NovelToon NovelToon
Hello! Miss Call...

Hello! Miss Call...

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:131.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: age nairie

“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.

Gawat, pelanggan denger makian gue!

***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 16 Tembus

"Kalian pulangnya bersama?" tanya Melvin mengeraskan rahang.

"Saya dan Disra searah, Pak," jawab Felix. Dia menoleh pada Disra. "Ayo Dis, kita pulang."

"Ci, loe pulang gimana?" tanya Disra. Tidak mungkin dirinya egois pulang begitu saja.

"Gua udah pesen ojek online," tutur Suci.

Disra menoleh pada Felix. "Lix, kita tunggu Suci naek ojol dulu ya," usul Disra.

"Nggak usah, 5 menit lagi nyampe, kok ojek onlinenya," tolak Suci tak ingin merepotkan.

"Bener?" tanya Disra memastikan.

"Bener, nih liat," ujar Suci menunjukkan layar ponselnya yang sedang menampilkan aplikasi ojek online.

"Oh, ya udah, gua pulang ya."

"Iya."

"Pak Melvin, kita pulang ya," ujar Felix pada Melvin. Disra hanya tersenyum pada Melvin.

Felix dan Disra jalan terlebih dahulu. Belum jauh melangkah. Suci mengejar Disra dan berbisik, "Loe lagi datang bulan ya?"

"Ha? Seharusnya sih besok. Kenapa?" tanya Disra panik.

"Loe nembus!" seru Suci berbisik. Dia berdiri dibelakang Disra untuk menutupi bok*ng Disra.

"OMG, gua nggak berasa keluarnya, " bisik Disra. Dia mulai panik. Dia menggunakan celana berwarna cream.

"Kenapa loe berdua kaya patung gitu?" tanya Felix dengan suara agak keras. Dia sudah sampai di tempat motornya terparkir.

"Lix, gua pinjem jaket loe! Bawa sini?" pinta Disra.

"Loe mau pake jaket gua?" tanya Felix.

Dia menyeringitkan dahi. Tak biasanya sahabatnya ini meminjam jaketnya. Disra tahu dirinya tak kuat angin. Pasti akan masuk angin jika mengendarai motor tanpa jaket.

"Itu ... itu ...." Disra pun tak enak meminta jaket Felix untuk menutupi bagian belakangnya. Dia pun tak tega Felix bawa motor tanpa menggunakan jaket.

"Ya udah, pake aja." Felix berjalan mendekati Disra.

Belum Felix sampai ke depan Disra. Sudah ada Melvin di samping Disra. Dia melepas blazer semi formalnya dan menarik pelan mundur suci. Lalu, menyampirkan blazernya pada pinggang Disra.

Disra mendongak melihat Melvin yang begitu dekat dengannya. Tinggi Melvin yang berbanding terbalik dengannya membuat Disra memanjangkan lehernya.

"Biar saya antar kamu pulang. Pasti tidak nyaman jika pulang dengan naik motor dalam keadaan seperti ini," terang Melvin.

"Dia biasa pulang sama saya, Pak," ujar Felix tak rela Disra pulang dengan pria lain.

Suci menghampiri Felix. "Biar Disra pulang sama Pak Melvin," bisik Suci.

Disra seperti linglung. Dia tahu Melvin mengetahui tentang dirinya yang tembus menstruasi. Bingung bercampur malu.

Melvin langsung menggiring Disra ke mobilnya dan memasukan gadis itu ke penumpang depan.

Felix hanya menatap tajam Melvin yang membawa Disra ke mobilnya. Tak lama, mobil itu melaju.

"Kenapa sih?" tanya Felix pada Suci.

"Masalah darurat para wanita," terang Suci.

"Apaan?" tanya Felix penasaran.

"Lagi merah," jelas Suci.

"Apaan sih?" tanta Felix bingung.

"Au ah! Capek ngomong sama loe!" Dia melihat layar ponselnya. "Ojek online gua udah dateng. Gua pulang ye!" ujar Suci seraya meninggalkan Felix sendiri.

***

Disra menatap ke jendela tanpa ada niatan untuk melirik ke arah Melvin.

"Mau berhenti ke mini market dulu?" tanya Melvin.

Disra menoleh. Bagaimana dia keluar dengan keadaan seperti itu. "Itu ...."

"Biar aku yang turun untuk membelinya," jelas Melvin.

"Apa?" Dahi Disra berkerut. "Apa tidak malu?" tanya Disra malu-malu.

"Tidak." Melvin langsung menepikan mobilnya. Dia turun dari mobil. "Tunggu di sini.

Melvin masuk ke dalam mini market. Namun, tempatnya cukup luas. Menyediakan bahan-bahan segar pula. Dia langsung masuk ke bagian perlengkapan wanita. Mulai melihat jejeran pembalut berbagai merk.

Dia mulai memperhatikan jenis-jenis pembalut yang tersedia. Bingung harus membeli jenis apa.

Mengambil satu jenis, setelah membaca meletakkan kembali. Mengambil jenis lainnya dan membaca lagi. Namun, dia masih tak tahu harus beli jenis apa. Dia mengambil berbagai jenis pembalut dan di masukan ke dalam keranjang belanja.

Melvin berjalan menuju kasir. Namun, matanya tertuju pada deretan pakaian dalam. Berpikir sejenak lalu memasukan ke dalam keranjang belanjaan.

Keranjang belanjaan di taruh ke atas meja kasir. Sang kasih mengerutkan dahinya. "Beli segini banyak, Mas?" tanya sang kasir.

Hanya di kampus dia akan dipanggil Bapak. Jika di luar dan orang tak mengenalnya. Maka, dirinya akan dipanggil 'Mas' atau 'Kak' tidak salah dengan panggilan itu karena wajah Melvin yang terlihat muda dan usianya pun baru menuju 25 tahun.

"Iya. Kenapa?" tanya Melvin.

"Tidak apa," jawab sang kasir. "Bawa kantung belanja?"

"Beli di sini saja."

Sang kasir menghitung belanjaan Melvin. Satu persatu pembalut di masukan ke dalam kantong belanjaan. Hingga di paling bawah keranjang belanja terdapat panties. Dang kasir hanya menaikan alisnya sebelah.

Tampak Melvin begitu muda, sang kasir beranggapan bahwa pria di depannya belum menikah. "Anak zaman sekarang," gumam sang kasir dalam hati.

Setelah selesai melakukan transaksi jual beli. Melvin kembali ke dalam mobil. Dia melihat Disra yang sedang meringis. "Ada apa?"

"Tidak apa. Hanya sedikit sakit datang bulan," jelas Disra.

Dia merutuki dirinya yang salah perhitungan datang bulan hingga tak mempersiapkan pembalut di dalam tasnya.

"Apa perlu sesuatu?" tanya Melvin.

"Aku mau ke toilet," ujar Disra, dia butuh menggunakan pembalut sebelum menstruasinya bertambah banyak.

"Sebentar. Aku jalankan mobil dulu."

Melvin meletakan kantong belanjaan di kursi belakang dan mulai mengendarai mobilnya. Disra berharap mereka mampir ke pom bensin dan dia bisa menumpang di toilet pom bensin tersebut.

"Bapak beli apa? Mengapa kantung belanjaannya besar?"

"Pembalut untuk mu," terang Melvin.

"Pembalut? Sebanyak itu?"

"Ya, aku tak tahu kau butuh yang berapa centi dan jenis apa. Jadi, aku beli semua jenis saja."

"Seharusnya beli satu saja, Pak," keluh Disra.

"Dis, jangan panggil aku Bapak jika di luar kampus," ujar Melvin.

"Tapi, Pak ...."

"Panggil aku Melvin atau Peter saja," potong Melvin.

"Ya."

Perjalanan tak membutuhkan waktu yang lama. Sampai pada akhirnya sampai di tempat tujuan.

Disra menatap gedung di depannya. "Tempat apa ini?"

"Apartemenku," jelas Melvin.

Dia sengaja membawa Disra ke apartemen. Selama ini, dia tinggal di tempat kost mewah, lebih memilih tinggal di sana karena lingkungan yang bersahabat. Tidak seperti tinggal di apartemen yang penghuninya lebih individu. Namun, dia tak ingin membawa Disra ke tempat kost yang akan dilihat banyak pria teman kost-nya.

"Apa? Kenapa ke sini?" tanya Disra panik.

"Ini yang paling dekat. Rumahmu terlalu jauh, bukankah kau tak nyaman dalam keadaan seperti itu? Setelah selesai, aku antar kau pulang."

"Tapi, kenapa tidak mengantarku ke pom bensin saja?"

"Tidak ada pom bensin dekat sini. Sudah masuk dulu saja," papar Melvin.

Melvin langsung menarik Disra, tidak lupa dengan kantung belanjaannya. Disra yang sedang lemah hanya bisa pasrah dan mengikuti Melvin menggiringnya. Dia hanya ingin secepatnya menggunakan pembalut.

1
Ika Maimunah
Baguuis cerita smuany.. Toooppp
Age Nairie: Makasih, Kak 🥰
total 1 replies
Dwi Laras Anggreni
Luar biasa
Age Nairie: Terima kasih 🙏🥰
total 1 replies
D_wiwied
SAH juga akhirnya ya Vin /Joyful/
D_wiwied
coba kamu ceritakan sj kejadian penculikan itu ke Disra, Vin.. biar tau klo kamu udah suka sm dia sejaj lama
D_wiwied
nahloo.. ketahuan kan
D_wiwied
ooh i see.. jd gitu awal mulanya, mung krn wkt itu Disra msh kecil dan polos jd dia melupakan kejadian itu ya
D_wiwied
ga usah bikin aturan kek gitulah pak, ntar di balik loh, situ kan jg pacaran ma Disra 😆🤪
D_wiwied
masih penasaran sama awal mula pertemuan pertama mereka, kalo Melvin bisa ingat ma Disra kenapa Disra enggak.. apakah ada sesuatu di masa lalu 🤔
D_wiwied
aah.. jd keinget lagunya Rossa, nada-nada cinta 🎶
D_wiwied
ampun dah pak Melvin, jangan terlalu overthinking lagian kalian tu blm jadian kan jangan smpe disra makin ilfil ke kamu
D_wiwied
turuti aja dulu dis, ntar melvin ngreog bisa bahaya kamu 😆
jen
masa sih Melvin secupu itu /Facepalm/
jen
tp kan IT pasti kaitan internet. edukasi gtuan banyak kan
jen
belah duren Thor /Determined/
jen
segitu peseknya apa yaaa
jen
asik dapat undangan nih....

dandan yg cantik, pake baju kosidahan buat Dateng kondangan Marvin /Facepalm/
jen
manis bgt sih Marvin
jen
sedihhhh pasti nih... ada gag Malvin yaaa sesungguhnya /Cry/
jen
malu" mau... siapa yg bisa nolak dih.... jgn jual mahal sih... /Facepalm/
jen
owh itu rahasianya /Grimace//Cry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!