Mafia Terjebak Di Pesantren

queen menyuap berkali-kali karena rasa kantuknya masih bersarang,apalagi mendengar suara tegas nan merdu suaminya yg sedang ber tausiah di pagi hari membuatnya kantuk kembali, seperti di bacakan dongeng.

queen berfikir dalam hati,apa yg iya makan sebelumnya hingga membuatnya asik mengantuk padahal tadi dia sempat tidur saat lagi hapalan tapi knp muncul kembali.

untung ada penghalang antara santiwati dan santriwan jadi queen engk perlu melihat wajah suaminya yg lagi berceramah di pagi hari gini.

mau heran selama dia di pesantren seminggu ini dia engk pernah di suruh ke mushola pesantren untuk sholat atau mendengarkan ceramah,tpi baru kemarin dia menikah dengn Gus Azmi membuatnya seperti ini.

"klau Gus berceramah di dengerin bukanya malah ingin tidur!.."suara tegas penuh penekanan agar tak mengusik santri-santri lain yg fokus mendengar.

queen hanya mendelik malas entah dari mana wanita yang menegurnya,bagi queen hanya angin lalu tak penting.

"kamu klau ustazah lagi bicara di liat bukanya mendelik seperti tak punya sopan santun!.."

"berisik!.."kesel queen tak kantuk kembali mendengar ocehan wanita ini.

"Kam.."

"sabar ustazah alya jangan marah,dia Ning di sini, menantu pertama kiyai Usman!.."santriwati mencoba merendam kekesalan ustazah mereka yg memang tegas.

ustazah Alya melotot mendengar kata Ning dengn cepat dia bertanya"ma.. maksudnya dia istri Gus Azmi?.."dengn suara yg tak percaya.

"iya ustazah,engk mungkin kan Gus azim dia kan hampir sama seperti kita umurnya.."

mendengar penjelasan santrinya membuat Alya shok tak percaya,baru satu Minggu iya meninggalkan pesantren ini tpi di kejutkan pujaan hati sudah menikah dengn seorang wanita yg tak punya sopan santunnya ini.

"beraninya dia merebut milikku!.."tersirat kemarahan besar di matanya tapi dengn cepat Menganti dengn tatapan lembut dan senyuman manisnya.

"maaf Ning saya ngk tau, kebetulan waktu Ning menikah dengn Gus Azmi saya lagi tidak ada di pesantren.."

queen sudah sering menemukan wanita seperti orang di samping nya ini,jadi tak heran dia santai dan tak peduli,anggap aja tak ada.

"maaf ning,sudah mengganggu,saya tau saya hanya ustadzah yg tak pantas berbicara dengn Ning yg notabene menantu seorng kyai.."ucapan ustazah Alya yg mendramatisir seolah-olah dia orng yg tak pantas berbicara dengn tingkatan yg tinggi.

banyak tatapan buruk dari santriwati karena Ning Aqila yg mereka kenal terlihat sombong pada sekitar, apalagi melihat ustazah yg mereka kenal baik kini diabaikan bagaikan tak ada di dekatnya.

queen hanya diam tak peduli,dia tau wanita ini mulai nyari gara-gara padanya,hanya sekilas tau wanita ini penuh kelicikan tapi tertutupi oleh Tampang palsunya.

melihat queen semakin tak memperdulikan mereka semakin banyak yg mencibir diam-diam paling ada sebagian yg tak peduli, mungkin takut dosa mencibir diam-diam itu dosa,tpi sifat manusia beda-beda jadi jangan salahkan klau ada yg langsung terang-terangan mengatakan buruk padanya.

"seorng Ning kok modelan kyk gini!..klau pak kyai dan buk nyai tau pasti mereka kecewa, menantu gk bener gini.."

"biasalah namanya menantu asal karena terpaksa.."

"bener juga kan terpaksa!!!.."

mereka tampak mengejek queen habis-habisan,tak peduli di depan tirai itu seorng Gus berceramah tpi di belakang malah mencemoohkan istri Gus di depan.

"kalian jangan kayak gitu!..gk baik!.."nasehat ustazah Alya padahal dlm hati senang ternyata ada yg mengejek gadis itu.

"ustazah gk tau sih gimana pemilihan calon istri kemarin,ini termasuk paling aneh loh ustazah.."

"udah jangan di bahas gk baik,mau gimana pun dia tetap Ning kita kalian semuanya harus menghormati seperti mana menghormati keluarga ndalem.."mulut dengn hati beda padahal dalam hati ingin mendengar gimana ceritanya kok bisa Gus di kenal dingin di pesantren ini menikah begitu saja,tpi dia sengaja tak ingin bertanya selain agar bisa menjadi ustazah yg baik dia juga takut kena semprot dengn ustadzah senior salma yg di kenal galak di pesantren ini.

ceramah yg di bawakan Gus Azmi selesai entah apa isi ceramahnya queen yg dari tadi tak memperhatikan pun tak mengerti dan tak peduli,saat bubar dia langsung pulang ke ndalem duluan, sepanjang jalan santriwati bnyk yg berbisik-bisik tentangnya, terlihat sekali mereka yg memandang rendah dirinya dan menyanjung ustazah Alya tadi.

tapi yg namanya queen dia tak peduli orang ingin melihat dirinya seperti apa, hidup-hidup nya kenapa mereka yg sewot.

"udah pulang nak?.."

langkah queen berhenti saat ingin menaiki tangga karena umma datang kearahnya.

"assalamualaikum umma.."queen yg masih punya sopan santun terhadap orang yg menolong nya hanya bisa menyalami dan berbuat baik pula pada mereka.

"waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh.."

"umma mau berangkat pagi?.."saat melihat koper yg sudah tersusun cantik tak jauh dari mereka.

"iya,itu koper azim klau umma dan Abi cuman satu koper aja!..yaudah Aqila keatas nanti langsung kemeja makan,kita makan bareng..oh ya ajak suami kamu.."

queen yg rencananya ingin memasak saat tiba di rumah tpi umma seperti nya lebih dahulu sudah menyiapkan.