Wanita Tangguh-Ku

Keluarga Wijaya langsung saja ke Hotel yang sudah mereka pesan.

Sebelum ke Villa keluarga, mereka lebih dulu istirahat di Hotel.

"Ahh aku sudah ingin ke pantai dan berbagai tempat" pekik Lauren dengan memeluk Aldi.

"Iyaa nanti sore kita ke Villa dan besok pagi kita ke pantai lalu belanja" balas Aldi dengan mengecup pelan kening Lauren

"Terimakasih" ucap Lauren bahagia.

Lauren memang wanita baik, dia hanya saja tidak ingin kehilangan Aldi. Dia juga tidak memanfaatkan harta Aldi karena keluarga nya juga setara dengan Aldi. Lauren hanya takut Aldi pergi dari nya karena sesuatu yang paling dia jaga di renggut oleh Aldi.

🌸

Setelah cukup istirahat nya, Keluarga Wijaya langsung saja berangkat ke Villa milik mereka.

Selama di perjalanan, Lauren dan Bu Mia terus saja berceloteh dengan seru. Bahkan mereka seperti melupakan yang lainnya.

Sesampai nya di Villa, mereka langsung masuk ke kamar masing-masing untuk membereskan barang yang mereka bawa.

"Kita makan malam di Restoran, dan jam 7 sudah kumpul di depan" ucap Bram dengan tegas.

"Iyaaa Kak" balas Adik nya dengan terkekeh.

Lalu mereka pergi menyusul sang Istri. Sedangkan Bram, lelaki itu memilih untuk ke halaman belakang.

Bram duduk di dekat kolam renang, ia menatap ke arah langit yang sedang menunjukan warna jingga nya.

"Aku harap kau tidak membenci ku, Ro. Aku masih menganggap mu sahabat" gumam Bram lirih.

"Kenapa semua nya jadi gini, bahkan aku tak tau kemana kau pergi" gumam nya lagi.

Bram memang sempat menyuruh anak buah nya untuk mencari Cokro dan keluarga nya tetapi mereka sama sekali tidak menemukan apapun.

Bahkan anak buah Bram tidak dapat informasi apapun dan kemana Keluarga Cokro pergi. Mereka seperti hilang di telan bumi.

Jam makan malam pun tiba, semua anggota Keluarga Wijaya sudah berkumpul dan siap. Mereka langsung saja masuk ke dalam mobil yang sudah disiapkan.

"Kalian ikuti mobil, Kakak" ucap Bram

"Siap Kak" balas Adik kedua.

Bram melajukan mobil nya ke arah Restoran yang baru buka tetapi sudah menjadi tempat pavorite dan ternama disana.

Restoran tersebut di Rekomendasikan oleh salah satu anak buah nya yang sering kesana.

"Restoran baru ya, Kak?" tanya Adik kedua.

"Iya, tapi sangat enak dan juga sudah terkenal" jawab Bram.

Lalu mereka masuk ke Restoran tersebut dengan wajah khas nya masing-masung.

Mereka duduk dan langsung saja memesan beberapa makanan.

Hingga tak berselang lama datanglah pelayan yang mengantar makanan untuk mereka.

"Bukan kah kamu, Vio?" tanya Bu Mia.

Pelayan tersebut menganggukan kepala dan tersenyum.

"Ya , saya Vio, Bu" jawab Vio dengan sopan.

"Saya kira kamu gak bakalan jadi pelayan lagi kalau ikut dengan Weni" sinis Bu Mia.

"Maaf , saya kebelakang dulu" pamit Vio sopan.

Vio langsung saja pergi ke belakang, dia sangat kesal dan jengkel pada Bu Mia. Meski yang lainnya hanya diam saja tetapi Bu Mia malah membuat nya kesal.

"Heh aku kira mereka bakal jadi gelandangan" ketus Bu Mia saat melihat karyawan Restoran tersebut ternyata anak buah nya Weni.

"Bun" tegur Bram dengan geram.

"Benar kan Ayah, Bunda kira mereka akan merengek pada kita" ucap Bu Mia dengan santai.

"Ayo pergi dari sini, kamu membuat ku malu" ajak Bram dengan menyeret tangan Bu Mia.

"Mas" ucap Lauren dengan kasihan melihat Ibu Mertua nya.

"Biarkan saja, Bunda memang salah tidak seharusnya kita merendahkan mereka meski pernah selisih paham" balas Aldi lembut.

Lauren menganggukan kepala nya dengan patuh, Bibi dan Paman nya di buat bingung dengan sifat mereka.

"Al, Paman ingin tahu kenapa Bunda mu jadi begitu, apa karena hasutan dari kalian?" tanya Paman pertama.

"Ayah juga sama seperti Paman menuduh kami, tetapi itu bukan karena kami. Bunda bergaul dengan Ibu-ibu sosialita disana jadi mungkin mereka lah yang hasut Bunda" jawab Aldi tegas.

"Maaf Paman, aku memang pernah memergoki Weni bersama dengan lelaki dan aku kira memang Weni bermain api dengan nya, karena memang aku sangat takut kehilangan Mas Aldi dan aku juga tak ingin berbagi jadi aku membuat Bunda membenci nya" ucap Lauren menundukan kepala.

"Minta maaf lah pada Weni, karena kalian salah. Dan jelaskan yang sesungguh nya pada dia agar kalian lega" nasihat Bibi kedua.

"A aku takut Weni akan menolak kehadiran ku, Bi" ucap Lauren.

Dan saat itu terlihat Vio yang akan melintasi mereka, Paman pertama langsung saja memanggil nya.

"Vio" panggil

Vio langsung menoleh dan tersenyum.

"Ya, Tuan?" tanya Vio

"Bolehkah saya bertemu dengan Weni? Saya mohon" ucap Paman.

Vio menghela nafas, lalu dia menganggukan kepala.

"Mari ikuti saya" ajak Vio.

Meski makanan belum tersentuh mereka dengan segera mengikuti Vio. Bahkan Lauren memegang tangan Aldi dengan erat.

Hingga tibalah mereka di halaman belakang, disana Keluarga Cokro sedang berkumpul.

"Ayah, mereka ingin bertemu" ucap Vio.

Bunda Kirana langsung menoleh dan memasang wajah dingin nya. Lalu Vio pamit pergi kembali.

"Ada kepentingan apa kalian ingin bertemu dengan kami?" tanya Ayah Cokro.

Lauren langsung menatap Weni dengan penuh penyesalan. Sedangkan Weni hanya menghela nafas nya.

"Aku sudah tahu semua nya, Lauren. Aku ikhlas dan aku mohon jangan lakukan lagi pada wanita manapun. Hiduplah bahagia dengan Mas Aldi karena memang aku sudah tidak lagi mencintai nya" ucap Weni dengan dingin

"Maafkan aku" ucap Lauren dengan terisak.

"Aku sudah maafkan kalian" balas Weni dan langsung saja pergi dari sana bersama Hana.

Sedangkan Lauren dan Aldi pun pergi menghampiri Paman dan Bibi nya. Setelah itu mereka pergi setelah berpamitan pada Ayah Cokro.

"Aku yakin wanita itu akan bernasib sama dengan Putri kita kalau Mia terus di hasut oleh teman sosialita nya" ucap Bunda Kirana.

"Biarkan saja, kita tidak ada urusan lagi dengan mereka" balas Ayah Cokro. Dia sebenarnya kasihan dengan Sahabat nya Wijaya tetapi Istri dari sahabat nya telah keterlaluan menghina Putri nya.

Weni dan Hana duduk di ruangan yang ada di Restoran tersebut. Dia menghela nafas dan kemudian duduk di sofa bersama Hana.

"Aku tahu bahwa Aldi dan Bu Mia punya rencana lain pada Lauren" ucap Weni dengan tatapan tajam nya.

"Entah kenapa perasaan ku mengatakan Lauren akan menjadi korban yang sama dengan ku" ucap nya lagi dengan tersenyum sinis.

"Biarkan saja, kita jangan berurusan dengan mereka lagi, dan fokuslah untuk pergi dari sini Mbak" balas Hana

"Aku akan pergi minggu depan , Hana" gerutu Weni kesal.

"Iyaa dan kejarlah semua nya dengan kepintaran mu" ucap Hana tegas.

Weni tersenyum dan menganggukan kepala nya. Dia akan pergi untuk mengasahkan kembali kemampuannya untuk berbisnis.

.

.

.