Nayla Kamil
18Tahun..
Tok.. tok.. tok..
"Permisi Tuan..bisa tolong berikan bunga ini untuk Tuan yang ada di belakang."
Reymon sanjaya
31 Tahun
"Dasar wanita aneh"bergumam sambil tersenyum tipis.
Siapa yang menyangka pertemuan yang tidak di sengaja itu menjadi awal mula Nayla terjebak dalam cinta yang aneh menurutnya.
perbedaan usia,tahta,harta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Rey turun di sebuah gang kecil untuk bertandang ke rumah Nay,hari ini ia berencana menjemput Nay dan menemaninya bekerja,tak ingin melewati detik detik Nay memberi jawaban atas cintanya.
Rey mengetuk pintu rumah sederhana yang diyakini itu adalah rumah Nay,
tok..
tok..
tak ada sahutan sama sekali yang ada hanya suara gaduh di dalam,Rey mengangkat tangannya lagi untuk mengetuk namun bertepatan pintu terbuka dan menampilkan wanita paruh baya yang terlihat cemas.
"Siapa ya??"tanya ibu.
"Itu.. Nayla nya ada bu?" belum sempat Rey menjawab, Rey di kejutkan dengan Nay yang ada di gendongan seorang pemuda.
"Ibu udah pesen taksinya belum?"tanya Bima.
"Nayla.." Rey kaget "Apa yang terjadi?" tanya Rey bingung.
"Aduuuh nanti deh nanyanya sekarang cepetan ke Rumah Sakit dulu berat ini."Bima menggerutu.
"Ayo nak ayo kita kedepan cari taksi" ajak Ibu tak menghiraukan pertanyaan Rey.
"Biar Nay saya yang bawa bu" Rey mengambil Nay dari gendongan Bima."Saya bawa mobil di depan."
"Ya udah ayo" ibu dan Bima lekas menyusul Rey yang menggendong Nay.
Di dalam mobil suasana tegang Ibu duduk di belakang sambil terus mengusap dahi Nay yang berkeringat dingin,Bima duduk di depan bersama Rey yang ada di balik kemudi.Hari ini Rey tak membawa Bram karna ingin menghabiskan waktu dengan Nay saja. dan Bram, Rey perintahkan untuk mengurusi pekerjaan Rey.
Rey tak tahan lagi untuk bertanya,"Sebenarnya Nayla kenapa Bu?"
Ibu tak menjawab malah melirik Bima,Rey menoleh ke arah Bima seakan meminta jawaban, "Apa hubungan masnya sama kak Nay?"bukan menjawab tapi Bima malah balik bertanya.
Bima baru berumur 15 tahun tapi untuk kesehatan Nay Bima bisa menjadi lebih dewasa dari biasanya yang hanya maen di warnet,"Kalo mas gak ada hubungan sama kak Nay untuk apa mas perlu tau,itu bukan hak kami untuk memberi tau,jika mas teman dekat kak Nay pasti kak Nay udah ngasih tau." Rey makin bingung namun hatinya semakin di dera rasa khawatir terhadap Nay apa sakitnya parah,dan itu semua akan terjawab setelah tiba di Rumah sakit.20menit kemudian Rey memarkirkan mobilnya di pelataran Rumah sakit dan bergegas membawa Nay untuk di periksa tak tanggung tanggung Rey meminta pelayanan terbaik dari Rumah sakit tersebut untuk perawatan Nayla.
Di dera rasa cemas Rey terus mondar mandir di depan UGD,Ibu dan Bima saling tatap seolah saling bertanya siapa Rey sebenarnya.
"Duduklah Nak,siapa namamu?" tanya Ibu lembut.
Rey menoleh pada Ibu Nay,Astaga dia lupa memperkenalkan dirinya calon mantu macam apa kau Rey,lalu Rey mendudukan dirinya di sebelah Ibu."Ehm saya Rey Bu"
"Sebenarnya saya datang untuk memperkenalkan diri kepada Ibu dan.."Rey menjeda ucapan nya dan menunjuk ke arah Bima
"Saya Bima Mas." jawab Bima
"Iya dan bima,saya juga ingin menjalin hubungan lebih dengan Nay"
"Maksudnya pacaran" kata Bima dan Ibu serempak.Rey kikuk dan hanya mampu mengaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Sebenarnya jika Nay bersedia saya akan segera melamarnya"jawaban Rey membuat Ibu dan Bima makin ternganga.
Ibu menelisik penampilan Rey dari atas ke bawah,memang terlihat matang dan mapan dalam penampilan yang terlihat wah dan pasti mahal,apalagi juga tadi mobil yang di kendarainya mobil mewah,Ibu mendesah dia sadar keluarganya bukan dari keluarga setara dengan pria tampan di hadapannya,pasti akan ada banyak kendala jika Nay dan Rey bersama,namun itu semua kembali kepada keputusan Nay,Ibu tak ingin terlalu mengekang Ibu yakin Nay akan membuat keputusan yang baik untuk dirinya.
"Ibu tak bisa mengiyakan ataupun melarang semua keputusan ada pada Nay,Ibu cuma bisa mendoakan semoga yang terjadi adalah yang terbaik" ucap ibu sambil mengelus pundak Rey,Rey hanya mengangguk.
Tak lama pintu UGD terbuka keluarlah dokter dari dalam.
"Bagaimana dok?" tanya mereka serempak.
"Pasien sudah stabil namun saya sarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut setelah pasien sadar." kata dokter.
"Boleh kami masuk"
"Giliran ya satu orang yang masuk,setelah pasien sadar baru akan di pindah ke ruang rawat" dan di jawab anggukan.
"Saya bisa berbicara dengan walinya"
"Biar saya dok " jawab Rey,dan melihat ke arah ibu untuk meminta persetujuan,ibu hanya tersenyum.
"Mari kita ke ruangan saya".
Nay sudah dipindah keruang rawat setelah sadar satu jam lalu Rey masih menggenggam tangan Nay yang sedang istirahat setelah disuapi oleh ibu,mulanya Rey bersikeras ingin menyuapi Nay namun Nay menolak Nay merasa sikap Rey berlebihan bahkan Bima sempat meledek 'Dasar bucin'katanya.
Ketika sadar Nay bingung bagaimana Rey bisa ada di sana dan ibu menjelaskan bahwa Rey lah yang membawa Nay ke Rumah sakit sekaligus yang menyewakan kamar rawat terbaik,dengan pasilitas lengkap,Bima geleng geleng "Kalo gini aku rela kak nemenin kakak seharian ini mh berasa nginep di hotel bintang lima". dan sukses membuat Ibu menyentil dahi Bima
"Biar mewah kaya apa juga gak akan mau kalo anak ibu sakit kalo cuma buat nikmatin pasilitas kaya gini,yang enak tu sehat aja, biar tinggal di rumah butut juga tetep bahagia kalo sehat... apalagi.." ibu menjeda ucapannya dan mereka kompak menjawab"kalo banyak duit." kemudian mereka terbahak.
Rey mendengarkan di balik pintu,merasakan hatinya menghangat mendengarkan perbincangan keluarga yang sedang berbincang meski sederhana tapi mereka saling melengkapi dan selalu bersama.
Rey masuk membawa bingkisan makanan dan di berikan pada Bima.
"Makan dulu Bim ajak Ibu juga"
"Makasih mas" lalu Bima mengajak ibu duduk di sofa di ujung ruangan untuk makan siang karna tadi pagi tidak sempat sarapan,karna panik dengan keadaan Nay.
Rey mendekati Nay dan duduk di pinggir ranjang dan menyentuh dahi Nay, "Sudah tidak panas,obatnya sudah di minum?" Nay mengangguk "Kalo gitu kamu istrihat dulu ,hari ini dirawat dulu baru besok kamu di bolehin pulang" Ray mengusap pipi Nay lembut,wajah Nay merona perlakuan Rey begitu manis.
"Kamu gak pulang,pulang aja disini ada Bima sama Ibu,pasti juga banyak kerjaan kan!"Rey mengeleng.
"Gak,aku disini nemenin kamu biar nanti Ibu sama Bima yang pulang" jawab Rey
"Tapi aku merepotkan"lirih Nay
"Tidak,tidurlah agar cepat sembuh"
Rey menaikan selimut Nay keatas menutupi dada Nay, dan terus menatapnya lekat Rey terus mengenggam tangan Nay.
Ibu mengahampiri Rey dan mengusap punggung Rey "Sudah bicara dengan dokter"tanya Ibu,Rey mengangguk.
"Masih ada waktu sebelum kamu menyesal pergilah kalaupun Nay menerimamu kamu akan sangat direpotkan oleh Nay, Nay paling tidak suka dikasihani."
"Tidak seperti itu Bu perasaan saya sungguh tulus untuk Nay dan tidak akan pernah berubah apapun yang terjadi,dan tentang Traumanya kita bisa melakukan terapi,saya hanya khawatir saat ini"jawab Rey masih tak melepaskan tangannya dari Nay.
"Kami dulu pernah melakukan terapi tapi selalu berakhir Nay yang histeris dan tak sadarkan diri,sejak itu kami tak ingin mengingat kejadian kecelakaan yang Nay alami," Dahi Rey mengkerut Kecelakaan seperti apa yang membuat Nay trauma seperti ini.
"Nanti Ibu akan ceritakan tentang kecelakaan yang Nay alami tapi tidak di hadapan Nay"Ibu mengelus bahu Rey dan pergi ke toilet. di dalam toilet Ibu menangis mengingat kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa suaminya,dan berdampak pada trauma yang di alami Nay.
Sedangkan Rey masih mengingat ucapan dokter ketika sedang berada di ruangannya..
flashback..
"Pasien hanya kelelahan dan stres berlebihan,dan sepertinya ada trauma yang menyebabkan pasien tidak boleh terlalu banyak berpikir,mungkin pasien pernah mengalami gegar otak dan untuk memastikan saya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut,untuk trauma yang di alaminya saya sarankan untuk melakukan terapi dengan psikolog.
Rey tertegun,banyak yang tidak diketahui Rey mengenai Nay,Nay yang terlihat Anggun dan tangguh menurut Rey,namun ternyata adalah gadis yang petakilan tapi juga rapuh.
flashback off.