Karena takut dipenjara dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, Kaisar Mahaputra terpaksa menikahi seorang gadis belia yang menjadi buta karena ulahnya.
Sabia Raysha ialah gadis yang percaya pada cerita-cerita Disney dan yakin bila pangeran negeri dongeng akan datang untuk mempersuntingnya, dia sangat bahagia saat mengetahui bila yang menabraknya adalah lelaki tampan dan calon CEO di perusahaan properti Mahaputra Group.
Menikah dengan gadis ababil yang asing sementara ia sudah memiliki kekasih seorang supermodel membuat Kaisar tersiksa. Dia mengacuhkan Sabia dan membuat hidup gadis itu seperti di neraka. Namun siapa sangka, perhatian dari adik iparnya membuat Sabia semakin betah tinggal bersama keluarga Mahaputra.
“Menikahimu adalah bencana terbesar dalam hidupku, Bia!” -Kaisar-
“Ternyata kamu bukanlah pangeran negeri dongeng yang selama ini aku impikan, kamu hanyalah penyihir jahat yang tidak bisa menghargai cinta dan ketulusan.” -Sabia-
**********
Hai, Bestie! Jangan lupa klik ❤️ dan like agar author semakin semangat update dan berkarya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Make Over
Di dalam kamar, sejak satu jam yang lalu Sabia mengutak-atik ponselnya untuk mencoba beberapa aplikasi yang tersedia.
Ia menekan tombol bulat cukup lama. "Buka musik!"
"Music On." Terdengar suara siri merespon.
Tak berapa lama, lantunan musik pop barat yang tadi sempat dipilihkan oleh Memey ke galeri musik di ponsel Sabia mulai terdengar. Sabia memejamkan mata untuk menikmati lagu-lagu soundtrack film Disney kesukaannya. Kilas balik adegan-adegan film melintas dalam ingatan Sabia, andai saja kisahnya semulus cerita di dongeng dan film itu, pastilah sekarang Sabia bisa hidup bahagia selamanya. Nyatanya, usai memutuskan menikah dengan Kaisar yang ia pikir pangeran dari negeri dongeng, ternyata hidup Sabia jauh lebih beruntung kala ia masih jomblo. Setidaknya ia masih bisa melihat indahnya dunia, meski hidup seadanya bersama kedua orang tuanya yang sederhana.
"Matikan musik itu, Bia! Aku mau tidur!" keluh Kaisar sembari menutupi kepalanya dengan bantal, namun suara berisik dari musik yang mendayu-dayu membuat kantuknya justru menghilang.
Sabia menurut. Ia menekan tombol bulat itu perlahan. "Musik off!"
"Turn off music." Siri kembali merespon.
Kaisar menghembuskan napasnya lega. Ia berbalik dan memperhatikan Sabia yang meletakkan ponsel di meja nakas sambil meraba-raba meja itu. Tak berapa lama, Bia merebahkan kepalanya di bantal dan memandang kosong ke atas.
"Tidur, Bia! Kamu seperti orang kesurupan kalo melek tanpa ekspresi seperti itu!"
Sabia mengernyit, apakah Kaisar sedang memperhatikannya? Bagaimana lelaki itu tahu bila Bia sedang melamun?
"Kenapa kamu suka sekali mendikte aku," protes Sabia.
"Karena kamu masih kecil. Kalo nggak disuruh nggak jalan."
Bibir Sabia mengerucut mendengar penjelasan Kaisar. Dia paham bila usia Kaisar berada jauh di atasnya, namun memperlakukan Bia seperti anak kecil sungguh melukai harga dirinya.
"Tidurlah. Besok pagi Mama akan membawamu ke salon. Lusa ada acara ulang tahun kantor, tidak mungkin kamu datang ke sana dengan penampilan bocilmu ini. Setidaknya berdandanlah seperti wanita dewasa!"
"Aku nggak mau dateng!" putus Sabia jengkel. Belum juga berangkat tapi Kaisar sudah menyuruhnya begini begitu! Huh! Apa enaknya berkumpul dengan orang-orang yang tidak ia kenal. Pasti mereka adalah orang-orang tua yang membosankan.
"Jangan membantah. Aku tidak suka dibantah, Bia. Tidurlah." Kaisar mendengus marah mendengar jawaban Sabia, ia lantas berbalik posisi memunggunginya.
Sabia berdecak, ia pun berbalik dan memunggungi Kaisar. Ukuran ranjang yang luas membuat Kaisar tak perlu lagi khawatir Sabia akan menjamahnya seperti tadi pagi. Jadi malam ini ia bisa memejamkan mata dengan tenang dan damai.
..
..
..
"Selamat pagi Biaaa, Mama bawa banyak oleh-oleh buat menantu kesayangan Mama Mira." Mira menyambut kedatangan Sabia di meja makan dengan ceria.
Sabia hanya tersenyum lirih, ia meletakkan tongkatnya di sebelah begitu Bik Yati menarikkan kursi untuknya.
"Kapan Mama dateng?" tanya Bia penasaran.
"Kemarin sore. Oh ya, Kaisar tadi minta Mama nganterin kamu ke salon. Kita berangkat sebentar lagi habis sarapan, ya!"
"Bia nggak mau dateng ke acara itu, Ma. Pasti nggak seru kumpul sama orang-orang tua!"
"Eh, jangan salah. Besok tuh acaranya meriah. Ada artisnya juga! Kamu datang aja biar tahu kaya gimana meriahnya acara tahunan Mahaputra Group!" keukeh Mama Mira antusias.
Sabia tak menyahut, ia meraba piring berisi sarapan dan meraih sendok yang teronggok di sebelahnya. Dengan khusyuk, Sabia menghabiskan sarapannya seperti biasa. Semua lelaki di keluarga Mahaputra pasti sudah ngantor di jam segini, hanya tinggal Mira dan Sabia yang menikmati sarapan.
Beberapa jam setelah itu, Mira dan Sabia tiba di salon mahal langganan para sosialita dan artis ibukota. Mira kerapkali datang ke salon ini untuk treatment wajah, rambut dan seluruh tubuh.
Seorang lelaki gemulai sontak menghampiri Mira yang merupakan pelanggan VVIP-nya. Ia sedikit tertegun melihat Mira membawa seorang gadis asing dengan penampilan yang mengenaskan dari segi kacamata fashion.
"Hai, Mommy!! Aduh, sapose indang?" Lelaki gemulai itu memperhatikan Sabia dari ujung rambut hingga ujung kaki.
"Eh, Hel. Ini menantuku, tolong kamu bantu make over dia ya!"
"Ayyyy, menantu dari mandose? Sapose yang menikong?" jerit lelaki itu tertahan. "Tak mungkin ayang Hari, ‘kan, Mommy??"
"Bukan. Ini istri Kaisar. Cus lah, Helmi. Kamu segera kasi dia treatment terbaik dari salon ini!"
"Hellen, Mommy. Helmi sapose eike tak kenal!" protes Helmi eh, Hellen.
Sabia tak bisa menahan senyum mendengar kelakar Hellen. Ia menurut saja saat Hellen menariknya dan mengajaknya duduk di sebuah kursi empuk yang bisa berputar.
"Rambutnya kamu potong aja, Hel. Terus warnai yang sesuai dengan warna kulit dia!" terdengar suara Mira memerintah tak jauh dari tempat Sabia duduk.
"Tenang lah, Mommy. Di tangan Hellen Clarita Estela semuanya pasti akan cantika!"
Dengan mode pasrah, Sabia tak lagi banyak protes dan bersuara ketika tangan ajaib Hellen merubah seluruh penampilannya. Rambut panjang Sabia yang selalu tergerai ikal mulai dipotong menyesuaikan bentuk wajahnya, dan diwarnai dengan warna rambut kekinian. Sambil lalu treatment rambut, beberapa orang nampak merapikan kuku tangan dan kaki Bia.
"Wajahnya sudah cantik alami, Mommy. Tak perlu di treatment aneh-aneh." Hellen mendekat pada Mira yang sedang melakukan Hair Spa.
"Oke, Hel. Besok jangan lupa suruh staf-mu ke rumah untuk mendandani kami!"
"Siap, Mommy. Don't worry be happy trilili."
**************
Ayooo, ayoo, jan lupa jempol dan klik favorit, Bestie ❤️
coba klo ga sakit apa mau di puk puk
cuma taunya marah kan bang koi bang koi pulang" mlh sakit 🤣🤣🤣
Kai ini cari mslh aja ada yg halal
tp cinta mo lawan kah😍