NovelToon NovelToon
Menikahi Lelaki Tunanetra

Menikahi Lelaki Tunanetra

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Badboy / Mafia / CEO
Popularitas:1M
Nilai: 4.9
Nama Author: alfajry

Kanazya Laurels, wanita yang hidup sendiri dari kecil. Ayahnya meninggal setelah ditinggal ibunya pergi.

Dia bertemu dengan seorang pria penjual bunga yang sangat tampan hingga membuatnya terpesona. Tetapi lelaki itu ternyata tunanetra.

Tak disangka, Kana setuju menikah dengan Krishan lantaran ia terhimpit dan butuh tempat tinggal. Tetapi pesona Krishan yang luar biasa itu, membuatnya jatuh cinta.

Masalah terus berdatangan saat Kana menyadari bahwa lelaki buta yang ia nikahi bukanlah orang sembarangan.

Siapa sebenarnya Krishan? Bagaimana cara dirinya melindungi istrinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alfajry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Vengeance's waiting

Kana melongo menatap ponselnya. Dia mematung saat membaca email yang masuk dari perusahaan tempatnya melamar kemarin. Dia diterima tanpa tes dan wawancara?

"A-apa.. ini.. benar??"

Kana melirik jam di dinding kamarnya. Pukul 7 pagi dan dia diminta untuk datang hari itu juga.

"Aku.. hari ini?"

Kana memukul-mukul kepalanya. Bukankah terlalu aneh rasanya, dia diterima tanpa tes dan anehnya, baru aja kemarin sore dia masukkan lamaran dan pagi ini langsung disuruh kerja, di perusahaan sebesar itu??

Kana ingin mengatakan ini pada Krishan tapi dia masih belum begitu berani berhadapan dengan pria itu setelah dua kali dia duduk di pangkuan Krishan. Ralat, tiga kali. Dua kali mabuk dan satu kali dengan sadar hampir mencium bibir Krishan.

Tak punya pilihan, Kana memberanikan diri untuk bertanya. Toh, Krishan juga selalu bersikap biasa saja.

Kana membuka pintu dan terkejut mendapati Krishan berdiri menghadap pintunya.

"Oh, Krish?"

Krishan tersenyum, "Ayo, sarapan." Ajaknya lalu berjalan menuju taman ruang tengah.

Kana mengikuti dari belakang, dia lalu duduk di hadapan Krishan.

"Krish, apa aku boleh bertanya?"

Krishan menyesap kopinya. "Apa selama ini dilarang?"

Kana memanyunkan bibirnya. "Begini, aku melamar pekerjaan di Shanprise. Kau tahu kan, perusahaan besar itu? Perusahaan yang sempat terpuruk beberapa bulan lalu."

Krishan mengangguk.

"Aku diterima disana dan anehnya mereka memintaku masuk hari ini. Tanpa tes dan wawancara. Aneh sekali, kan? Mereka bahkan belum melihatku langsung, juga aku tidak tahu kesepakatan gaji dan lainnya."

Wajah Kana berkerut, ia berpikir keras seperti ada hal aneh menurutnya.

Krishan meletakkan gelasnya. "Bukankah bagus? Banyak orang bermimpi bekerja disana dan kau langsung diterima tanpa tes."

Kana mencondongkan tubuhnya dekat Krishan. "Kau tidak merasa aneh?"

Krishan menggelengkan kepalanya. "Itu artinya kau sesuai dengan kualifikasi yang mereka butuhkan."

Kana menggoyangkan kakinya, jawaban Krishan ada benarnya walau Kana masih merasa bingung.

"Jadi, kau bekerja hari ini? Kalau begitu, selamat ya." Ucap Krishan.

"Aku masih belum yakin. Terlalu cepat, menurutku. Aku juga tidak punya baju yang bagus untuk bekerja disana." Ucapnya lalu meminum jusnya.

"Kalau begitu, belanjalah sepulang bekerja. Beli baju-baju yang bagus. Kau belum pernah menggunakan uang yang kuberi, kan?"

Kana tak menyahut, dia memang tidak berani memakai uang sebanyak itu.

"Apa uangnya kurang?"

"Bukan. Itu sangat banyak." Jawab Kana dengan cepat. Dia ingin sekali bertanya, dari mana uang sebanyak itu padahal Krishan hanya penjual bunga.

"Kalau begitu, pakai uangnya untuk belanja pakaianmu. Aku akan sangat senang jika kau menggunakannya."

Kana mengangguk lalu menyantap roti panggang di depannya.

"Jia?"

"Aku sudah mengangguk, Krish." Jawab Kana dengan mulut penuh roti, sementara Krishan tersenyum lebar.

...♡♥︎♡♥︎...

Kana berdiri mengadah menatap gedung tinggi besar di hadapannya. Begitu terlihat megah walau dari luar. Kana masih melongo disana. Rasanya seperti mimpi, apa benar dia diterima begitu saja di perusahaan ini?

Kana berdehem, mengusir gugup lalu merapikan pakaian dan rambutnya yang dikuncir kuda. Dia menarik napas perlahan lalu berjalan dengan santai. Kana memakai rok hitam selutut, kemeja dan juga blazer hitam. Dia ingin bertanya penampilannya pada Krishan tadi, tapi dia lupa kalau laki-laki itu tidak bisa melihat. Saat bertanya pada Bibi Marry pun, wanita paruh baya itu mengatakan kalau Kana selalu cantik, membuatnya tidak puas dengan jawaban itu.

Kana berhenti di lobi, dia bingung harus menuju kemana.

"Permisi.." seorang petugas keamanan yang memperhatikan kebingungan Kana menyapanya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas itu dengan ramah.

"Ah, begini, saya baru saja diterima disini. Ini berkas saya. Saya tidak tahu harus kemana." Kana menyerahkan amplop coklat yang berisikan data-datanya.

"Oh, Nona sekretaris baru, ya? Mari saya antar."

Kana mengikuti petugas itu menaiki lift menuju lantai 23, lantai paling atas.

Setelah sampai, Kana melihat ruangan itu berbeda dari lantai satu. Tempatnya lebih nyaman dan dinding kaca memperlihatkan keindahan dibawahnya.

"Mari, ikut saya."

Kana tersentak dan berlari kecil mengikuti petugas itu.

Kana merapikan lagi pakaiannya saat petugas mengetuk pintu yang di atasnya tertulis CEO.

"Permisi, pak. Saya membawakan sekretaris baru." Ucapnya ke dalam. "Silakan, Nona." Petugas itu mempersilakan Kana masuk.

Kana masuk dan berjalan perlahan. Seorang pria dengan pakaian yang rapi tengah mengetik-ngetik di laptopnya. Dia tampak sibuk dan tak menoleh pada Kana yang berdiri saja di depannya.

"Silakan duduk." Ucapnya tanpa menoleh.

Dia menutup laptopnya dan matanya menatap dengan seksama wajah Kana.

"Siapa namamu? Bawa berkas?"

Kana langsung menyerahkan data dirinya. Dia merasa aneh, padahal diterima tetapi bahkan pria di depannya tak tahu namanya. Siapa yang menyeleksi dirinya ini?

"Kanazya Laurels." Ucapnya sambil membaca data diri Kana.

"Hm.. baiklah. Kau diterima dan langsung bekerja pada CFO. Nanti dia yang akan memberitahu tugasmu." Ucapnya lalu meletakkan berkas di tangannya.

"Jadi, Kanazya Laurels, sebelumnya kau bekerja dimana?"

"Saya pramuniaga di sebuah cafe, pak." Jawab Kana dengan sedikit menunduk.

Pria itu mengangguk-angguk sambil terus menatap Kana.

"Perkenalkan, aku David. Nanti kita akan sering bertemu dan kau jangan panggil bapak. Panggil saja kakak."

Kana mengerutkan dahinya sejenak lalu mengangguk saja walau dia bingung dengan pria di depannya. Mana mungkin dia berani memanggil kakak pada pimpinan perusahaan apalagi di kantor.

David memencet satu tombol yang terhubung ke bawahannya.

"Rachel sayang, segera kemari." Ucapnya lalu tersenyum lagi pada Kana.

Kana menghela napas, sepertinya pemimpinnya ini sangat suka bermain-main dengan perempuan.

Pintu terbuka, seorang perempuan cantik dan berbadan tinggi langsing masuk.

"Sayang, antar dia ke ruangan Vivi." Ucapnya lalu bermain mata pada wanita itu.

Rachel hanya tersenyum dan menatap Kana. "Mari, ikut aku."

Kana menundukkan kepalanya pada David lalu mengikuti Rachel keluar ruangan.

David terkekeh. Dia mengambil ponsel dan meletakkannya di telinga.

"Sialan, istrimu cantik sekali, ya! Dapat dimana, ha?" David terkekeh lagi.

"Jangan sentuh milikku." Jawab yang diseberang dingin.

"Haha. Aku curiga, jangan-jangan kau pura-pura buta, ya!"

"Kau jangan memberinya pekerjaan yang berat-berat. Kalau sampai aku dengar dia mengeluh, kubunuh kau!"

David semakin tertawa lebar. "Hahaa, baiklah, baik. Hei, Yohan, cepatlah operasi matamu, kau harus lihat ciptaan Tuhan yang paling seksi itu. Kalau tidak, akulah yang akan puas melihatnya. Hahaha" David langsung memutuskan sambungan telepon sebelum amukan sahabatnya itu menjadi-jadi.

Sementara Krishan, menahan bibirnya yang hampir memaki David. Untung saja lelaki itu langsung menutup teleponnya, kalau tidak, dia akan mendengar makian dan umpatan dari mulut Krishan.

Teringat istrinya, membuat Krishan tersenyum. Jika David berkata demikian, artinya Jia memang perempuan yang cantik mengingat lelaki itu adalah hidung belang dan hanya menyukai wanita-wanita yang berkelas dan cantik. Krishan jadi tidak sabar untuk segera mengoperasi matanya, dia berharap dalam hatinya semoga dia segera mendapatkan donor mata.

Bagaimana pun, Krishan harus antre sebab tunanetra sepertinya yang membutuhkan donor mata sangat banyak sedangkan pendonornya sangat sedikit, membuatnya harus sabar menunggu.

TRING!

Lamunan Krishan buyar mendengar suara lonceng pintu.

"Krish.."

Krishan tak menjawab, dia tahu siapa yang datang.

"Bagaimana? Kau sudah memikirkannya?" Sherly duduk disebelah Krishan tanpa disuruh lalu menyilangkan kakinya.

"Aku tidak tertarik."

"Lho, kenapa? Aku sudah bilang kan, kalau aku akan membantumu merebut kembali perusahaanmu dari David sialan itu?"

"Ada hal yang kau tidak paham dan aku enggan menjelaskannya."

BRAK! Pintu terbuka dengan kasar hingga membuat Sherly terperanjat, terlebih saat melihat siapa yang datang.

"Wah, aku mengikutimu dan membuatku merinding saat tahu toko ini milik Krishan." Danny berkacak pinggang, tersenyum miring pada Sherly dan Krishan.

"Apa yang kau lakukan disini?" Sherly berdiri, dia tak sangka Danny mengikutinya.

"Seharusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan bersama mantan kekasihmu itu, hah?" Danny meninggikan suaranya.

"Aku..aku.. Aku hanya mengunjungi Krishan sebentar." Jawab Sherly terbata, seperti telah ketahuan berselingkuh.

"Haha, mengunjungi? Apa ini yang membuatmu berubah akhir-akhir ini, hah? Kau cemburu sejak melihatnya datang bersama perempuan lain, kan? Jadi kau mau kembali padanya??" Teriak Danny berang pada Sherly sementara Krishan hanya diam mendengarkan perdebatan dua orang pengkhianat itu.

"Bukan begitu. Kau selalu berlebihan!" Sherly berdiri dan langsung pergi meninggalkan Danny.

"Hey, mau kemana?!" Danny lalu beralih pada Krishan yang masih diam di tempatnya.

"Jadi kau tukang bunga sekarang?" Nada Danny terdengar mengejek. "Aku turut prihatin atas segala yang terjadi dalam hidupmu. Kecelakaan, kehilangan mata, kebangkrutan perusahaan, kehilangan jabatan, kehilangan kekasih, lalu apa lagi? Apa teman-teman premanmu masih setia padamu?" Terdengar tawa kecil dari mulut Danny.

"Melihatmu dihina dan disepelekan membuatku merasa sedih. Jangan berpikir Sherly akan kembali, dia hanya kasihan padamu." Danny tersenyum miring lalu keluar dari toko.

Krishan meregangkan lehernya ke kiri dan kanan, mendengarkan celoteh orang gila itu membuatnya lelah. Seluruh ucapan Danny membuatnya teringat lagi masa terburuknya.

Dulu saat pertama kali Krishan sadar dari koma, dia langsung meremas sprei tempat tidur, seperti menyadari ada yang salah dari matanya. Pandangannya gelap walau dia sudah beberapa kali mengejap.

"Anda sudah sadar? Tolong beritahu apa yang anda rasakan sekarang." Suara yang sepertinya seorang dokter disampingnya membuat dirinya yakin kalau dia kini buta.

Sulit rasanya menerima itu, ditambah Danny memberi kabar bahwa perusahaannya mengalami penurunan, juga Sherly yang terkejut dan menghindar saat tahu bahwa dirinya buta, membuat mentalnya hampir berantakan.

Tak berhenti sampai disitu, beberapa hari setelah Krishan pulang dari rumah sakit, dia mendengar bahwa bawahannya banyak yang kabur dan keluar dari organisasinya saat tahu dirinya kini melemah ditambah perusahaan yang menopang mereka runtuh, mereka memilih pergi dan menghina Krishan, orang yang sempat ditakuti pada saat itu.

Lalu tak berapa lama, Sherly datang bersama Danny mengabarkan bahwa mereka telah berpacaran dan akan menikah, membuat Krishan semakin hancur berkeping-keping. Lengkap sudah penderitaan yang dia alami. Berkali-kali dia ingin bunuh diri, namun David yang datang dari luar negeri selalu saja menghalanginya.

Krishan tertawa sendiri saat mengingat itu semua akhirnya terlewati. Salah satunya berkat David, teman semasa kecilnya di panti.

"Sekarang, tunggu saja giliranmu." Krishan tersenyum sinis menantikan kehancuran Danny, orang yang sudah dianggap sebagai sahabat sekaligus tangan kanannya, telah berani menusuknya dari belakang.

TBC

1
myels
baru nemu novel ini.. sumpaah.. baguusss bgt.. tapi aku dah ovt duluan.. harus siapin hati buat lanjut bacaaaa.... 😭😭😭😭
Siti Aminah
Luar biasa
Anna Nurhasanah
direpeti means dicerewetin...
Herni Marianty
Luar biasa
Herni Marianty
Lumayan
Paytren Nury Cahyono
Aku rela nonton iklan sampai habis thor
Paytren Nury Cahyono
😍😍😍
Rahmi Mamimima
keren bgt critanya
Rahmi Mamimima
ganasss juga si kana
Rahmi Mamimima
🤣lgsg di ulti
Rahmi Mamimima
kereenn
Rahmi Mamimima
ksian kana
Rahmi Mamimima
🤣🤣 suamimu trllu galak
Rahmi Mamimima
🤣
nah loohh .. bini' mu sdh angkat bicara
Rahmi Mamimima
🤣
Rahmi Mamimima
eh 🤣🤣
Rahmi Mamimima
si kana juga aneh . jelas2 ada supir d depan mata bisa2nya malah milik taksi
Rahmi Mamimima
di repeti itu apa sih?aq g tau
Rahmi Mamimima
Luar biasa
Rahmi Mamimima
yg d gibahin suaminya sendiri 🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!