NovelToon NovelToon
HANARIA Wanita Sejuta Rasaku

HANARIA Wanita Sejuta Rasaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO
Popularitas:261.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Dewi Payang

Hanaria bekerja sebagai seorang arsitek pada perusahaan Agatsa Properti Group yang memiliki kerajaan bisnis asal Indonesia.

Karena suatu hal, Hanaria terpaksa meninggalkan pekerjaan yang menjadi cita - citanya itu, dan bekerja sebagai seorang marketing di perusahaan otomotif dengan tantangan dalam enam bulan pertama ia harus berhasil memasarkan product dengan target yang telah ditentukan.

Tantangan berhasil dicapai, sehingga Hanaria menjadi kesayangan sang pemilik perusahaan otomotif raksasa tersebut.

Pengembangan diri Hanaria menghadapi banyak tantangan. Seorang pria muda, salah satu penerus bisnis Keluarga Agatsa Group, mantan bosnya, diam - diam menaruh hati padanya.

Kisah cinta akhirnya terjalin diantara mereka dengan segala kerumitannya, namun semuanya dapat berakhir bahagia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Payang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16 Banyak Tamu

Hana nampak kelelahan menerima para tetangga yang datang bertamu silih berganti dirumah orang tuanya hingga pukul sembilan malam.

Oleh - oleh yang ia bawa dari kota pun tidak lupa ia bagikan membuat para tetangga yang berkunjung merasa senang.

"Hana, istirahatlah..... kau pasti lelah menempuh perjalanan jauh hari ini, ditambah lagi para tamu yang tak berhenti - berhentinya berkunjung semenjak engkau tiba sampai sekarang." Ucap ayahnya, sesaat setelah tamu - tamu mereka pulang.

"Baik ayah..... Hana memang ingin segera tidur..... lelah sekali rasanya...." Hanaria mencium tangan ayahnya lalu beranjak menuju kamarnya.

Tok....tok....tok.....

Hana berhenti didepan pintu kamarnya, menatap kearah pintu depan yang sedang diketuk.

"Masuklah kekamarmu Hana, ini sudah jam sembilan malam, kau butuh istirahat, biar ayah saja yang membukakan pintu...." Ucap ayahnya pelan. Hanaria menganggukan kepalanya lalu membuka kamarnya dan segera masuk.

Dari dalam kamar, sayup - sayup terdengar suara ayah Hanaria dan tamunya berbincang diruang tamu.

Hanaria membaringkan tubuhnya diatas dipan kayu beralaskan kasur kapuk. Ia merasa begitu lega saat bisa mengempaskan tubuh penatnya disana, walau tidak seempuk kasur busa dirumah sederhananya yang ada dikota.

Ia memandang langit - langit kamarnya, yang hanya diterangi pelita. Dusun Rimba yang masih terisolir belum terjangkau listrik. Hanya beberapa warga yang menggunakan mesin genset bila ada acara keramaian dimalam hari. Selebihnya, dusun kelahiran Hanaria itu akan diselimuti kegelapan dimalam hari, hening, sunyi, dan sepi. Hanya terdengar suara jangkrik, kodok bertelur, atau burung hantu dimalam hari.

Pandangan Hanaria menyapu seisi kamarnya, semuanya masih terlihat rapi dan bersih saat terakhir ia pulang dua tahun yang lalu, ketika kakak laki - lakinya menikah.

Ya, ayah dan ibunyalah yang rajin membersihkan kamarnya walau tidak ada yang menempati.

Kelopak mata Hanaria terasa begutu berat, sayup - sayup suara ayahnya dan tamunya semakin samar - samar terdengar, hingga akhirnya ia tidak ingat apa - apa lagi.

...***...

Pagi - pagi buta, setelah menyelesaikan kegiatan ibadahnya kepada Tuhan, Hanaria membereskan barang - barangnya yang belum sempat ia rapikan karena banyaknya tetangga yang mengunjungi dirinya kemarin hingga malam hari.

Hanaria membuka jendela kamarnya saat cahaya masuk dari celah - celah pintu angin jendelanya.

Udara segar pagi langsung menyeruak masuk kedalam kamar tidur Hanaria. Udara lama kini berganti yang baru.

Setelah menghirup udara segar beberapa kali Hanaria segera menuju dapur, ia mulai mengolah bahan makanan yang tersedia didapur.

"Hana.....??"

"Ibu sudah bangun?" Hanaria menoleh ketika mendengar suara ibunya dibelakangnya. Ia segera memapah ibunya yang berpegangan pada dinding menuju meja makan didapur itu.

"Maafkan ibu Hana, tidak bisa membuat sarapan...." Ucap ibunya lemah.

"Ibu 'kan masih sakit.... biarkan Hana yang mengerjakan semuanya, ibu duduk saja disini, sebentar lagi semuanya akan siap." Hana kembali menuju dapur kayu. Ia mengatur kayu - kayu bakar itu supaya apinya tetap menyala.

Masakan dalam panci sudah matang, ia segera memindahkannya kedalam mangkuk dan beberapa piring lalu menyajikannya diatas meja.

"Ayah dimana bu?" Tanya Hanaria saat belum melihat ayahnya.

"Masih dikamar, merapikan tempat tidur." Sahut ibunya sambil menunjuk dengan wajahnya ke arah pintu kamar yang berada didekat ruang tamu.

Hanaria lalu menuju kamar kedua orang tuanya, mengetuk pintu dengan pelan.

"Ayah didalam?" Tanya Hanaria. Hening sejenak, tak lama terdengar suara langkah kaki mendekati daun pintu.

Wajah ayahnya muncul saat pintu terbuka sambil mengulas senyum.

"Ada apa nak?" Tanya sang ayah.

" Sarapan dulu 'yah....semuanya sudah siap...." Keduanya menuju meja makan. Ayahnya duduk disamping ibu Hanaria, sedang Hanaria duduk dihadapan kedua orang tuanya.

"Ibu harus sering - sering makan walau sedikit supaya tubuh ibu segera pulih. " Ucap Hanaria sambil memasukan bubur nasi kedalam mangkuk dan menambahkan sayur bening dan sup ikan kedalamnya.

"Hana suapin ya bu....?"

"Tidak usah Hana, ibu masih bisa makan sendiri." Hanaria lalu meletakan mangkuk ditangannya dihadapan ibunya.

"Ayah mau sayur bening juga seperti ibumu, dan ikan goreng itu." Hanaria langsung mengambil apa yang diinginkan ayahnya dan memasukkan kedalam piring, lalu meletakannya didepan ayahnya.

Setelah Hanaria mengambil untuk dirinya sendiri, lalu ketiganya makan bersama.

"Bagaimana bu?" Tanya Hanaria saat melihat ibunya menyuap sendok demi sendok kedalam mulutnya dengan senyum dibibirnya.

"Enak nak.....hampir dua tahun ibu tidak merasakan hasil olahan tanganmu." Sahut ibu Hanaria sambil terus mengunyah dan kembali menyuap saat makanan dalam mulutnya sudah tertelan ditenggorokannya.

Seketika senyum diwajah Hanaria menghilang, wajahnya berubah sedih saat mendengar ucapan ibunya yang serasa menusuk jantungnya.

"Hana, apa yang membuatmu bersedih nak?: Tanya sang ayah saat melihat wajah Hanaria.

"Maafkan Hana bu, yah..... begitu lama tidak pulang...." Suara Hanaria hampir tidak terdengar.

"Hana..... Hana.... ibu hanya mengatakan seperti itu saja kau sudah ambil hati..... " Ucap sang ibu sambil tersenyum geli.

"Bukan seperti itu bu.... Hana tidak ambil hati pada ucapan ibu, tapi memang benar Hana lama tidak pulang..... Hana sebenarnya rinduuuu bangettt mau pulang. Rindu pada ayah, ibu, juga kak Jonly.

"Iya Hana, ayah... juga ibu tahu, kau merindukan kami sama seperti kami juga merindukanmu. Ayo selesaikan dulu makanmu, nanti kita lanjut mengobrolnya." Ucap ayah Hanaria sambil kembali melanjutkan makannya menggunakan jari tangannya.

Selesai sarapan pagi, Hanaria memapah ibunya menuju halaman depan, ia membawa ibunya duduk dikursi kayu panjang untuk berjemur.

Sebuah sepeda motor singgah didepan pagar rumah yang dikendarai sepasang suami isteri dan membawa seorang bayi berusia tujuh bulan.

"Kak Jonly.... dan kak Elina....." Sapa Hanaria saat mengenali siapa yang datang. Ia segera mencium tangan kedua pasangan suami - isteri itu.

"Duh..... keponakanku yang cantik...... udah wangi....." Ucap Yurina sambil mengambil alih bayi itu dari gendongan ibunya.

Dengan gemes Hanaria mencium pipi chubby bayi gendut itu.

Jonly menghampiri sang ibu, lalu mencium tangan ibunya diikuti oleh Elina isterinya.

"Bagaimana keadaan ibu sekarang?" Tanya Jonly memperhatikan wajah sang ibu setelah mencium tangannya.

"Sudah lebih baik Jon.... juga sudah mau makan setelah adikmu yang memasaknya." Sahut ibunya.

"Syukurlah kalau begitu bu, Jonly merasa lebih lega...." Ucapnya dengan wajah dihiasi senyuman.

"Maafkan kak Jonly dan kak Elina ya Hana, kemaren belum sempat bertandang kerumah, maklum Mizha pas lagi rewel - rewelnya."

"Iya, gak papa kok kak.... Ini sepertinya mau pergi, kok rapi amat??" Tanya Hanaria menatap penampilan sang kakak dan isterinya.

"Iya nih Han, ada undangan dikampung sebelah, sekalian mau kekecamatan, ada sedikit urusan." Jelas Jonly.

"Ooh begitu....Mizha ikut??" Tanya Hanaria lagi sambil mencium pipi keponakannya itu berulang - ulang.

"Nggak..... Tolong jadi pengasuh Mizha barang sehari saja ya Han....?" Ucap Jonly sambil menggaruk belakang kepalanya saat melihat Hanaria yang terlihat kaget.

"Ihh kak Jonly, Hana kan belum pernah ngasuh bayi, nanti gimana dong kalau BAB....??" Gerutu Hanaria.

"Ya belajar dong Hana, nanti kalau kau menikah dan punya anak bayi, kau tidak akan kaget karena sudah latihan dari sekarang...." Ucap Jonly dengan bujuk rayunya membuat Hanaria makin cemberut.

1
neng ade
kang modus siap beraksi lagi..
😂
Dewi Payang off: Willy tak kurang akal, penuh kemodusan😁😁😁
total 1 replies
neng ade
meskipun kamu berandai-andai hidup bersama Willy kamu tak kan bisa Morin !
neng ade
aduuhh.. Oma kemana sih ..
lihat itu Oma.. Billy semakin ditindas sama tuan jenderal.. tangan Billy sampai luka tuh Oma.. ayo dong Oma turun tangan langsung
neng ade
Hana kalau ini Billy sedang disuruh bersihkan semua kamar mandi yang ada di lantai 2 rumah tuan jenderal keras kepala itu.. semakin tak masuk akal itu perlakuan nya pada kakak ipar mu ..
neng ade
aku berharap keluarga besar Agatsa tiba-tiba datang dan melihat apa yang sedang dilakukan Billy karena perintah dari tuan Hartawan
neng ade
ya jelas Billy yang terluka karena ulah papah mu Rosa.. di suruh push up 500 kali .. sungguh keterlaluan
neng ade
gpp bi ngehalu dikit biar hidup bibi lebih berwarna karena bibi orang yang baik 😁😍
neng ade
hayoo loh.. terciduk sama atasan mu sendiri saat berlaku sewenang-wenang sama Billy dengan alasan yang tak masuk akal
neng ade
Willy kang modus .. 😂
neng ade
tenang aja Rosa.. Billy pasti akan menemui papah mu .. karena kali ini Oma akan jadi garda terdepan untuk cucu kesayangan nya 😁😍
neng ade
benar kan perasaan Rosa kalau itu Billy karena kalau Willy yang slengean pasti udah keluar banyolan nya meski udah disindir sama Hana tapi Rosa tetap yakin kalau itu Billy..
dan .. akhirnya rindu keduanya terobati ..
neng ade
ceritanya Billy lagi bertukar posisi nih sama Willy.. tapi Rosalia sangat mengenal nya dengan baik jadi dia yakin kalau yang bersama Hana itu Billy bukan Willy ..
neng ade
benar Willy lagi sariawan karena kelakuan jenderal keras kepala pada Billy yang semena-mena
neng ade
ayo Hana cepat lah jenguk Rosa.. kehadiran dan Willy pasti akan membuat Rosa tenang dan mau makan
neng ade
akhirnya Rosalie menyebutkan juga nama Billy yang menjadi tambatan hatinya.. bagaimana reaksinya tuan. ??
neng ade
benarkah.. ???
neng ade
wah.. wah .. aku harap ini hanya sekedar ucapan aja untuk memancing kedua orang tua Rosalia itu berkata jujur.. entah ada permainan apa dibalik semua itu
neng ade
kenapa ga jadi di jual saham nya ..
rencana licik apa lagi yang akan di lakukan kedua orang itu
neng ade
ternyata Rosalia ingat jadwal operasinya hingga diam-diam datang ke ruang operasi padahal kondisinya sedang sakit tentu saja itu membuat perawat yang ada disana menahan nya.. karena takut membahayakan pasien nya
neng ade
apa yang terjadi dengan Rosalia. ??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!