NovelToon NovelToon
Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Mythtopia, Creatures From The Six Realms

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College
Popularitas:346
Nilai: 5
Nama Author: Fredyanto Wijaya

Kejadian pada masa lalu diramalkan akan kembali terjadi tidak lama lagi. Tuan kegelapan dari lautan terdalam merencanakan sesuatu. Enam sisi alam dunia mitologi sedang dalam bahaya besar. Dari seratus buku komik yang adalah gerbang penyebrangan antara dunia Mythopia dan dunia manusia tidak lagi banyak yang tersisa. Tapi dari sekian banyak kadidat, hanya satu yang paling berpeluang menyelamatkan Mythtopia dari ramalan akan kehancuran tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fredyanto Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 27: Flag At The Top

"Baiklah baiklah!! Semua menyingkirlah! Aku beri waktu untuk kalian beristirahat selagi aku akan urus teman besar kita yang satu ini!" Ucap Baba Yaga berusaha membubarkan kerumunan para Murid. Dan yang dimaksud teman besar itu adalah jasad tanaman pemakan.

Delphine mengulurkan tangan_ membantu Melody keluar dari sana.

"Cepat cepat cepat! Area ini aku amankan! Bubarlah kalian semua!!" Desak perintahnya lagi. Dia lalu menatap fokus kepada Samuel yang sedang disandra oleh dua dari kaum Peri yaitu Luna dan Vanessa tadi.

"Samuel... Banyak yang perlu aku katakan kepadamu Nak!" Ucap Baba Yaga. Menatapnya lurus-lurus. Dia lalu meminta salah satu sukarelawan untuk membawa Samuel ke ruang kantornya.

Dan Genevieve dari sesama rekan kelas Penyihir mengajukan diri. "Jika kau yang sampai membuatku terjebak di sini, aku bersumpah akan memberikan pelajaran yang akan membuatmu menderita sepanjang sisa hidupmu!" Ancamnya dengan suara pelan ditekankan. Sambil membawanya, Genevieve menodong dengan tongkat sihirnya dari belakang.

"Tuan Asterion... Apa kau baik-baik saja?!" Tanya Hank memastikan, kepada Guru Asterion yang baru saja kembali keluar dari portal. Entah kenapa portal itu selalu dalam keadaan aktif.

"Oh Yaampun... Untung saja mereka sedang mengadakan kontes kostum. Mereka tidak menyadarinya," Ucap Asterion sambil memegang pundak Hank. Berdirinya agak kurang seimbang.

"Tapi lihatlah! Mereka memberikanku ini!" Sambungnya. Dia menunjukan sebuah piala.

"Apa itu?!"

"Entahlah! Tapi ini berkilau! Dan aku suka!" Mereka berdua tidak paham itu apa. Slone yang sempat melihat tingkah mereka samar menggeleng lalu pergi.

Mereka bukan Ayah dan Anak. Tapi Asterion dan Hank memang agak dekat walaupun mereka dari alam yang berbeda. Dan Asterion kadan memang seperti itu. Di momen tertentu sifatnya menjadi kekanak-kanakan. Dan baru saja dia menunjukannya lagi.

"Aku akan memajangnya di meja kantorku!" Asterion dan Hank berjalan berdampingan sambil saling merangkul bahu.

Kekacuan dapat terkendali. Dan mereka masih ada pertandingan duel terakhir. Tapi karena kekacauan yang tidak terduga tadi, Para guru memutuskan untuk melanjutkannya saat jam malam hari nanti. Mereka harus mengurus yang satu itu.

"Cepat mandilah bau!" Medeina berlalu sambil menjepit hidung. Melody memandangnya cuek.

Tapi memang itulah tujuannya. Melody segera pergi kembali ke asrama untuk membersihkan diri. Harper di sana membantunya. Masalah semacam urusan kecantikan, pakaian, wangi parfum, atau intinya adalah makeover, menjadi salah salah satu keahlian utamanya. Semua murid di kelas bangsawan memang wajib dalam semua hal itu.

Apalagi yang wanita pasti disebut sebagai putri bangsawan. Di alam bangsawan, Harper dipanggil Putri Harper. Begitu juga dengan dua senior kembar yang suka merendahkannya.

Dan sudah seperti yang dibilang sebelumnya... kalau mereka sungguh memalukan untuk memegang nama Putri.

Walaupun Harper yang ahli dalam hal itu, dari alam atau kelas Peri dan Mermaid juga tidak kalah unggul dalam urusan penampilan. Tapi Harper di sana yang langsung tergerak membantu Melody.

"Sudah!" Harper memandang penampilan Melody. Sedikit mundur agar dapat memperhatikan lebih jelas keseluruhan. Tidak lagi sekotor dan selengket tadi.

Tampak sempurna.

"Kalian keberatan?! Biar aku tambah sedikit!" Vanessa yang sudah kembali dalam ukuran normal, menabur debu pixie dari ujung atas kepala Melody. "Sekarang baumu seperti lavender!"

"Oh Terimakasih!" Melody mencoba mengendus bau tubuhnya sendiri.

"Uh... tapi kita tidak sedang ke pesta dansa!" Harper mengangkat sebelah alisnya.

"Apa masalahnya?!" Sahut Vanessa. "Kecantikan tidak selalu bersinar saat pesta!"

Urusan membersihkan lendir dan bau sudah selesai. Sekarang Melody dan lainnya tinggal menunggu waktu jam malam hari tiba. Pertandingan duel akan dilanjutkan pukul delapan malam, setelah jam makan.

Dan sampailah tiba di waktu tersebut... Mereka kembali berkumpul.

Yang untuk sejenak kembali ke dunia manusia juga satu persatu sudah kembali. Genevieve, Slone, Richard dan lainnya menembus keluar dari portal Akademi.

Malam itu ada sedikit perbedaan suasana. Sebagian besar mereka yang dari alam atau kelas Leprechaun ikut hadir menyaksikan pertandingan terakhir. Dan Theo juga bersama dengan rombongan.

Untuk hari itu kaum Leprechaun sudah selesai menyelesaikan pekerjaan mereka dalam hal mendekor dan menciptakan sesuatu. Jadi mereka mensenggangkan diri untuk ikut melihat duel dari murid-murid kelas lain.

Tuan Duncan juga ikut hadir di sana bersama yang lain.

Tapi mereka memutuskan untuk tidak lagi menggunakan tempat yang sama. Mereka diarahkan berkumpul di taman luas belakang Akademi. Itu dekat dengan hutan yang menghubungkan antara alam Peri dan Penyihir.

Juga ada danau kecil di sana.

Arena yang sudah seperti direncanakan di awal juga sudah dibuat di sana. Banyak tanah-tanah atau dataran yang mengambang dan tersusun acak sampai begitu tinggi. Yang membuat itu semua mengambang adalah kristal besar di tengah-tengah antara dataran bebatuan yang terus bergerak memutar. Pusat pusaran.

Tapi semuanya bergerak secara acak berlawanan. Jadi mereka harus berhati-hati ketika melompat naik.

Dan... Bisa terlihat ada satu bendara di puncak atas sana. Itulah yang mereka harus perebutkan.

Satu tim kembali dikelompokan dalam tiga anggota. Mereka diizinkan kembali memilih.

Dan dipilihnya oleh ketua kelas masing-masing...

Crysella, Max, dan Ruth dari kelas Mermaid atau Merman. Luna, Embun, dan Abigail dari kelas Peri. Raquel, Nova, dan Bridon dari Kelas Penyihir. Miranda, Sophia, dan Eric dari kelas Bangsawan. Lalu Clover, Siera, dan Melody dari kelas Underground.

Tidak satupun dari ketua kelas yang terlibat. Walaupun Asterion dan Nereids mengizinkan.

"Apa?! aku?! Kenapa harus aku?!" Melody terkejut ketika Misha menunjuknya.

"Aku tidak punya alasannya. Lakukan saja!" Jawab Misha, menatap Melody lurus-lurus.

"Tapi...," Melody berusaha meyakinkan Misha untuk tidak memilihnya.

"Akh!" Melepas nafas kesal. "Biar aku saja!"

"Tidak! Lagipula kita juga tidak akan bisa memenangkan yang satu ini!" Putus Misha, sedikit menjelaskan. Mencegat Medeina.

"Apa Maksudmu tidak akan bisa?! Kau akan menyerah begitu saja?!" Terus Medeina kepada Misha. Tapi Misha tidak menjawab lagi.

"Ini hanya kompetitif. Tidak perlu kita anggap serius," Bantu si Barry.

"Ada apa dengan kalian?! Ini kesempatan kita untuk membuktikan kepada alam lain kalau kita juga patut mereka hormati!"

"Aku yakin masih ada cara lain, Medeina!" Clover ikut meyakinkan.

"Kenapa kau semakin agresif?! Kami rindu dirimu yang dulu!" Barry menyinggung masa lalu.

"Aku bosan menjadi lembek!! Dan aku tidak mau lagi mendengar ceramahan dari suaramu yang berat itu!" Medeina menyipit. Suara geraman serigala di akhir kalimatnya. Dia lalu berjalan pergi dari sana, meninggalkan pertandingan duel yang bahkan enggan untuk ia saksikan.

"Maafkan dia! Dia dulu adalah sahabatku!" Clover menghela nafas sabar. Memandang Melody dengan tatapan Lirih. "Dia menjadi seperti itu karena hinaan bertubi-tubi dari alam lain!"

"Ayolah! Aku bosan mendengar curhatan kalian! Bisa kita mulai?!" Siera menunjuk jempol ke arah belakang sana. Arah pertandingan.

SRUUUUSH!

"Apa yang sedang kalian lakukan?! Mereka dari tadi menunggu!" Guru Nereids menghampiri mereka dengan cara tidak terduga_ sampai mengejutkan mereka semua yang sedang berkumpul berunding. Muncul menembus dari bawah tanah di antara mereka.

"Maaf! Jawab Clover. "Kami siap!"

"Percaya saja pada sayapmu! Anggap saja dia adalah sahabatmu!" Tambah dari Rebeca kepada Melody. Lalu dia memberanikan diri dan pergi berkumpul bersama dua lainnya.

Yang lain dari tadi sudah menunggu mereka. Dan peraturan diumumkan oleh Asterion.

Peraturan yang lebih berbeda dari pada tiga pertandingan duel sebelumnya. Kali ini mereka tetap diizinkan melakukan perubahan dan menggunakan kemampuan sihir mereka, tapi dengan pembatasan penggunaan. Setiap tingkat pijakan atau dataran yang mengambang, mereka hanya boleh diizinkan untuk menggunakan satu sampai dua macam kekuatan atau teknik jurus sihir. Dan yang paling penting tidak boleh mengunakan kemampuan terbangnya untuk naik langsung ke puncak, maupun hanya satu tingkat. Jika itu digunakan untuk sekedar menghindari serangan tidak masalah.

Total ada dua belas tingkat dataran, dan tepat dibawahnya terdapat kolam danau. Jika ada yang terjatuh ke bawah sana tidak akan jadi masalah. Mereka tetap dapat melanjutkan dan kembali naik dari tingkat-tingkat paling bawah. Karena pertandingan otomatis akan selesai jika satu saja dari tiga anggota tim dapat berhasil mengambil bendera di puncak sana.

Begitulah peraturannya. Dan dimulailah pertandingannya.

Mereka kembali siap dalam penampilan siap bertarung sebelum memulai. walaupun itu tidak harus. Mengucapkan kalimat mereka. Dan seperti biasa... Hanya tim Underground tidak melakukan itu. Permintaan Misha.

Tim dari setiap kelas memulai dataran tingkatan yang saling berlawanan. Lima sudut yang berbeda. Tapi makin ke atas... tempat pijakan akan semakin sedikit. Mereka akan berusaha saling merebut tempat. Dan setiap tim harus lebih kompak dalam bekerja sama juga membagi tugas.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!