatap Nangong Zirui, ragu, tapi akhirnya ia tetap mengatakannya. “Di tempat asalku, itu adalah kanker paru-paru.”
Sekarang, giliran Nangong Zirui mengernyitkan dahinya. “Aku tahu tentang penyakit paru-paru. Tetapi kanker, jenis apa itu?”
“Yah, semacam penyakit paru-paru, tapi lebih parah.”
Nangong Zirui mengangguk. Pantas saja tabib istana mengatakan tidak tahu apa nama penyakitnya. Di zaman ini, penyakit paru-paru memang dikenal, tetapi istilah kanker, baru pertama kali Nangong Zirui mendengarnya. Li Fengran ternyata bisa tahu tentang ini, itu artinya dia memiliki pengetahuan di atas orang lain.
“Yang Mulia, apakah kamu bisa memberiku izin untuk terus berada di sisinya?” tanya Li Fengran. Nangong Zirui menyeringai aneh. Ia memikirkan sesuatu yang licik di otaknya.
“Selain pelayan, hanya status selir yang bisa memasuki Istana Belakang. Kau bisa memilih satu di antara dua pilihan itu,” jawab Nangong Zirui diiringi senyum liciknya.
Li Fengran tidak mau menjadi pelayan, tetapi dia juga tidak ingin menjadi selir. Dua pilihan yang diberikan oleh Nangong Zirui ini sama-sama mencekiknya.
Li Fengran mendengus, merasa kesal karena pria ini sepertinya sengaja mempermainkannya. Padahal, ia tulus ingin menjaga Ling Sui karena merasa hidup wanita itu tidak akan lama lagi.
Melihat Li Fengran membisu dan bingung dengan pilihan yang ia berikan, seringaian Nangong Zirui semakin mengembang.
Sayangnya, ia membalikkan tubuhnya membelakangi Li Fengran sehingga tidak ada yang melihat seringaiannya. Li Fengran pasti tidak akan memilih.
“Sudahlah, tidak ada gunanya bernegosiasi denganmu,” gerutu Li Fengran. Meski suaranya pelan, itu masih dapat didengar Nangong Zirui.