MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 13
Paginya di negara K, terlihat Sarah tengah sibuk di dapur membuat sarapan untuk Elvin dan Jun . Grandma tidak pulang dari hosecret karena masih ingin memantau kinerja para bawahannya.
"Mama" terdengar panggilan Jun. Ia baru saja bangun dan mencari keberadaan Sarah.
"Mama disini, sayang" Sarah menghampiri Jun dengan tersenyum. Ia mencium pipinya sekilas, lalu mendudukkannya di atas kursi.
"Minum dulu" Sarah memberikan segelas air putih. Bersamaan dengan itu Elvin juga terlihat memasuki dapur dan langsung duduk di kursi berlawanan dengan Jun . Mengambil air minum juga.
Setelah itu mereka mulai sarapan pagi bersama. Setelah beberapa menit makanan itu habis.
"Kita akan pulang pagi ini, Jun " Elvin membertahu.
"Kenapa cepat sekali? Jun masih mau tinggal sama mama, Dadda " Jun belum ingin pulang. Ia masih ingin bersama sang mama, melepas rindu dengannya.
"Pekerjaan Dadda sudah selesai disini, makanya kita harus pulang. Kita gak bisa lama-lama di sini" ucap Elvin bohong. Ia memang tidak ingin menceritakan yang sebenarnya pada Jun .
"Jun harus pulang hari ini. Lain kali mama ke tanah air buat ketemu Jun . Mama janji, setelah pekerjaan mama sedikit lenggang, mama akan menyusul kesana" ucap Sarah.
"Kenapa harus cepat sekali sih? Ada bahaya ya disini ? disini ada orang jahat ya mama?" tebak Jun . Ia menatap sang mama juga Dadda secara bergantian.
Elvin mendengar perkataan Jun dibuat kaget. Lagi-lagi Jun menebak apa yang terjadi sebenarnya. Entah bagaimana bisa anak itu menebak dengan sangat tepat dan selalu benar. Ia pun heran dibuatnya.
Sarah menanggapi perkataan Jun dengan tersenyum. Ia sebenarnya juga kaget, tapi ia menetralkan raut wajahnya agar Jun tidak merasa khawatir.
"Itu Jun tahu. Jadi Jun sama Dadda harus pulang. Disini gak aman" ucap Sarah lembut.
"Emm.... baiklah " Jun akhirnya menerimanya dan ia mau pulang.
"Yasudah, Jun mandi sana, baru siap-siap !" pinta Sarah. Mendengar perkataan mama Sarah, Jun turun dari kursi dan menuju kamar mama Sarah, karena ia tidur disana.
"Aku heran aunty, kenapa Jun selalu bisa menebak dengan benar apa yang terjadi. Sebelum kamu kesini pun, ia juga sudah tahu tanpa aku beri tahu " ucap Elvin tanpa mengalihkan matanya dari Jun yang berjalan ke kamar.
"Sejak kecil pun juga begitu. Hal yang paling aku sesali ketika Jun merengek gak mau lepas dari Clara saat kami akan pergi berkemah waktu itu. Clara pun juga bilang gak mau pergi karena kasian melihat Jun yang menangis, tapi aku yang egois gak bisa lepas darinya dan sekarang......." Elvin menjeda perkataan. Ia menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskan dengan pelan.
"Sekarang, aku harus kehilangan Clara selamanya " lanjut Elvin dengan menunduk.
Sarah tahu apa yang keponakannya itu rasakan. Ia mengusap bahunya untuk memberikan kekuatan.
"Jadikan itu pelajaran. Dengar lebih dulu setiap perkataan Jun . Kamu sudah melihat bukti kalau Jun selalu berkata benar. Entah itu kekurangan atau kelebihan, yang pasti apa yang Jun saat ini ketahui adalah suatu kajaiban____
"Cobalah tinggal bersama Jun , jangan tinggal berpisah dengannya. Dengarkan setiap ceritanya. Jun memang anak kecil, tapi perasaannya lebih peka dari kita yang dewasa" ucap Sarah. Ia memberikan petuah pada ponakannya itu.
"Aku mengerti, aunty. Aku akan mencobanya untuk tinggal di rumah lagi" ucap Elvin .
Sarah mengangguk mendengarnya. Elvin pun juga meninggalkan dapur dan pergi ke kamarnya untuk bersiap ke bandara.
...----------------...
Hosecret
Hunter, Jasper, dan juga Duo'jin telah berhasil menemukan ujung alias pintu masuk dari lubang tampar di duganya Wibhawa kabur.
Lubang itu tembus jauh dari hosecret. Ketika mereka keluar dari lubang, mereka menemukan papan kayu yang disusun berbentuk bulat, kemudian ditutup oleh dedaunan kering sehingga tidak ada yang curiga kalau ada lubang disana. Setelah 2 hari barulah mereka menemukan ujung dari lubang tersebut.
"Kuat juga mereka menggali sepanjang ini. Ini hampir satu kilometer mereka menggali, tapi tidak ada dari kita yang mengetahuinya sama sekali" ucap Hunter.
"Ini memang sangat jauh dari hosecret, sehingga tidak ada cctv yang bisa menangkap keberadaan mereka disini" ucap Jasper .
"Tapi kita selalu berjaga disekitar hosecret. Bahkan kita sering berlatih dengan mengandalkan hutan ini " timpal Duo'jin.
"Berarti ada penghianat di antara kita. Kita harus mencari tahu nanti" duga Jasper .
Hunter dan Duo'jin saling pandang. "Apa yang kita lakukan sekarang ?" tanya Hunter.
"Beri tahu A'ma untuk menyuruh 2 orang anggota kesini!" perintah Jasper pada Duo'jin.
Duo'jin mengangguk. Ia mengirim pesan pada A'ma melalui ponsel.
"Kita berpencar. Temukan apa saja yang terlihat berbeda. Ini sangat sulit untuk ditebak mengingat sudah lama sekali dia kabur" ucap Jasper .
Ketiganya berpencar ke arah yang berbeda. Posisi hosecret berada di Utara, sehingga mereka berpencar ke arah yang lain karena tidak mungkin Wibhawa akan mengarah ke Utara jika dia tidak ingin diketahui.
Beberapa menit kemudian dua orang anggota telah tiba. Ia juga langsung berpencar setelah mendapat pesan dari Jasper .
Cukup lama mereka berpisah hingga mereka kembali berkumpul di titik pintu keluar lubang.
"Aku tidak menemukan apapun. Bagaimana dengan kalian ?" tanya Jasper .
Mereka semua menggeleng. "Di arah selatan ada jalan buntu, hanya sungai disana" seru Duo'jin.
"Sungai?" Jasper tampak berfikir. Mereka sudah mencari dari berbagai arah namun tidak menemukan jejak yang mencurigakan. Hanya satu cara Wibhawa bisa kabur dan bisa saja dia lewat sungai.
"Sungai ini mengalir ke mana?" tanya Jasper .
"Ke pinggiran kota" jawab Hunter.
"Tepat!! hanya dia kemungkinan Wibhawa kabur. Lewat jalur air atau darat. Kita berpencar. 3 orang ikut denganku menyusuri sungai dan 2 orang menyusuri pinggiran sungai" ucap Jasper .
"Tris, ambil perahu di hosecret dan bawa kesini !" perintah Jasper .
Tris segera ke hosecret mengambil perahu. Ia Mambawa perahu melalui air. Ia akan datang dari arah bawah menuju ke atas tempat dimana Jasper berada.
"Aku dan Toni akan menyusuri pinggiran sungai " ucap Hunter.
Jasper mengangguk. Hunter dan Toni pergi lebih dulu menyusuri pinggiran sungai. Mata mereka jeli menatap sekitar. Mereka rela berjalan kaki dengan berkilo-kilo meter sampai mereka tiba di pinggiran kota. Mereka tidak menggunakan kendaraan, karena takut ada sesuatu yang terlewatkan.
Lelah bukanlah halangan. Mereka sudah terbiasa dengan hal seperti ini. Hingga mereka mulai memasuki pinggiran kota. Rumah-rumah sudah terlihat, namun posisi mereka berada di belakang rumah karena berada di pinggiran kota.
Sampai Hunter melihat rumah kosong yang terbengkalai tepat di dekat sungai. Entah ada petunjuk atau tidak, ia tetap mengeceknya untuk mengetahui rumah bekas apakah itu.
Mereka mencoba mengintip melalui jendela untuk melihat kondisi didalam. Seperti rumah pada umunya, namun perabot tidak begitu lengkap.
"Hunter, lihat ini!" ucap Toni. Ia tidak sengaja menemukan pintu rahasi sepertinya.
"Pintu belakang bisa terbuka. Aku mengeceknya ke dalam dan itu menuju dapur. namun aku menemukan pintu rahasia di balik rak ini " jelas Toni.
Ia tidak sengaja mengambil botol bumbu yang berada di atas lemari, namun siapa sangka itu bukan botol bumbu biasa. Itu ada akses untuk membuka ruang rahasia sehingga papan lantai di dapat terbuka dengan sendirinya.
"Ayo kita coba masuk!" ucap Hunter.
"Kau jalan lebih dulu " Toni mendorong Hunter untuk jalan lebih dulu. Ia takut ada sesuatu disana.
Hunter menatap Toni muak. Ia pun berjalan lebih dulu di ikuti. Baru saja mereka turun menapaki kaki di tangga, lampu seketika menyala dan terlihat kondisi di bawah sana.
"Bekas laboratorium " seru Toni.
Banyak tabung-tabung lan disana berjejer di atas meja dan juga rak.
"Waw....siapa sangka ada lab disini" ucap Toni.
Hunter mengelilingi lab itu. Membuka laci dan lemari yang ada. Sampai lewat kedua ia buka terlihat ada beberapa baju lab disana. Ia mengecek baju itu dan ternyata ada nama disetiap baju lab. Sampai ia menemui nama Wibhawa disalah satunya.
"Wibhawa " gumam Hunter.
Hunter dan Toni saling pandang. Pikiran mereka sama saat ini. Nama Wibhawa hanya satu yang mereka tahu. Apakah Wibhawa ini adalah orang yang mereka cari atau orang lain yang memiliki nama yang sama.
"Wibhawa bukan nama orang sini. Tidak mungkin jika itu penduduk disini. Ini pasti orang pendatang" ucap Hunter
.
.
NEXT
Huhuh....ada laboratorium rahasia dan ada nama Wibhawa di salah satu baju lab.Apa itu orang yang sama mereka cari?
smga Elvin menolak perjodohan nya.