Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 16 Tamu tak diundang
Naya menyerahkan data penjualan butik Riris pada Reyhan.
"Ini pak datanya" ucap Naya.
Reyhan yang dipanggil 'pak' oleh Naya mengerutkan keningnya.
'Tadi manggil mas, sekarang manggil pak ada-ada saja' batin Reyhan sembari menggelengkan kepalanya.
Reyhan menerima data tersebut kemudian memeriksanya.
Butik tersebut memang memiliki style pakaian yang menarik dan modern hanya saja peminatnya masih kurang.
Dari hasil pendataan tersebut terhitung hanya beberapa potong pakainan yang terjual.
Menurut Larissa dan Risty itu adalah hal yang wajar dikarenakan butiknya itu baru saja buka 4 hari yang lalu.
Namun berbeda dengan Reyhan, pria itu beranggapan bahwa seharusnya penjualan baju dibutik ini sudah meningkat pesat karena selain lokasi butik yang strategis, model pakaian disitu juga bagus-bagus.
"Ini kenapa penjualannya cuma sedikit ya?" tanya Reyhan pasalnya disitu tertulis dalam satu harinya hanya laku terjual 2-5 potong pakaian saja.
"Kata bu Rissa dan bu Risty itu hal yang wajar pak dikarenakan butik kami ini baru saja buka 4 hari yang lalu dan baru bisa beroperasi normal selama 3 hari terakhir" jelas Naya.
Reyhan menggelengkan kepalanya merasa heran dengan cara pikir kedua wanita tersebut.
"Dimana ruangan Rissa?" tanya Reyhan.
"Dilantai 3 pak, sebelah kanan dari pintu lift" ucap Naya kemudian diangguki Reyhan.
Reyhan bergegas menuju ruangan Rissa.
Tanpa mengetuk pintu ia segera membuka pintu ruangan Larissa.
Larissa yang sedang membuat design baju menoleh kearah pintu yang terbuka itu.
"Reyhan? Mau apa kamu kesini?" tanya Larissa.
Reyhan berjalan mendekat kearah Larissa yang sedang duduk dan ia menyerahkan data penjualan butik Riris.
"Apa ini?" tanya Larissa heran.
"Itu data penjualan butik mu" jawab Reyhan.
"Kenapa kamu melihatnya?" tanya Larissa.
"Bagaimana bisa butik dengan design dan model pakaian semodern ini hanya bisa menjual baju 2-5 lembar sehari?" tanya Reyhan.
Larissa yang mendengar pertanyaan Reyhan merasa kesal, kenapa pria didepannya ini selalu saja mengurusi urusannya.
"Kamu tidak usah ikut campur urusan butik ku, kamu juga tidak tahu apa-apa mengenai butik dan penjualannya" ucap Larissa ketus.
Reyhan tersenyum masam mendengar penuturan Larissa itu.
"Tentu saja aku tahu, apa kamu lupa kalau aku ini bekerja di bagian Marketing?" tanya Reyhan.
"Ck. Hanya jadi staff saja bangga" ucap Larissa sinis.
"Tentu saja aku bangga, aku susah payah bekerja sembari kuliah dan akhirnya lulus bisa bekerja diperusahaan besar seperti Darwin Properties. Dan asal kamu tahu meski aku hanya seorang staf marketing tapi aku bekerja dengan benar dan tidak ada satupun pekerjaanku yang tidak mencapai target. Aku bisa membantu kamu agar butik ini bisa maju dan terkenal" ucap Reyhan.
"Aku tidak perlu bantuanmu, aku bisa mengurusnya sendiri" ucap Larissa angkuh.
Reyhan tersenyum sinis, ia malas berdebat dengan Larissa. Biar saja saat ini tawarannya ditolak oleh gadis itu tapi ia yakin kalau suatu saat nanti Larissa akan meminta bantuannya untuk memajukan butik Riris.
Reyhan tidak menjawab ucapan Larissa, ia segera keluar dari ruangan itu dan bergegas pergi kerumah kostnya.
Saat ia hendak keluar dari ruangan Larissa ia berpapasan dengan Risty.
"Rey kamu disini?" tanya Risty.
"Iya, aku baru saja dari ruangan Larissa" ucap Reyhan.
"Apa ada hal penting mengenai butik ini?" tanya Risty pasalnya ia tahu tadi Reyhan telah melihat data penjualan butik Riris.
"Bukan masalah besar dan Larissa bisa menanganinya" ucap Reyhan.
"Benarkah?" tanya Risty.
"Tentu saja, kalau begitu aku pulang" ucap Reyhan kemudian berlalu.
Ia segera menghampiri mobil dan masuk kedalamnya kemudian mengemudikan menuju rumah kostnya.
Rumah kost Reyhan sedari pagi tadi sudah diawasi oleh ketiga teman Marcell yakni Dion, Liam dan Andre.
Setengah jam berlalu Reyhan tiba dirumah kostnya, ia bergegas turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.
Sementara itu ketiga teman Marcell yang melihat kedatangan Reyhan kerumah kost itu segera mengikutinya.
Reyhan masuk kedalam rumah dan hendak menutup pintu, namun tiba-tiba pintu tersebut ditahan oleh seseorang dari luar.
Pintu tersebut kembali terbuka dengan paksa.
Brakk.
Munculah tiga orang pria masuk kedalam rumah kostnya.
"Kalian siapa?" tanya Reyhan.
Ketiga pria itu tersenyum menyeringai, namun seringaian itu sama sekali tidak membuat Reyhan takut.
"Kami peringatkan padamu, jangan dekati Larissa lagi dia adalah kekasih dari Marcell sahabat kami" ucap Dion.
Reyhan tersenyum sinis.
"Oohh, kalian hanya tamu tak diundang" ucap Reyhan mengejek.
Ketiga teman Marcell itu tidak menanggapi ucapan Reyhan.
"Larissa itu calon istri ku, lalu apa yang kalian bilang? Dia adalah kekasih dari sahabat kalian? Aku tidak perduli itu, yang aku tahu dia hanya akan menikah denganku" ucap Reyhan dengan lantang.
"Ck. Belum tahu ya kamu sedang berhadapan dengan siapa" ucap Liam.
"Kita hajar aja bro" ucap Andre.
"Ck. Kalian bisanya keroyokan, ayo satu lawan satu" tantang Reyhan.
"Nantangin nih!" ucap Dion kemudian melayangkan pukulan pada Reyhan.
Bagh.
Bugh.
Bagh.
Dion memukul Reyhan bertubi-tubi namun semua pukulan dari Dion berhasil ia tangkis.
"Rupanya lo jago juga ya" ucap Dion.
"Sedikit" ucap Reyhan santai.
"Kita keroyok aja bro" ucap Liam yang diangguki oleh kedua temannya.
Bagh.
Bugh.
Bagh.
Bugh.
Pukulan-pukulan itu dilayangkan oleh ketiga teman Marcell pada Reyhan namun satu pun pukulan itu tidak ada yang mengenai Reyhan.
Reyhan membalas pukulan ketiga lawannya dengan tepat sasaran.
Ketiga pria itu mundur dan tersungkur dengan luka-luka diwajahnya.
"Kalian salah cari lawan" ucap Reyhan.
Reyhan adalah tipe pria yang tidak mau ditindas oleh seseorang, ia akan selalu mengikuti sesuatu sesusai apa yang menurutnya benar.
"Kami belum kalah, ingat itu!" ucap Andre kemudian mengajak teman-temannya pergi dari rumah kost Reyhan.
Huhh.
Reyhan membuang nafasnya.
Ia kemudian segera menyiapkan keperluan untuk dibawa pulang kesemarang seperti tas dan sepatu sekolah yang sudah ia beli untuk kedua adiknya dan beberapa pakaian miliknya.
Ia juga memasak makanan untuk makan siangnya dirumah kost itu.
Pukul 3 sore Reyhan segera kembali kebutik Riris untuk menjemput Larissa.
Namun baru saja keluar dari rumah kostnya ia melihat mobil porsche yang tadi ia kenakan sudah kotor dengan coretan cat semprot.
"Ini pasti ulah ketiga orang tadi, dasar kekanakan" gumam Reyhan.
Reyhan bingung cara untuk membersihkan mobil itu. Mau tidak mau ia harus bilang pada Cristian.
Reyhan memotret mobil kotor itu kemudian mengirimnya pada Cristian.
"Maaf pak, sepertinya ada seseorang yang iseng mencoret-coret mobil bapak. Dimana saya bisa membersihkannya ya pak?" tanya Reyhan.
Sejujurnya ia tidak enak pada Cristian tapi mau bagaimana pun Reyhan harus memberitahu Cristian mengenai mobilnya yang kotor itu.
...****************...