Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 16
🍁🍁🍁
"Bagaimana kondisi mu saat ini? Apakah sudah lebih baik?"
"Eh... i-itu iya Pak kondisi saya sudah lebih baik."
"Syukurlah kalau gitu," terlihat wajah Andrian begitu senang mendengarkan keadaan Nayra.
Nayra bingung melihat sikap Andrian barusan. Baru kali ini Andrian menanyakan kabarnya setelah beberapa hari ia bekerja di sini. Padahal biasanya bila Nayra menjawab pasti Andrian hanya menjawab dengan 'hm...' saja.
"Kalau gitu kamu kembali ke meja kerjamu!" titah Andrian lalu Nayra menuju meja kerjanya.
Ruangan itu terdengar hening tak ada suara sama sekali. Andrian terlihat fokus dengan laptopnya, begitu juga Nayra yang fokus mengerjakan tugas yang sudah menumpuk karena ditinggalkan satu hari kemarin.
Lama keheningan di situ, tak sengaja Andrian menatap Nayra yang masih fokus bekerja. Andrian melirik tubuh Nayra dari atas sampai bawah.
"Sepertinya Nayra cocok aku jadikan pacar bohongan untuk dikenakan kepada Mama dan Papa," gumam Andrian di dalam hatinya.
Nayra yang merasa dilihatin oleh bosnya langsung menatap ke arah bosnya itu. Spontan Andrian langsung mengalihkan pandangannya ke arah laptop dengan gugup. Meskipun seperti itu Nayra tetap tau bahwa Andrian memerhatikanya dari tadi.
"Ada apa laki-laki beregsek itu memperhatikan ku? Apakah ada yang salah dengan pakaianku?" Nayra dengan cepat-cepat memeriksa semua sudut bajunya serta penampilannya.
"Tapi pakaian ku dan penampilan ku tak apa-apa, tapi kenapa dari tadi dia memerhatikan ku seperti itu," batin Nayra yang aneh melihat sikap bosnya itu.
Setelah membatin terlalu lama, akhirnya Nayra kembali mengerjakan tugasnya. Ia bodoh amat tentang Andrian menatapnya seperti itu yang penting pakainya tak kenapa-napa.
Waktu istirahat sudah habis. Nayra membereskan mejanya lalu meminta izin kepada bosnya untuk makan siang.
"Pak saya izin dulu pergi makan siang, kalau ada yang mau Bapak pesan, bilang saja ke saya."
"Tidak ada!"
"Baiklah kalau gitu saya permisi dulu," Nayra membalik badannya untuk keluar dari ruangan itu tapi Andrian malah mencegahnya.
"Tunggu dulu!"
"Ada apa Pak?" tanya Nayra yang kembali membalikkan badannya mengarah ke arah Andrian.
"Ada yang ingin saya katakan ke kamu, jadi duduklah sebentar."
Jantung Nayra merasa dan-dig duk mendegar hal itu. Ia khawatir bila mimpinya kemarin itu akan jadi kenyataan.
"Memangnya apa yang ingin Bapak bicarakan dengan saya?"
Andrian mulai mengatur nafasnya lalu menatap mata Nayra dengan tajam.
"Apa kamu mau menjadi pacar saya?"
"Hah! Maksud Bapak apa?" Nayra bingung dengan pernyataan Andrian seperti itu.
"Maksud saya, hanya jadi pacar bohongan saya saja."
"Oh syukurlah saya kira beneran, hah! Tapi kenapa saya harus menjadi pacar bohongan Bapak?" Nayra lagi-lagi terkejut dengan pernyataan bosnya itu.
"Saya mau kamu berpura-pura menjadi pacar saya di depan orang tau saya saja nanti."
"Maaf Pak saya tidak bisa, saya bukan wanita seperti itu yang seenaknya untuk dijadikan mainan."
"Bukan itu maksud saya, tapi..."
"Apapun alasannya saya tetap tidak mau!" Nayra beranjak dari duduknya lalu ingin pergi dari sana.
"Saya akan membayar berapapun yang kamu inginkan, asalkan mau menjadi pacar bohongan saya untuk satu hari."
Nayra kembali membalikkan badannya, Andrian kira tawarannya akan Nayra terima tapi dugaan Andrian salah besar dengan Nayra.
"Berapapun dan sebanyak apapun Anda membayar saya, tapi tetap saya tidak mau. Karena saya bukan mainan untuk bisa dibeli seperti itu. Saya punya harga diri sebagai seorang wanita walaupun saya dari kalangan tidak mampu."
Andrian sekilas begitu kagum dengan penolakan dan alasan kenapa Nayra menolaknya, tapi kalau Nayra tetap kukuh tak mau menerima tawarannya maka nasibnya akan bagaimana nanti karena sudah janji pada mamanya.
"Maaf bila perkataan saya menyinggung mu, tapi saya mohon kepadamu untuk mau menerima tawaranku!"
"Maaf sekali lagi Pak, tapi saya tak bisa!" Nayra kembali melangkahkan kakinya menuju ke luar ruangan itu.
"Bila kamu tak mau, aku harus terpaksa menerima perjodohan dari Mamaku, dan satu-satunya cara agar bisa menolaknya dengan cara membawakannya pasangan. Sedangkan saya tak punya pacar satupun."
Seketika Nayra berhenti di tempat. Ada rasa tak rela bila Andrian akan menikah. Nayra kembali membalikkan badannya ke arah Andrian.
"Itu semua urusan Bapak, jadi saya tak ada urusan dengan masalah Bapak saat ini."
"Saya tak mencintai wanita itu, dan saya juga belum siap untuk menikah jadi tolong bantu saya. Apapun yang kamu minta akan saya kabulkan."
Sebenarnya ini yang Nayra inginkan melihat laki-laki yang ia benci selama ini tersiksa seperti itu, tapi kenapa di lubuk hati paling dalam Nayra begitu kasihan dan ingin membantu Andrian dari masalahnya. Bukan kasihan tapi Nayra lebih tak terima bila Andrian akan bersanding dengan wanita lain walaupun cepat atau lambat Andrian akan menemukan wanita pilihnya, tapi untuk saat ini Nayra belum bisa menerimanya.
"Baiklah saya akan membantu Bapak dengan cara menjadi pacar bohongan Bapak, tapi saya tak mau menerima apapun dari Anda. Jadi ini semata-mata karena ingin menolong Bapak."
"Terima kasih kamu sudah mau bersedia menjadi pacar bohongan saya."
"Lalu kapan saya akan menjadi pacar bohongan Bapak?"
"Minggu besok, ini suruh undangannya."
Andrian menyodorkan Nayra sebuah surat undangan untuk masuk ke dalam pestanya.
"Nanti sopirku yang akan menjemputmu dari rumah."
"Baiklah! Kalau gitu saya permisi mau ke kantin dulu."
"Hm..."
Andrian begitu bahagia karena masalahnya sudah beres tinggal melancarkan aksinya agar nanti mamanya tak curiga.
Setelah makan siang Nayra kembali menuju ruangan Andrian. Sesampainya di sana Nayra diberikan sebuah kotak lumayan besar dari Andrian.
"Apa ini Pak?"
"Buka saja!"
Nayra perlahan-lahan membuka isi kotak itu. Ia melihat sebuah dress berwarna pink muda sebatas lutut. Terlihat dress itu begitu mewah dan elegan membuat Nayra langsung jatuh cinta dengan dress itu.
"Untuk apa gaun ini Pak?"
"Ini untuk kamu kenakan saat pesta itu."
"Tapi ini dress pasti sangat mahal, jadi ini tak perlu untuk saya pakai."
"Jangan menolaknya! Untuk masalah harga itu tak terlalu mahal jadi kamu tak usah memikirkan harganya. Tugasmu hanya mengenakannya saja ketika pesta."
"Baiklah!" Nayra hanya pasrah saja dengan kemauan bosnya itu. Lagian Nayra juga sudah suka melihat dress yang begitu cantik dan elegan itu.
Tapi satu yang Nayra tak suka dari dress ini. Dress nya begitu terbuka untuknya yang tak terlalu suka dengan pakaian seksi tapi apa boleh buat Nayra harus menuruti semua perintah Andrian.
***
Hari pun berganti seiringnya berjalan waktu, malam ini di mana Nayra akan melancarkan aksinya untuk berpura-pura menjadi pacar bohongan Andrian.
Terlihat Nayra sudah bersiap-siap. Nayra mengunakan dress yang sudah diberikan Andrian olehnya serta tak lupa Nayra berdandan walaupun dandannya terlihat begitu natural tapi tetap terlihat cantik.
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa