Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32: Planing For Tour
"Mana makananmu?!" Tanya Brooklyn.
"Um, aku hanya mencoba berkunjung ke sini," Jawab Melody.
"Kau tidak boleh di sini jika tidak makan sesuatu! Itu peraturannya!" ucap dari yang lain. Taylor sibuk terus mengaduk-ngaduk makanannya sampai hancur.
"Ini! Ambil saja punyaku!" Eric menggeser piringnya. "Aku tidak terlalu suka dengan menu utama disini lagipula. Aku hanya akan ambil makanan penutupnya saja nanti!"
"Terimakasih!" balas senyumannya. Melody menerima makanan miliknya.
"Apa kau baru saja mengedipkan mata padanya?!" Genevieve yang duduk disebelahnya salah fokus pada kedipan sebelah mata Eric.
"Apa?! Tidak! Aku hanya... Ah lupakan!"
"Maaf kalau aku lantang. Tapi kenapa kalian malah mau dekat dengan aku yang dari Underground?! Terutama kalian yang dari Leprechaun. Aku kira kalian semua membenci kami?!" Melody penasaran.
"Untuk apa?!"
"Ya! untuk apa membencimu?! Kita sama-sama dari dunia yang sama!" Jawab Brooklyn dan Bela.
"Maksudmu...,"
"Ya! Kami berempat sungguh manusia. Dan tentu saja temanmu, Theo!" Jujur Brooklyn menyambung kalimat Melody yang menggantung. Dirinya, Bela, Taylor, dan Thomas dari kelas Leprechaun juga berasal dari sebrang portal. Dunia manusia sama seperti Theo dan lainnya.
Yang lainnya... Dua murid dari kelas Mermaid, Delphine dan Slone juga manusia. Dari kelas Peri hanya tinggal Abigail seorang. Dari kelas Penyihir ada Exel dan Genevieve. Kelas Kerajaan ada Richard, Eric dan Harper_ hanya saja dia tidak bisa kembali lagi karena portalnya tidak lagi terhubung dengan dunia manusia. Dan dari Underground tentu saja seperti yang sudah diketahui adalah hanya Melody seorang untuk pertama kalinya.
Exel mengungkap kepada Melody semua itu sambil satu persatu menunjuk mereka yang dimaksud. Slone di meja lain sempat menatap saat tahu kalau mereka sedang membicarakannya.
"Harper?! Jadi kau bukan berasal dari sini?!" Melody terpancing setelah Alex menyebut namanya. Sedikit menjelaskan kalau Harper tidak bisa kembali.
Melody ingin mendengar lebih darinya. Tapi Harper tidak mau menceritakannya. Dia bilang itu masalah pribadi dan dirasa tidak penting untuk dibagikan kepada orang lain.
"Tapi itu tidak jadi masalah lagi sekarang! Setidaknya disini aku memiliki kalian yang peduli! Teman-teman terbaikku!" Sedikit jelas dari Harper. Walaupun dia bilang kalau dirinya merasa baik-baik saja, tapi Melody bisa melihat caranya memegang sendok samar bergemetar.
Harper masih lebih beruntung.
Sebagian besar lainnya seperti yang sudah sudah pernah dikatakan sebelumnya... mereka tidak pernah kembali lagi dari dunia manusia, hilang di dunia Mythtopia atau tewas karena tragedi.
Beberapa dari mereka hanya salah menilai alam Underground karena masa lalu. Tapi ada beberapa mereka dari berbagai kelas dan alam tidak sepemikiran seperti kebanyakan yang lainnya.
Dan salah satu dari mereka yaitu Luna yang baru menyadari itu. Dia berterimakasih karena salah satu rekan Melody dari kelas Underground. Clover mengubah pemikirannya. Dan Luna berharap akan lebih banyak lagi yang tersadar seperti dirinya.
"Hey! Apa kau mau berkunjung ke alam kami?!" Bela menatap Melody fokus. "Kami bisa jadi pemandumu!"
"Um entahlah...," Melody ragu.
"Oh Ayolah! Aku dengar kau tidak akan lama di Mythtopia, jadi setidaknya kau berkunjung sekali saja," Sambung Bela. Agak memohon padanya.
"Ya! Dan jangan lupa dengan lainnya. Kau juga harus berkunjung ke alam-alam lain di Mythtopia. Um, kecuali alam kedelapan tentunya, " Tambah dari Eric.
"Jika tur ini gratis... Kenapa tidak! Oke! Baiklah kalau begitu!" Putus Melody sambil melanjutkan menyantap makanannya.
"Yeah! aku sudah lama ingin melakukan ini! Menjadi pemandu!" Bela begitu bersemangat. Dan dia memutuskan untuk melakukannya setelah makan siang itu. "Si Pemandu enam alam Mythtopia! Oh bukankah itu terdengar hebat!"
"Apa kau yakin?!" Asha menoleh setelah mendengar perkataannya.
"Memangnya kenapa?" Bela tidak paham.
"Bagaimana kau bisa memandu Melody di alam Peri?! Apa kau memiliki sayap untuk naik ke setiap puncak rumah pohon?! Asha hanya memastikan apa yang dibicarakan Bela mampu atau tidak.
"Kunci untuk membuka setiap pintu di istana?!" Harper ikut memastikan.
"Dan jangan lupakan ekor!" Tambah dari Delphine juga.
"Bagaimana dengan Underground?! Aku dengar mereka menaruh banyak tengkorak kepala sungguhan di sepanjang jalan setapak. Dan aku juga dengar kalau kebanyakan itu semua dulu adalah kaum Leprechaun yang diculik dan dipaksa untuk dijadikan pekerja sampai tewas, lalu darahnya dijadikan minuman untuk pesta perjamuan setiap waktu bulan purnama!" Sambung yang terakhir dari Eric.
Pertanyaan bertubi-tubi dari mereka membuat Bela terdiam berpikir untuk sejenak.
Dan karena kalimat terakhir dari mereka, dia hanya duduk terpaku dengan ekspresi wajah tegang agak memucat. Bela tidak bisa berkata apa-apa.
"Ya! Dan kita tidak akan ke sana!" Putus Alex menambahkan.
"Kenapa tidak?! Di sana termasuk dari bagian Mythtopia ya kan?!"
"Kami tahu itu Melody! tapi yang jadi masalah... tidak satupun dari kami pernah ke sana! Alam itu terlalu gelap dan dipenuhi dengan energi yang tidak nyaman bagi kaum alam lain," Jelas sedikit Delphine menginfokan.
"...Kecuali Ruth! Dia selalu melakukan rutinitas pengawasan di enam alam setiap harinya dan hanya dia yang cukup berani ke sana. Tapi aku tidak akan menyarankan dia!" Tambah lagi dari Delphine, sambil mengusap dagu mengingat. Tapi dia sendiri memang tidak menginginkan Ruth untuk menjadi pemandu setelah kejadian kemarin.
"Bagaimana dengan ini! Aku akan meminta seseorang untuk membawaku ke sana!"
"Siapa?!" Alex fokus.
"Dari kelas Underground! Rebeca!" Jawab Melody.
"Tidak! Tidak tidak tidak! Aku tidak suka ini!" Alex menggeleng. Melepas sendok dari tangannya.
"Jadi... ," Melody balas menatapnya fokus.
"Aku tidak suka mereka. Tidak satupun dari kita suka! Terutama dengan kaum Vampire!"
"Tadi kalian bilang tidak masalah dengan underground?!" Melody kembali menyinggung sebelumnya.
"Kau dari dunia manusia! sedangkan mereka dari awal terlahir di alam underground. Jadi mereka itu murni makhluk berdarah dingin!" jelas Asha meluruskan.
"Dia benar Melody! Kita harus waspada dengan setiap mereka yang dari alam Underground," Tambah dari Delphine. Mendukung pendapat Alex dan lainnya mengenai Underground. Tapi Luna yang tiba-tiba baru saja datang bersama dengan Abigail di sana kemudian memberi pendapat yang berbeda. Pendapat yang sedikit mendukung Melody.
"Abigail?! bagaimana keadaanmu?!" selip Melody teralihkan pada Abigail.
"Baik!" sahutnya. Abigail dan Luna duduk bersama dengan yang lainnya. Ikut bergabung dalam pembicaraan dan juga makan siang.
"Mereka hanya berbeda. Dan mungkin tidak semua dari mereka bersikap jahat," Ujar Luna kepada mereka. Dan dia terus mendesak yang lain. Membuat yang lain kemudian pasrah dan mencoba dengan saran Melody. Delphine dan lainnya berusaha nyaman dengan rencana itu.
"Baiklah sudah diputuskan!" Seru Eric sambil saling menepuk sekali kedua tangannya. "Alam Leprechaun yang pertama," memandang Theo, Taylor, Thomas, Brooklyn, dan Bela.
Setelah itu Melody akan mencoba meyakinkan Rebeca dan memintanya untuk berkumpul di jembatan perbatasan enam alam setelah Melody selesai berkunjung dari lima alam lainnya. Jadi alam Underground adalah destinasi terkahir yang akan mereka kunjungi.
Mereka sekarang tahu apa yang harus dilakukan. Mereka berusaha memberi kesan membekas kepada Melody sebelum dia berpamitan. Walaupun destinasi ke alam Underground sebenarnya bukan termasuk dari awal perencanaan mereka.
Mereka hampir tidak pernah saling berkomunikasi dengan murid-murid dari alam underground sebelumnya. Hanya saat jika terjadi perdebatan di antara mereka di ruang pertemuan akademi dan juga duel enam alam yang diadakan belum lama itu. Juga kebanyakan dari kelas Underground memang tidak mau diganggu. Delphine pun tidak yakin siapa yang harus dipercaya dari kelas Underground. Karena ada rumor kalau makhluk dari alam underground bertanggung jawab atas hilang atau tewasnya enam murid dari luar Mythtopia. Murid dari dunia manusia.
Tapi Melody mempercayakan salah satu dari mereka yaitu Rebeca, jadi Delphine dan yang lainnya mencoba mengikuti saran dari Melody.
Setelah mereka selesai dengan urusan makan siang dan waktu pelajaran di kelas masing-masing, mereka harus selesai memberi tur kepada Melody sebelum jam kelas Underground dimulai. Tapi hanya diperlukan satu dari mereka mewakili setiap alam untuk memandu Melody masuk. Sisanya tinggal bersiap saja di masing-masing alam.
Begitulah yang direncanakan mereka. Akan tetapi, Melody baru teringat kalau beberapa dari mereka datang dari luar Mythtopia. Dunia manusia. Itu berarti mereka tidak bisa berada di Mythtopia terlalu lama. Apalagi sampai malam hari.
Tapi salah satu dari mereka menjelaskan kalau mereka memiliki suatu alat berupa cincin yang dapat membuat mereka terbagi menjadi dua. Jadi mereka dapat berada di dua dunia dalam waktu bersamaan, dan ketika tubuh utama mereka kembali, dua tubuh akan kembali bersatu dan memiliki ingatan yang tergabung.
Dan Delphine memiliki salah satunya. Itulah mengapa Melody, Abigail, dan Theo sempat melihat dua dari sosok Delphine ketika kembali ke dunia manusia. Di halaman belakang rumahnya.
Tapi sayangnya alat itu tidak lagi ada. Sumber tempat untuk membuat itu sudah musnah. Ada yang menghancurkannya dan sampai sekarang belum diketahui siapa pelakunya.
Jadi Pelindung Bastet memutuskan untuk memakai cara lain. Shadow Person. Kombinasi dari Sihir Baba Yaga dengan rambut dari Wukong. Seperti yang sudah dikatakannya kalau Itu.
Hanya untuk sementara.
Ngomong-ngomong ditengah membahas alat yang dapat membuat pisahan wujud, Melody, Abigail, dan Theo penasaran dengan kabar sosok duplikat mereka di dunia manusia sana. Sudah empat hari mereka berada di Mythtopia dan mereka berharap para sosok duplikat mereka tidak membuat masalah.
Tapi Delphine meyakinkan mereka untuk tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Diri pisahannya di sana akan mengawasi aktifitas tiga sosok duplikat mereka. Setidaknya hanya untuk di sekolah.
Mereka berusaha tetap berpikir positif. Walaupun nyatanya situasi disana tidak sebaik yang mereka pikirkan.
Karena yang terjadi selama empat hari di dunia manusia sana dan termasuk yang sedang terjadi saat itu juga di sekolah mereka di bumi...
...
...
"Melody! Apa kau bisa menjawab pertanyaan di depan?!... Melody?!" Guru matematika bertanya pada Melody untuk yang kesekian kalinya. Tapi sosok Melody yang tidak disadari palsu oleh seisih kelas sama sekali tidak merespon. Wajah Melody hampir datar dengan tatapan yang terlihat agak kosong.
Ditambah mulutnya terus tersenyum sepanjang hari.
"Melody?! Apa kau baik-baik saja?!" Tanyanya lagi. Guru matematika kebingungan memperhatikan sikapnya yang aneh.
"Apa kalian melakukan sesuatu padanya?!" beralih bertanya kepada murid-murid yang lain.
"Kami bersumpah kami tidak melakukan apapun padanya! Beberapa hari terakhir ini Melody memang agak aneh, Bu!" Jelas salah satu dari mereka.
"Mungkin kepalanya terlalu panas setelah mengikuti Karnaval waktu itu," Sindir Teresa, mengingat dirinya sempat melihat sayap-sayap Melody yang tidak disadarinya kalau itu sebenarnya sungguhan.
"Aku tidak tahu kalau ada karnaval?! Kapan?!" Yang di meja sebelah berpikir. Teresa memutar mata.
Tidak satupun dari mereka mengerti apa yang terjadi dengan Melody. Begitu juga dengan Abigail yang mereka lihat tingkahnya sama. Beberapa dari mereka juga sempat sesekali mengetahui Melody, Abigail, dan juga Theo tiba-tiba mengeluarkan suara memekik seperti kera.
Tapi Melody, Abigail, dan Theo kadang tetap merespon ucapan mereka. Hanya saja tidak selalu.
Dan waktu selama mereka di rumah, terutama Melody, Ibunya juga melihat tingkahnya agak aneh. Ibu Melody merasa heran dan berpikir ada sesuatu yang tidak beres dengan putri satu-satunya itu.
Di rumahnya... Melody lebih sering merespon dengan kalimat pendek seperti, Oke! Baiklah! Tidak! Uhum! Dan sebagainya. Atau hanya sekedar mengangguk dan menggeleng-geleng cepat sampai rambutnya kusut berantakan. Bagi yang lain terutama keluarga mereka masing-masing... Melody, Abigail, dan Theo menjadi terlihat lebih diam dari biasanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...