NovelToon NovelToon
Dia Datang Dari Langit

Dia Datang Dari Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Duniahiburan / Romansa Fantasi / Beda Usia / Cinta Beda Dunia / Identitas Tersembunyi
Popularitas:368
Nilai: 5
Nama Author: MZI

Sinopsis "Alien Dari Langit"

Zack adalah makhluk luar angkasa yang telah hidup selama ratusan tahun. Ia telah berkali-kali mengganti identitasnya untuk beradaptasi dengan dunia manusia. Kini, ia menjalani kehidupan sebagai seorang dokter muda berbakat berusia 28 tahun di sebuah rumah sakit ternama.

Namun, kehidupannya yang tenang berubah ketika ia bertemu dengan seorang pasien—seorang gadis kelas 3 SMA yang ceria dan penuh rasa ingin tahu. Gadis itu, yang awalnya hanya pasien biasa, mulai tertarik pada Zack. Dengan caranya sendiri, ia berusaha mendekati dokter misterius itu, tanpa mengetahui rahasia besar yang tersembunyi di balik sosok pria tampan tersebut.

Sementara itu, Zack mulai merasakan sesuatu yang belum pernah ia alami sebelumnya—ketertarikan yang berbeda terhadap manusia. Di antara batas identitasnya sebagai makhluk luar angkasa dan kehidupan fana di bumi, Zack dihadapkan pada pilihan sulit: tetap menjalani perannya sebagai manusia.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6: Pasien Langganan

Di Rumah Sakit Langit Berbintang, ada satu pasien yang hampir setiap minggu masuk ruang praktik Dokter Zack. Bukan karena penyakit serius, bukan juga karena kecelakaan. Tapi karena… ya, dia hanya Elly.

Hari ini, seperti yang sudah bisa ditebak, pintu ruang praktik Zack terbuka dengan keras. Seorang gadis dengan rambut dikuncir dua melangkah masuk dengan wajah penuh penderitaan.

"Dokter Zack… aku sekarat…"

Zack, yang sedang menulis laporan pasien, hanya menghela napas. "Elly, kita baru bertemu tiga hari lalu. Kali ini apa lagi?"

Elly langsung menjatuhkan diri ke kursi pasien. "Aku merasa tubuhku lemas, kepalaku berat, emosiku nggak stabil…"

Zack menatapnya tanpa ekspresi. "Jadi?"

Elly menunjuk dirinya sendiri dengan dramatis. "Aku yakin ini penyakit langka!"

Zack menghela napas lebih panjang. "Elly, ini bukan penyakit langka. Ini datang bulan."

Elly langsung bangkit dari kursinya. "Jangan sebut itu dengan lantang, Dok!"

Zack menutup matanya sejenak, mencoba bersabar. "Baik, baik… Lalu, kamu mau apa sekarang?"

Elly menyilangkan tangan. "Aku mau diagnosis kedua."

Zack menatapnya malas. "Oke. Diagnosis kedua: kamu terlalu banyak drama."

Elly membuka mulutnya, lalu menutupnya lagi. "…Bukan itu maksudku."

Zack menyandarkan diri ke kursinya. "Baiklah. Gejala kamu adalah nyeri perut, perubahan emosi, dan kelelahan, benar?"

Elly mengangguk cepat.

Zack mengangguk santai. "Oke. Ini diagnosisnya… Kamu butuh cokelat, bantal empuk, dan jauh-jauh dari orang-orang yang bisa memancing emosimu."

Elly menatapnya dengan serius. "Jadi, kamu menyarankan aku untuk menjauh darimu?"

Zack hampir tersedak udara. "Aku tidak pernah bilang begitu."

Elly mendesah panjang. "Tapi, Dok… kalau aku menjauh dari kamu, siapa yang bakal aku ganggu?"

Zack meletakkan tangannya di wajah. "Elly, aku dokter, bukan kantong pasir untuk kamu lampiaskan mood-mu."

Elly tersenyum cerah. "Tapi kamu dokter favoritku!"

Zack terdiam sejenak, lalu menghela napas dalam. "Baiklah. Aku akan kasih resep untuk mengurangi nyeri. Tapi ini bukan alasan untuk datang setiap minggu, mengerti?"

Elly mengambil resepnya sambil tersenyum puas. "Baik, Dok! Sampai jumpa minggu depan!"

Zack langsung mendongak. "Aku belum bilang kamu boleh datang lagi minggu depan!"

Tapi Elly sudah keluar dari ruangan dengan langkah ringan, meninggalkan Zack yang hanya bisa pasrah.

"Sungguh, dia memang pasien paling ganjil yang pernah kutemui…"

---

Hari-hari berlalu dengan tenang… sampai seminggu kemudian.

Zack baru saja duduk santai setelah menangani pasien yang benar-benar sakit, ketika pintu ruang praktiknya terbuka lagi tanpa aba-aba.

"Dokter Zack, aku datang!"

Zack menutup matanya sejenak. "Tuhan, berikan aku kesabaran…"

Elly berjalan masuk dengan penuh percaya diri, membawa sekantong besar sesuatu yang mencurigakan. Zack memperhatikan kantong itu dengan curiga.

"Apa yang kamu bawa?" tanyanya, waspada.

Elly mengangkat kantongnya dengan bangga. "Cokelat! Aku mengikuti saran dokter minggu lalu dan merasa lebih baik!"

Zack menghela napas. "Bagus. Jadi kenapa kamu di sini lagi?"

Elly meletakkan tangannya di pinggang. "Karena aku ingin membagi kebahagiaanku dengan dokter favoritku!"

Zack menatapnya datar. "Kamu sadar ini rumah sakit, kan? Aku bukan teman nongkrongmu."

Elly mengabaikan protes Zack dan mulai mengeluarkan beberapa batang cokelat dari kantongnya. "Dok, kamu harus coba ini! Aku sudah beli berbagai merek untuk menemukan yang terbaik!"

Zack memijat pelipisnya. "Elly… aku sibuk."

Elly menatapnya dengan mata berbinar. "Tapi katanya cokelat bisa bikin bahagia. Kamu kan selalu terlihat stres. Yuk, cobain satu gigitan aja!"

Zack menatap cokelat itu dengan curiga. "Ini aman, kan?"

Elly mendelik. "Ya ampun, Dok! Aku bukan penjahat! Aku cuma mau bikin dokter lebih rileks!"

Zack menghela napas. "Baiklah, satu gigitan saja."

Ia mengambil sepotong kecil cokelat dan memasukkannya ke mulut. Sejenak, semua terasa baik-baik saja… sampai tiba-tiba wajahnya berubah aneh.

"Lidahku…" Zack terdiam beberapa detik, lalu langsung minum segelas air. "Lidahku keseliu!"

Elly langsung panik. "Hah? Kok bisa?"

Zack menunjuk cokelatnya. "Apa yang kamu kasih ke aku? Ini bukan cokelat biasa, kan?"

Elly menatap kemasannya dan langsung pucat. "Eh… tunggu… ini cokelat rasa cabai ekstra pedas…"

Zack membeku. "Elly… kamu baru saja meracuniku dengan cokelat cabai?!"

Elly tertawa gugup. "Ups, maaf, Dok! Aku nggak lihat labelnya!"

Zack menghela napas panjang. "Elly, aku dokter, bukan kelinci percobaan."

Elly menyeringai. "Tapi sekarang dokter terlihat lebih bersemangat, kan?"

Zack hanya bisa memijat pelipisnya, sementara Elly tertawa sambil menawarkan cokelat lain. Sungguh, pasien satu ini memang spesies langka yang hanya ada satu di dunia.

----

Hari itu, Zack sudah berjanji pada dirinya sendiri. Hari ini aku akan bekerja dengan damai.

Namun, seperti biasa, hidup tidak semudah itu.

“Dokteeeer Zackkk!”

Zack menutup matanya sejenak, berharap suara itu hanyalah ilusi. Tapi tidak. Pintu ruangannya kembali terbuka, dan muncullah gadis yang selalu membuat tekanan darahnya naik tanpa sebab.

“Elly,” Zack berkata datar. “Lagi?”

Elly masuk dengan langkah penuh percaya diri, membawa dua gelas minuman di tangannya.

“Aku bawa minuman buat kita!” katanya ceria.

Zack memandangnya dengan curiga. “Minuman apa itu?”

Elly mengangkat gelasnya. “Bubble tea! Tenang, ini tanpa cokelat cabai. Aku janji kali ini aman!”

Zack masih belum percaya. “Aku nggak yakin.”

Elly mendekat dengan ekspresi memohon. “Ayolah, Dok! Sebagai tanda permintaan maaf kemarin. Masa aku datang jauh-jauh cuma buat bikin dokter menderita?”

Zack berpikir. Memang benar, Elly tidak selalu membuatnya menderita… hanya 90% dari waktunya.

“Baiklah,” katanya akhirnya, mengambil salah satu gelas.

Elly tersenyum puas. “Nah, begitu dong!”

Zack mengambil satu tegukan—dan langsung membeku.

“…Elly.”

Elly berkedip. “Kenapa, Dok?”

Zack menatapnya tajam. “Kenapa rasanya asin?”

Elly membeku, lalu dengan canggung membaca labelnya. “Eh… sebentar… oh….”

Zack menghela napas panjang. “Elly, ini bubble tea garam laut!”

Elly tertawa gugup. “Ups… Aku kira tadi varian karamel….”

Zack menatapnya dengan ekspresi kelelahan mendalam. “Elly, kamu ini pasien atau agen rahasia yang dikirim untuk mengujiku?”

Elly mengangkat bahu. “Mungkin aku kombinasi keduanya?”

Zack memijat pelipisnya. “Aku dokter, Elly. Tugasku menyembuhkan orang, bukan jadi korban eksperimen makanan aneh!”

Elly terkikik. “Tapi dokter tetap minum, kan?”

Zack menatap bubble tea di tangannya dengan ekspresi pasrah. Benar-benar tidak bisa menang melawan pasien satu ini.

---

Adegan 1: Penyakit Misterius

Zack duduk di mejanya sambil menatap Elly yang sedang berkutat dengan ekspresi bingung. Gadis itu duduk di kursi pasien dengan wajah penuh harap, seperti menunggu divonis penyakit langka yang bakal membuatnya masuk berita.

“Elly, kamu cuma datang bulan.”

Elly langsung membeku di tempat. “…Hah?”

Zack bersedekap dengan ekspresi datar. “Semua gejala yang kamu sebutkan cocok dengan menstruasi. Sakit perut, nyeri pinggang, mood swing, lapar nggak jelas—itu normal.”

Elly langsung terkulai di kursinya. “Aku kira aku kena penyakit langka atau semacamnya…”

Zack menatapnya tanpa ekspresi. “Kenapa malah kecewa?”

Elly menghela napas panjang dan dramatis. “Soalnya kalau aku kena penyakit langka, aku bisa masuk berita! Kayak, ‘Gadis Muda Mengalami Gejala Aneh, Apakah Dia Alien?!’”

Zack mengerjapkan mata, lalu menghela napas panjang. “Elly, kalau ada yang alien di ruangan ini, itu aku, bukan kamu.”

Elly langsung mendekat dengan mata berbinar. “Tunggu, dokter, beneran?!”

Zack dengan santai mendorong kepalanya kembali ke kursi. “Itu bukan intinya.”

Elly cemberut. “Yah, aku kira aku bisa jadi spesial…”

Adegan 2: Penjelasan yang Bikin Pusing

Elly menopang dagunya di meja. “Jadi, kalau datang bulan, aku harus istirahat berapa hari? Satu atau dua hari cukup, kan?”

Zack menaikkan satu alis. “Siapa bilang cuma satu-dua hari?”

Elly langsung mendongak. “EH?!”

Zack mengambil pena dan mulai mencoret-coret di notesnya sambil menjelaskan. “Siklus menstruasi biasanya berlangsung selama 21 sampai 35 hari, dengan fase menstruasi sekitar 3 sampai 7 hari. Tapi bisa juga lebih lama tergantung kondisi tubuh seseorang.”

Elly makin panik. “TUJUH HARI?! SEMINGGU PENUH?! Kenapa nggak ada yang kasih tahu aku?!”

Zack menatapnya datar. “Elly, kamu ini perempuan. Masa baru tahu?”

Elly merajuk. “Aku tahu sih… tapi aku kira itu cuma mitos! Aku pikir cewek-cewek lain tuh lebay aja…”

Zack menghela napas. “Elly, kamu itu bagian dari ‘cewek-cewek lain’.”

Elly memasang wajah muram. “Jadi aku harus mengalami ini seumur hidup?”

Zack mengangguk. “Yup, sampai menopause.”

Elly langsung bersinar. “Menopause? Kapan? Besok?”

Zack hampir saja menjatuhkan clipboard-nya. “Tentu saja nggak! Itu biasanya terjadi di usia 45-55 tahun!”

Elly terkejut. “LIMA PULUH TAHUN?! Jadi aku harus menderita SELAMA PULUHAN TAHUN?!”

Zack menepuk dahinya. “Ini bukan penderitaan, ini proses alami tubuh.”

Elly menatapnya curiga. “Tapi kenapa cewek yang kena? Kenapa cowok nggak ada siklusnya? Nggak adil banget!”

Zack mengangkat bahu. “Itulah sistem biologis manusia. Kami punya masalah sendiri.”

Elly menyipitkan mata. “Kayak?”

Zack berpikir sejenak lalu menjawab santai, “Harus tahan menghadapi pasien seperti kamu.”

Elly melemparkan tisu ke arahnya. “JAHAT!”

Adegan 3: Solusi Aneh dari Pasien Aneh

Zack terkekeh. “Yah, kalau kamu mengalami nyeri atau butuh obat penghilang rasa sakit, aku bisa resepkan sesuatu.”

Elly tiba-tiba duduk tegak. “Aku tahu! Aku perlu resep spesial!”

Zack meliriknya waspada. “Apa lagi?”

Elly mengepalkan tangan penuh semangat. “Resep libur dari sekolah selama satu minggu penuh!”

Zack menatapnya lama, lalu menyandarkan diri di kursinya. “Elly…”

Elly tersenyum lebar. “Ya, dokter?”

Zack memejamkan mata sejenak sebelum menjawab, “Keluar dari ruanganku.”

Elly langsung protes. “EH?! Kok malah diusir?!”

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!