Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mas Asisten?
"Mas Asisten?" Qian menarik sebelah alisnya.
"Iya, asisten tampan itu lo" ucapnya tak sadar bahwa orang yang dibicarakan ada dibelakang Qian.
Asisten itu masih berwajah datar, wajahnya sama sekali tak menunjukan ekspresi yang berarti.
"Eh maksud saya yang ganteng, eh bukan ganteng, yang cool itu lho, eh bukan tapi yang keren. Eh bukan juga, ah pokoknya itulah" ucapnya lantang tanpa malu.
"Anda membicarakan saya?" Asisten Andy angkat bicara.
Mata Vio melebar sempurna kala mendengar suara orang yang baru saja dibicarakan.
"E eh, maaf mas asisten" cicitnya lagi.
Qian berjalan maju, ia membuka pintu ruangannya.
"Masuklah" titah Qian.
Vio langsung masuk begitu saja ke ruangan Qian karna sangking malu nya pada asisten Andy.
"Bacakan laporanmu" titah Qian yang sudah duduk dikursi kebesarannya sambil menatap laptopnya.
Vio pun membacakan laporan itu dihadapan sang CEO muda itu.
"Bagus, tingkatkan lagi kuantitas pemasaran. Buat iklan semenarik mungkin agar manarik minat konsumen" titahnya yang diangguki Vio.
Vio pun keluar dari ruangan Qian,
Nampak asisten Andy sudah fokus dengan laptop didepannya.
"Mas Asisten, maafkan atas kelancangan saya tadi. Saya tidak bermaksud...."
"Hmm kembalilah bekerja" potong asisten Andy.
"Bolehkan saya tau nama anda?"
"Andy" jawabnya singkat.
"Baiklah" ucap Vio lalu meninggalkan meja asisten Andy.
...
"Gimana laporannya? Aman kan?" Tanya Kia pada sahabatnya itu.
"Aman sih aman, tapi malah aku langsung menghadap pak CEO"
"Bagus dong bisa lihatin Doi" canda Kia yang tau semua masalah Vio.
"Bagus gimana, aku kan mau dijodohin sama papa, jadi aku harus lupain dia" jawabnya kesal.
Kia manggut manggut mengerti, karna tadi malam Vio menelponnya dan menceritakan semuanya.
Kia menepuk nepuk punggung sahabatnya itu
"Sabar, percaya deh, pilihan papa lo nggak mungkin salah" ucapnya menasehati.
Vio hanya mengangguk pasrah
Jam menunjukan pukul 4 sore
Vio dan Kia sudah berada diparkiran motor karna akan pulang.
Vio sudah disambut pulang oleh sang mama
"Beuhh anak mama yang paling cantik udah pulang" canda mama Diana yang membuat lelah Vio hilang seketika.
Ia segera menyalami tangan sang mama
"Mandi sana gih, abis itu kita makan" ucap mama Diana yang diangguki Vio.
Vio pun melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan segera membersihkan dirinya.
"Haduhhh seger banget dehh" ucapnya setelah selesai mandi.
Ia segera ke ruang makan karna sudah jam makan malam.
"Gimana kerjaan kamu hari ini nak?" Tanya papa Rico pada Vino.
"Lancar pa, seperti biasa"
"Kapan kau akan resign?"
"Setelah Vio menikah Vino pasti akan segera resingn dari perusahaan temoat Vino bekerja"
Papa Rico mengangguk mengerti
"Bagaimana hari keduamu bekerja Vio?"
"Haduhh capek pa, baru hari kedua kerja aja udah disuruh bikin laporan keuangan. Tambah lagi harus presentasi, di depan CEO lagi" gerutunya.
Papa Rico tersenyum
"Itu berarti mereka percaya bahwa kamu mampu melakukannya" papa Rico menyemangati sang putri.
"Iya pa"
"Nanti kalau kamu udah nggak mau kerja disana, tinggal datang ke perusahaan papa. Nanti tugas kamu cuma mijitin papa, nanti papaa kasih kamu gaji besar" canda papa Rico.
"Yah kalau gitu kapan Vio pintar pa" gadis itu memberenggut kesal.
Papa Rico hanya terkekeh mendengar gerutuan sang putri.
Satu minggu kemudian,
Hari ini adalah hari pertemuan Vio dengan calon suaminya.