Menjadi Mempelai Pengganti

Axel terkejut karena di saat itu tiba-tiba saja ada seseorang yang memukulinya hingga tubuh Axel itu terhuyung karena ia tidak ada persiapan sama sekali. Axel merasa terkejut saat dia melihat ternyata orang itu adalah Devano, mantan kekasih istrinya itu.

"Kau! Berani sekali kau datang ke sini dan memukuliku seperti itu," ucap Axel.

"Memang kau pikir kenapa aku harus takut? Kau pikir aku tidak berani untuk memukulmu meskipun ini adalah tempat tinggalmu?!" Ucap Devano dengan suara lantang.

"Kau benar-benar mencari mati!" Ucap Axel, lalu ia pun membalas pukulan Devano.

Karena mereka berdua sama-sama hebat, keduanya pun sama-sama mendapatkan luka pada wajah masing-masing serta tubuh yang terasa remuk redam karena beberapa kali terkena pukul.

"Brengsek! Kau tiba-tiba saja datang ke sini dan memukuliku. Apa kau ini tidak punya sopan santun," ucap Axel dengan tatapan tajam.

"Aku akan melakukan apapun, bahkan aku juga berani membunuhmu karena kau telah berani menyakiti wanita yang aku cintai. Kau sudah merebutnya dariku dan sekarang kau malah menyakitinya," ucap Devano.

Bug …

Lagi-lagi Devano melayangkan pukulannya itu ke wajah tampan Axel yang entah sudah ke berapa kalinya.

"Kayla? Cepat katakan dimana dia berada," ucap Axel yang kini menarik kerah baju Devano dengan kuat sehingga Devano merasa tercekik.

Akan tetapi dengan sekuat tenaga pula Devano menepisnya hingga tangan Axel itu pun terlepas.

"Aku tidak akan pernah memberitahumu dimana Kayla berada, karena kau sama sekali tidak pantas untuk menjadi suaminya. Kau lihat saja nanti, aku pasti akan melindunginya dan akan merebutnya kembali darimu. Aku pastikan kau tidak akan pernah lagi bertemu dengan Kayla," ucap Devano.

Di saat mereka sedang berdebat, di saat itu pula ada seseorang yang tinggal di sebelah apartemen Axel itu pun keluar karena mendengar suara keributan.

"Heh, apa kalian ini tidak punya sopan santun. Kalian tidak bisa melihat ini jam 02.00 malam, waktunya orang beristirahat. Tapi kenapa malah kalian ribut malah ribut. Kalau kalian memang mau ribut, kenapa tidak di luar apartemen saja," kata seorang bapak-bapak.

"Diam! Lebih baik sekarang Anda masuk saja atau Anda yang akan aku hajar di sini," ucap Axel dengan angkuh.

"Dasar Anak muda tidak punya sopan santun," gerutu bapak itu.

Karena merasa ngeri melihat wajah Axel dan Devano yang menatapnya tajam, akhirnya bapak itu pun kembali masuk ke dalam apartemen.

"Kau dengar ya Axel, aku tidak pernah main-main dengan ucapanku tadi. Aku tidak akan pernah memberitahumu dimana keberadaan Kayla," ucap Devano.

"Kurang ajar! Cepat katakan dimana istriku. Berani sekali kau menyembunyikan istriku," ucap Axel menatap bengis.

"Heh, istri? Kalau dia istrimu, seharusnya kau melindunginya bukan malah membuatnya sedih seperti itu. Sampai mati pun aku tidak akan memberitahu dimana Kayla. Yang jelas dia ada di tempat yang aman, aku akan melindunginya dan tidak akan pernah membiarkan kau menyakiti hatinya lagi," ucap Devano yang kini pun berjalan tertatih meninggalkan Axel karena tubuhnya juga terasa cukup remuk karena perkelahiannya dengan Axel.

Sementara Axel juga yang merasakan tubuhnya begitu sakit memutuskan untuk kembali masuk ke dalam apartemen, ia tidak mungkin bisa untuk melawan Devano lagi ataupun mencari Kayla dalam kondisi seperti ini. Lagipula ia juga sedikit merasa tenang mengingat tadi Devano mengatakan Kayla berada di tempat yang aman, yang itu artinya Devano tahu Kayla dimana dan dia dalam keadaan baik-baik saja. Sehingga ia pun kembali masuk ke apartemen dan memutuskan untuk mencari istrinya itu keesokan hari setelah keadaannya sedikit membaik.

****

Setelah tadi malam tidur di hotel karena ditolak mentah-mentah untuk menginap di apartemen Axel, kini Keisha pun memesan taksi online untuk menuju ke kediaman orang tuanya. Karena memutuskan untuk kembali lagi ke Jakarta, ia juga sudah bertekad akan kembali kepada orang tuanya dan juga akan kembali kepada Axel yang seharusnya menjadi suaminya itu, bukan suami kakaknya. Untung saja waktu itu ia sempat menggugurkan kandungannya tanpa sepengetahuan Justin, meskipun sangat beresiko. Karena ia tidak mau Axel dan keluarganya sampai tahu jika ia telah mengandung, apalagi pria yang menghamilinya itu masih sah menjadi suaminya. Dan untung saja ia bisa lari dari Justin di saat suaminya itu sedang tidak berada di rumah. Benar-benar rencana yang sudah dipersiapkan Keisha secara matang, sehingga semuanya pun berjalan lancar.

Beberapa saat kemudian, Keisha telah tiba di kediaman Askara, yaitu kediaman keluarganya sendiri. Ia turun dari taksi dan melihat bangunan megah yang sudah hampir 5 bulan ia tinggal. Keisha begitu sangat merindukan rumah tersebut dan juga orang tuanya. Ia juga merasa menyesal karena sudah melakukan hal bodoh dengan meninggalkan pria yang tulus mencintainya itu hanya demi pria yang sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan Axel dan malah membuat hidupnya semakin menderita.

Keisha melangkahkan kakinya dengan tampak ragu, tetapi ia mencoba untuk menguatkan hatinya, menerima resiko apapun jika nanti kedua orang tuanya itu marah karena perbuatan yang telah ia lakukan. Ia hanya berharap jika dapat diterima kembali oleh keluarganya.

Baru saja ia tiba di depan pagar, satpam yang mengenali Keisha itu pun merasa sangat terkejut dan langsung saja membuka pintu pagar untuk Nona kecilnya itu.

"Nona Keisha, akhirnya Nona pulang juga setelah lama Nona pergi. Kasihan Tuan dan Nyonya yang saat itu sangat terpukul saat Nona pergi. Terlebih lagi Nona Kayla, dia harus menjadi mempelai pengganti agar dua keluarga tidak malu. Ayo Nona masuk, pasti Tuan dan Nyonya akan sangat senang melihat kepulangan Nona," ucap satpam begitu antusias.

"Iya, terima kasih ya Pak Joko. Saya juga sangat merindukan Mama dan Papa," ucap Keisha dan langsung saja masuk.

Setelah tiba di depan pintu utama, Keisha pun mengetuk dan menekan bel pintu hingga terdengar langkah kaki yang membukakan pintu untuknya.

Karina membelalakkan matanya, ia sangat terkejut karena melihat anaknya yang saat itu berdiri tepat di hadapannya.

"Keisha, kamu benar-benar Keisha?" Ucap Karina yang tak mempercayainya.

Keisha yang saat itu menatap Karina dengan tatapan sendu, langsung saja menghamburkan pelukannya pada tubuh sang ibu yang selalu membuatnya nyaman. Ia juga menangis tersedu-sedu di dalam pelukan ibunya itu. Karina yang sangat merindukan anak bungsunya itu pun, membalas memeluknya dengan erat.

"Ma, maafkan aku ya Ma. Maaf karena waktu itu aku sudah pergi dan membuat malu keluarga kita. Aku benar-benar menyesal Ma, tapi aku bisa menjelaskan semuanya," ucap Keisha sembari melerai pelukan mereka.

"Sayang, Mama sangat merindukan kamu. Kamu itu kemana saja sih, tidak bisa dihubungi, menghilang begitu saja. Untunglah kamu baik-baik saja. Sekarang kita masuk saja dulu," ucap Karina dan membawa anaknya itu masuk ke dalam, lalu duduk di ruang keluarga.

"Masih berani kamu pulang ke rumah!"

Suara lantang seseorang telah mengejutkan Keisha dan Karina hingga kini menatap ke arah sosok pria yang berdiri tegap di hadapan mereka.

Bersambung …