Janda Kembang

''Ini dia nih, yang kita tunggu sedari subuh tadi!! Masya Allah... cantiknyaaaa...'' seru pak penghulu yang ternyata sahabatnya Ayahnya Rani sebelum meninggal.

''Ali!! Bawa kemari calon pengantin nya!'' serunya lagi.

Paman Ali memutar bola matanya malas. ''Ck! dasar aki-aki! udah tua juga, masih tau aja mana yang bening mana yang kagak!'' sungut Paman Ali.

Reza dan Airin yang sejak tadi masih berdebat, tiba-tiba terdiam. Ia mendengar jika pengantinnya sudah ada disana. Yang berarti gadis itu adalah calon kakak iparnya.

Karena penasaran, Reza menoleh.

Deg!

Reza terpaku, tubuhnya mematung. Matanya membulat sempurna. Tanpa sadar ia berkata,

''Kamu!! kamu kan yang nabrak aku seminggu yang lalu! saat kita di Mall?!!'' seru Reza dengan lantang.

Rani menoleh, ''Eh? Masnya ada disini juga?? Sama siapa??'' tanya Rani.

Semua yang ada disana terbengong.

Paman Ali terkekeh. ''Kamu sudah kenal dengan anak Pakde mu Rani??'' tanya nya.

Rani terkejut, ''Apa?! anaknya Pakde Rustam??''

''Ya! dia itu Reza. Adiknya calon suami kamu!'' imbuhnya lagi.

''Hah?! Pantes aja! wajah nya itu mirip banget dengan bang Fatih. Ketika bertemu pertama kali di Mall Minggu yang lalu, aku hampir saja memanggilnya Bang Fatih. Tapi ternyata bukan!'' jelas Rani.

Paman Ali terkekeh lagi. ''Kamu kenapa Za?? Kok bengong kayak gitu??''

Reza menggeleng, ''aku belum paham! sebenarnya ini ada apa sih?! Gadis ini, yang pernah aku ceritain sama Abang seminggu yang lalu! Abang ingat??'' tanya pada Fatih.

Fatih mengangguk, ''Ooh.. begitu rupanya. Ah, ya Aisyahrani yang Abang bilang sama kamu kemarin, ini dia orangnya! Putri kandung Paman Alam dan Bibi Sarasvati! Yang juga keponakan dari Paman Ali. Benerkan Paman??'' tanya Fatih

''Ya, tentu saja! Rani ini keponakan saya satu-satunya dari Bang Alam!'' sahutnya

''Apaa?! Nggak! nggak mungkin?! Paman pasti salah! Bukannya Aisyahrani sudah meninggal ya dua puluh tahun yang lalu?? Lalu mengapa sekarang ada disini?! Nggak! saya nggak percaya!'' bantah Reza.

''Nggak percaya ya sudah, toh nantinya kamu juga akan tau saat mereka dinikahkan.'' sahut Paman Ali santai.

Semuanya terbengong mendengar perdebatan antara keponakan dan Paman nya itu.

''Ya sudah, dimulai saja! waktu yang baik akan segera berlalu! mari bang, kita mulai!'' serunya kepada Bapak penghulu.

''Baiklah, jika sudah berkumpul semua, sekarang saatnya kita akan melakukan proses ijab qobul antara nak Rani dan Fatih. Ternyata mereka ini saudara sepupu dari pihak Ayah ya? Dalam Islam memperbolehkan untuk menikahi saudara sepupu, terkecuali yang sudah tertera dalam Alquran yang bahwa tidak boleh menikah dengan mahram. Sementara Rani dan Fatih bukanlah mahram. Kedua orang tua Fatih dan Rani tidak bersaudara kandung, melainkan kakek Fatih dan kakek Rani inilah yang bersaudara. Dengan kata lain, cucu Abang dengan cucu adek! begitulah kira-kira. Untuk mempersingkat acara, marilah kita dengarkan dulu pembacaan ayat suci Alquran, yang akan dibacakan oleh saudara Wahyu bin Selamet. Kepada saudara kami persilahkan.'' ujar pak penghulu.

Setiap susunan acara telah di siapkan oleh Fatih dalam waktu satu hari. Semua nya sesuai dengan keinginan Rani.

Hanya menikah saja tanpa ada acara walimatul ursyi. Karena Rani tidak menginginkan nya. Tetapi seluruh tetangga dan juga sahabat Rani di undang, termasuk murid-murid Rani di TPQ semua di undang.

Pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh Wahyu sangat menyentuh hati Rani dan Reza. Fatih dan Airin juga demikian. Mereka larut dalam keheningan.

Setelah selesai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, acara selanjutnya adalah sambutan dari kepala RT dan RW. Juga sambutan dari paman Ali. Tapi beliau menolaknya.

Beliau ingin menyerahkan Rani terlebih dahulu, baru kemudian beliau memberikan nasehat sedikit, dengan kata lain serah terima Rani.

Semuanya telah siap, saatnya menikah. Tapi ada yang kurang.

''Baiklah, untuk mempersingkat waktu, acara akan kita lanjutkan dengan menikahkan saudari Rani dengan saudara Fatih. Untuk itu kami persilahkan Pak Ali sebagai wali dari Rani untuk menikahkannya secara langsung.'' ujar pak penghulu.

''Baik, apakah ada yang kurang??'' tanya paman Ali.

''Ada!'' sahut Airin.

''Apa Dek??'' tanya Fatih.

''Sebentar, Mama dan Papa belum datang Bang! apa mereka nggak tahu alamat nya ya?? Padahal udah Adek sharelock tadi? Masa' belum sampai juga??'' tanya nya.

Fatih melihat kesana kemari. Benar kata Airin, jika kedua orangtuanya belum hadir disana. Dan saat ingin bangun dari tempat duduknya, kedua paruh baya itu masuk.

''Assalamualaikum.. maaf kami terlambat!'' ucap Pakde Rustam.

''It's oke my bro! kamu tidak terlambat kok! acara baru akan mulai!'' ujar pak penghulu.

''Yoi bro! ya sudah lanjutkan saja,'' titahnya pada pak penghulu.

''Baik, sekarang waktunya untuk menikahkan kalian berdua, saudara Fatih sudah tau apa yang harus dibaca untuk ijab??''

Fatih mengangguk, ''Ya.''

''Sebelum menikahkan kalian berdua, terlebih dahulu kita baca syahadat tain.'' ujar Pak penghulu. Setelah nya ijab pun segera dilafazkan.

Paman Ali berjabat tangan dengan Fatih,

''Simak saya baik-baik saudara Fatih! Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucap Asyhaduanla ilaha ilallah, Waasyhaduanna muhhammadurrasulullah. Saudara Fatih bin Rustamsyah, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan keponakan saya Aisyahrani binti Muhammad Alamsyah dengan mas kawin cincin emas seberat 5 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!''

''Saya terima nikah dan kawinnya Aisyahrani binti Muhammad Alamsyah untuk saya dengan mas kawin cincin emas seberat 5 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!''

''Bagaimana saksi?? Sah??

''Sah!''

''Sah!''

''Alhamdulillah, barakallahu 'alaikuma wabaroka 'alaikuma fi khair....''

Setelah pembacaan doa untuk kedua mempelai, kemudian saatnya Rani menyalami Fatih dan juga Fatih memasangkan Rani Mahar yang telah ditetapkan.

''Alhamdulillah, sekarang Rani telah saja menjadi istri mu Fatih. Saya sebagai Paman menyerahkan Rani kepada mu agar bisa menjadi pakaian mu! Tuntun dia, bimbing dia agar menjadi seorang istri yang Sholehah. Saya menyerahkan Rani dalam keadaan baik-baik saja kepadamu! Misal, terjadi sesuatu di dalam hubungan kalian berdua yang mengakibatkan kau memilih untuk berpisah dengan Rani, maka kembalikan Rani kepada ku dengan baik. Sebagaimana aku menyerahkan hidupnya padamu untuk kau tuntun, kau harus mengembalikannya dalam keadaan baik-baik saja."

"Saya Paman Rani selaku wali Rani menggantikan almarhum Abang saya, Bang Alam menyerahkan Rani kepadamu sepenuh hati saya, jika terjadi sesuatu kepadanya yang tidak kau inginkan, kau berhak menegurnya. Karena fitrah seorang suami adalah penuntun bukan penghukum! Ingat Fatih, saya tegaskan sekali lagi sayangi Rani seperti kau menyayangi adik perempuan mu! Dan kamu Rani, patuhi semua perintah suami mu, ikuti kemana pun suuami kamu pergi, karena sekarang surga mu ada bersama nya. Dan jika Fatih melakukan kesalahan, tegur lah dengan baik. Karena cerminan wanita Sholehah terletak pada akhlaknya! Semoga pernikahan kalian selalu di naungi Rahmat Allah SWT. Semoga mawadah warohmah Rohmah. Amiiin'' ujar Paman Ali.

Semua terharu dengan pesan yang disampaikan oleh paman Ali. Tapi tidak seseorang disana, ia menampilkan senyum smirk nya.

💕

Ada yang tau siapa dia??

TBC