Lisa Juana Kim seorang pembunuh bayaran yang mati dengan tragis di tangan musuhnya.
Karena sebuah keajaiban dirinya kembali hidup di dalam tubuh seorang gadis remaja dari keluarga kaya raya yang baru saja melakukan tindakan bunuh diri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Nirmala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26
...****************...
Di sebuah tempat yang sangat rahasia.
Beberapa orang sedang menurunkan barang dari truk kontainer dan memasukkan nya ke gudang.
Gudang tersebut terlihat dijaga sangat ketat, bahkan belasan orang berpatroli dengan membawa senjata laras panjang di tangan nya.
Orang orang tersebut mengunakan pakaian serba hitam yang bahkan menutupi wajahnya.
Ditengah kesibukan para kurir yang menurunkan barang dengan sangat hati-hati.
"Ingat..!, turunkan secara hati-hati." ucap seorang pria yang terlihat mencolok dengan jas nya.
Mereka adalah kelompok penyelenggara acara pelelangan yang akan dilakukan.
Pria yang mengawasi para bawahannya adalah orang yang bertugas sebagai promotor acara.
"Semuanya sudah berjalan dengan baik, tinggal mendengar laporan Vero saja yang mengurusi keamanan." Ucap Albert yang menjadi pengawas keamanan barang lelang.
Sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas keberlangsungan acara.
Albert berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ada kesalahan dalam tugasnya.
Albert kembali memandangi catatan yang menulis daftar barang.
"Hemm.., tinggal barang barang berukuran kecil saja yang belum datang." gumam Albert yang melihat beberapa nama barang di catatan nya yang belum datang.
Beberapa saat kemudian Albert mendapat kiriman pesan dari orang yang jauh lebih berkuasa darinya.
[ Pukul 23.00 malam barang terakhir akan sampai, pastikan semuanya aman. ] bunyi dari pesan tersebut.
"Berarti aku harus menunggu kedatangan barang terakhir." ucap Albert.
"Yah mau bagaimana lagi, padahal malam ini aku ingin berpesta di klub bersama para gadis cantik." keluhnya yang mau tidak mau harus lembur malam ini.
" Ck.., jika saja orang itu tidak seseram iblis, aku pasti akan memukulnya." ujarnya yang mengumpat atasannya sendiri.
Mau bagaimana lagi jika sampai dirinya melakukan kesalahan kecil saja yang dapat merugikan orang yang ia panggil bos itu, bukan hanya pekerjaan nya saja yang dicabut tapi nyawanya juga ikut terbawa.
Lagi pula bagi orang jahat seperti Albert selama dirinya digaji sangat tinggi, berkerja dengan iblis pun akan dia lakukan.
Sedangkan di lain tempat, Maxwell baru saja datang ke markas besar The Death.
Setelah dirinya mengantarkan Laura pulang dengan selamat, Maxwell langsung saja tancap gas menuju markas nya.
Dan sekarang dirinya sedang duduk di kursi kebesarannya sebagai pemimpin organisasi mafia The Death.
Didepan sekarang terlihat beberapa bawahnya yang setia sedang berdiri menghadap pada Maxwell .
Maxwell memang memanggil mereka untuk melakukan sebuah tugas penting.
" Hary.., aku ingin kau membuat dua tim untuk melakukan tugas dari ku." ucap Maxwell pada tangan kanannya itu.
Hary mendengar dengan seksama perintah dari bos nya itu.
"Tugaskan satu tim untuk menyelidiki acara pelelangan yang akan dilakukan dua hari lagi." ucap Maxwell memberikan perintah.
Hary juga masih dalam posisi mendengar perintah Maxwell .
"Aku ingin semua informasi siapa saja yang menghadiri acara itu, dan aku ingin kau juga mengirimkan mata-mata di dalam kelompok orang orang yang mengadakan acara itu, aku ingin semua laporan sudah tersedia sehari sebelum acara dimulai." jelasnya.
Hary mendengar dan menanggapi dengan anggukan kepala tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"dan untuk tim kedua aku ingin agar kau mengirim pasukan elit kita untuk menghabisi kelompok pembunuh bayaran Mata merah, pastikan mereka mati tak bersisa." lanjut Maxwell memberikan perintah untuk memusnahkan kelompok pembunuh bayaran yang menargetkan Laura .
Hary kembali hanya mengangguk tanpa bertanya kenapa tuanya memberikan perintah untuk membinasakan sebuah kelompok pembunuh bayaran.
Hary hanya berfikir jika orang orang bodoh itu menyinggung tuanya.
"Baik tuan, saya akan mengatur semua perintah yang anda berikan." Harry langsung membungkuk memberi hormat dan berniat untuk pergi segera menjalankan perintah yang diberikan Maxwell .
Namun Maxwell segera menghentikan nya. "Tunggu dulu..!"
"Aku ingin memberikan satu tugas penting lagi, dan aku kali ini tidak menginginkan kegagalan." ujar Maxwell dengan tatapan tajam yang terarah pada Harry.
Harry seketika tercekat karena merasa bosnya sedikit mengeluarkan aura intimidasi seakan tugas yang akan disampaikan ini jauh lebih penting dari dua tugas yang disampaikan awal tadi.
"Apakah tuan Maxwell ingin memperluas kekuasaannya , atau bos ingin memulai perang dengan kelompok lain..??" pikir Harry yang mencoba menebak-nebak.
"Aku ingin kau menyuruh Bian dan Gian untuk menjadi pengawal bayangan calon istri ku." ucap Maxwell dengan keseriusan.
seketika itu Harry sedikit terperangah karena mendengar tugas yang bahkan tidak ia pikirkan sebelumnya. "Apa..?"
"Apa yang dia bilang tadi..?, Bian dan Gian duo pesikopat dan assassin elit .., menjadi pengawal..??" pikiran Harry seketika terasa kosong.
Harry menatap kosong ke arah Maxwell .
Maxwell terlihat mengerutkan keningnya saat melihat tanggapan aneh Harry. "Apa kau mendengar ku..!"
"Ehh.., saya mendengar dengan jelas bos." jawab Harry dengan wajah kaget.
"Katakan pada mereka aku tidak ingin mendengar bahwa calon istriku celaka disaat mereka bertugas." ujarnya dengan wajah datar.
Maxwell memang sudah memikirkan akan mengirim beberapa pasukan elit untuk menjaga Laura .
Tapi setelah dirinya menyadari jika Laura bukan gadis lugu seperti yang ia duga, mengirimkan beberapa orang suruhan pasti akan mudah disadari oleh Laura .
Karena itu Maxwell memutuskan akan mengirim bawahannya yang paling berbakat untuk menjaga Laura .
dan pilihan jatuh pada duo assassin berbahaya miliknya yaitu Bian dan Gian.
" Untuk calon istrinya..?, apakah untuk Nona Laura." ucap Harry dalam hatinya.
"Maaf sebelumnya bos, maksudnya calon istri bos adalah nona Laura ..?" ucap Harry yang ingin memastikan tebakan nya.
Namun bukannya jawaban yang ia terima tapi sebuah tatapan tajam yang dilayangkan oleh Maxwell .
"Jika bukan putri keluarga Hill, lalu kau pikir siapa calon istri ku.." sahut Maxwell dengan suara rendah hingga membuat bulu kuduk Harry berdiri.
"Bodoh..! sepertinya aku salah ucap." batin Harry yang merutuki ucapan nya.
...****************...