Dunia Selina tiba-tiba berubah sejak kecelakaan yang Merenggut nyawa Mama nya. Ia bahkan mengalami buta mata setelah kejadian itu. Tidak sampai di sana. Sang Papa menyalahkan nya karena dia lah sang Mama meninggal.
Selina di jual pada seorang Pria. Ibu tiri yang jahat berada di belakang semua itu. Namun tanpa di sadari, ia malah jatuh cinta pada seorang Pria ke-jam yang sudah banyak Merenggut nyawa manusia.
Bagaimana kisah Selina selanjutnya? Semua ada di novel ini. Selamat membaca semua nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Bagaimana kau tahu jika itu adalah aku, Selina?"
"Aku hanya menebak nya saja. Jika itu bukan kau, ya tak perlu di pikirkan."
Selina berjalan perlahan sambil meraba-raba. Menjadi buta membuat nya terbiasa berjalan sambil mencari tempat untuk ia jadikan pegangan.
Bug..
Selina kembali jatuh dan ia pun bangun kembali. Bahkan, berkali-kali ia jatuh dan terluka .
Damian hanya melihat nya saja dan tidak ada niat untuk membantu. Akan ia lihat, sampai dimana Selina akan menjadi keras kepala seperti itu.
"Selina."
"Iya."
Selina masih terus meraba dan beberapa kali sudah ia terjatuh. Dan ia sama sekali tidak meminta bantuan Damian.
Hingga ia jatuh untuk yang ke sekian kali nya. Seorang Pria menangkap Selina saat itu. Mata Damian langsung menatap tajam pada Pria yang menolong Selina.
"Apa kau tidak apa-apa?" Tanya Pria itu.
"Aku baik-baik saja. Maaf sudah merepotkan mu. Mata ku buta."
"Kau buta? kalau begitu, dimana rumah mu biar aku antar."
"Rumahku,,"
"Tidak perlu bersusah payah pada nya, Pedro. Dia adalah calon istri ku. Ehem." Ucap Damian dengan sombong nya.
"Calon istri? Ah, kau keterlaluan Damian. Calon istri mu ini tak bisa melihat. Dan kau membiarkan nya jalan sendiri. Jika kau tidak ingin bersama nya. Katakan. Biar aku yang akan menolong nya."
"Jangan macam-macam kau dengan ku. Ayo Selina, kita pergi."
Damian tidak ingin berbasa-basi. Ia langsung menggendong Selina agar jalannya tidak lambat dan terjatuh. Rasa kesal pada Pedro sepupunya membuatnya benar-benar tidak bisa tahan.
Sementara itu Selina sudah berada di dalam mobil Damian. Ia sama sekali tidak mengatakan apapun dan diam saja.
Selina sebenarnya kesal karena Damian yang membiarkannya jalan sendiri di tempat asing. Namun Selina tetap diam dan tidak akan mengeluh dan tantrum.
Tapi siapa sangka jadinya ia malah bertemu dengan seseorang yang membuat Damian kembali merebutnya dari tangan Pria itu.
"Apa kamu senang, Selina?"
"Senang kenapa?"
"Tadi kamu kan di tangkap Pedro."
"Trus?"
"Selina, apa kau mau mempermainkan perasaan ku?"
"Tidak. Bukan nya anda yang tadi meninggal kan aku. Terus, kenapa harus aku yang di salahkan."
"Tapi kenapa kau tidak memanggil ku? Apa susah nya?"
Selina diam. Ia malas berdebat. Damian yang melihat hal itu pun kesal dan langsung membawa nya ke suatu tempat.
Selina tidak bertanya akan di bawa kemana. Ia tidak ingin cerewet dan nanti akan di marahi lagi oleh Damian.
"Ada yang bisa saya bantu, Pak?"
"Kami akan menikah saat ini juga."
"Tapi pak,"
"Ini kartu nama saya. Mungkin kau tak kan tahu. Kalau kau masih bingung, tanya saja dengan seseorang yang bertanggung jawab di tempat ini."
Wanita itu pun menghubungi seseorang yang mengenal Damian. Begitu terkejut diri nya saat tahu jika Damian akan menikah saat itu juga.
"Mohon di tunggu sebentar, Ya Pak Damian."
"Lama sekali sih. Mau menikah saja sulit. Aku udah bawa calon ini. Apa lagi?"
"Menikah tidak semudah itu, Tuan Damian. Harus ada saksi dan wali. Aku masih memiliki Papa tapi, aku tak tahu apa Papa ku mau menjadi wali."
"Berapa nomor ponsel Papa mu?"
Selina pun mengatakan pada Damian nomor ponsel Papa nya. Ia pasrah dengan apa yang terjadi. Selina berharap, nomor itu tidak aktif.
"Halo, siapa ini?"
"Apakah kau Papa nya Selina?"
"Selina? Aku sudah tidak memiliki hubungan lagi dengan anak durhaka itu."
"Aku tidak peduli dengan urusan mu. Aku hanya ingin bertanya. Apa kau Papa nya?"
"Iya."
"Kalau begitu, kau harus datang ke sini. Kami akan menikah dan kami butuh kau sebagai wali."
"Tak Sudi aku menjadi wali nya. Apalagi kalian menikah di tempat seperti itu. Pasti kau orang miskin. Ah, bagus lah kalau Selina menikah dengan orang miskin. Itu lebih baik."
"Dasar kau orang tua sinting! Jadi, kau tak mau jadi wali kami?"
"Tidak. Baik lah. Mulai hari ini, apapun yang terjadi dengan Selina adalah tanggung jawab ku. Kau, awas saja jika di kemudian hari kau bilang Selina adalah anak mu."
Tut.
Setelah mengatakan hal itu, Damian langsung mengakhiri panggilan nya. Adapun asisten nya yang datang saat itu, begitu terkejut saat mendengar Damian banyak bicara.
"Tuan, apa anda yakin akan menikah sekarang?"
"Yakin. Bagaimana ini, Orang tua nya tidak mau menjadi wali."
"Tenang saja. Masih ada jalan lain. Yang penting saat ini, kalian menikah bukan karena paksaan."
"Tak mungkin kami nikah paksa. Apa mau ku bunuh kau! Berani sekali mengatakan hal itu."
"Tenang Tuan Damian. Anda tidak boleh marah-marah. Jika anda begini, nanti beliau tidak akan mau menikah kan anda." Ucap asisten nya Damian.
"Trus, ya bagaimana? Mau menikah saja kenapa sulit sekali. Aku mau menikah loh. Bukan mau berbuat kejahatan."
"Iya Tuan. Tolong sabar lah. Biar mereka mendaftarkan nama Tuan dan Nyonya Selina terlebih dahulu. Siapa suruh Tuan serba terburu-buru seperti ini."
"Kau menyalahkan ku, Ameng?"
"Tidak. Tuan yang benar. Aku yang salah." Ucap Asisten nya Damian yang bernama Ameng.
Setelah menunggu beberapa jam lama nya. Akhirnya pernikahan Damian dan Selina telah sah.
Damian tersenyum sepanjang jalan sambil melihat buku nikah kedua nya. Ia bahkan membelai lembut buku nikah itu.
Ameng yang sedang mengemudi merinding melihat Tuan nya itu. Namun, saat mereka dalam perjalanan pulang, tiba-tiba saja mobil Damian di serang.
Sepertinya mereka tahu jika Damian tidak di jaga kali ini. Dan mereka tidak menyangka jika Damian berani bepergian sendirian dengan Ameng.
Dor
Dor
"Tuan, mobil kita di kepung."
"Ameng, bawa Selina pergi. Biar aku hadapi mereka."
"Tapi Tuan. Saya tidak bisa meninggalkan Tuan sendirian."
"Segeralah minta bantuan. Ingat untuk menjaga istri ku. Akan aku lumpuhkan mereka terlebih dahulu."
Selina pun langsung pergi bersama Ameng. Ia bahkan tidak mengatakan apapun pada Damian.
"Selina, apa kau tidak khawatir dengan suami mu? Apa kau tidak ingin mengatakan apapun pada suami mu ini?"
"Tuan Damian, aku tunggu kau malam ini di rumah."
Hanya dengan kata-kata itu, Damian sudah berbunga-bunga. Ia bahagia sekali dengan apa yang dikatakan oleh istri nya .
"Sejak kapan Tuan ku jadi begini." Gumam Ameng.
Dan setelah itu, Ameng langsung membawa pergi Selina dengan cepat dengan cara di gendong di pundak nya.
Entah sebesar apa tubuh Ameng sehingga ia bisa menggendong Selina dengan cara seperti itu.
"Ameng."
"Iya Nyonya, ada apa?
"Aku bukan karung beras."
awas Damian muali sekarang pengawalan Selina harus lebih Keta karna dia akan menjadi target musuh mu
pasti kaget dong tuh bokapna Selina sukurin jadi bokap ko jahat bgt,
koplak2 jan2 ngakak di akhir.. kuuuapok mu kapn damian
supaya harum mewangi sepanjag hari
dan damian akan menjadikan mu wanita kuat.. ayo kk thor
masuk kk rhor
smg nasib baik menyertai mu selin
jdikan dia wanita kuat kk thor krn berdampinhan dgn seorang mafia
buat matanya norma lagi dan bisa main senja dan bela diri