* Alexandro Hutomo dan Alexandra Narnia *
Kehilangan dokumen membuat Xandra terjebak harus menjadi pembantu di rumah pemilik perusahaan dimana seharusnya ia bekerja.
Susah membuat orang percaya saat kita tak memiliki bukti ~ Xandra.
Penawaran tidak pernah datang dua kali, jika tidak silahkan tinggalkan tempat ini, jika ia mari kita pulang~ Alex.
Kita tidak tahu kemalangan apa yang akan menimpa kita, jika keberuntungan selalu ada dipihak kita~Xandra.
Mari kita lihat siapa pemenangnya~ Alex.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kabur part 2
" Kenyang"
Sepiring nasi rames dan teh panas sudah masuk ke dalam perut. Xandra tidak langsung
keluar dari warteg walaupun sudah membayar.
" Mbak, mau perjalanan juga?" Seorang penumpang mengajaknya ngobrol.
Lumayan, biar gak BT.
Xandra mengangguk.
" Kemana mbak?"
" Ke Jogja, situ mau kemana?" tanya Xandra balik.
" Sama ke Jogja juga "
Mata Xandra menangkap sesuatu di belakang
calon penumpang yang mengajaknya ngobrol.
Moge terparkir di depan warteg, pengemudi turun dengan setelan kerja, kayak orang kantoran.
Semua orang di warteg menatap seorang pria tegap nan rupawan yang berjalan mendekat.
Xandra menyadari siapa orang itu.
Sial, kenapa kancil ada di sini, pura-pura tak lihat aja ah....
Xandra menutup kepalanya dengan kerudung yang ada pada kaos di bagian leher belakang dan menunduk. Berkonsentrasi dengan hp, menghubungi seseorang melalui WA.
Joya, aku kabur tapi ketahuan ~ bonsai ~
Xandra melirik ke Reno yang duduk di meja seberang.
Syukurlah dia tidak melihatku
Xandra tetap ditempat, walaupun penumpang yang mengajaknya ngobrol memberi tahu bahwa bus yang akan mereka tumpangi akan segera berangkat.
Waduh, bisa ketahuan kalau aku berjalan melewati si kancil, tapi kalau tidak pergi sekarang kapan lagi.
Xandra berjalan menjajari penumpang tadi berharap Reno tidak melihatnya, namun baru akan melangkah, sosok yang tak ia harapkan berdiri dengan gagahnya di pintu masuk warteg. Menatapnya dengan tatapan tenang.
Matilah aku, menunduk sajalah.
" Pulang " Alex mulai bersuara, tapi Xandra pura-pura tak mendengar, masih terus berjalan menunduk melewati Alex.
" Saya bilang pulang" Alex mencekal tangan Xandra, seketika langkah Xandra berhenti.
" Ini saya mau pulang" jawab Xandra santai, kali ini ia tak ingin kalah lagi.
" Masuk mobil " Alex menyeret Xandra menuju mobil yang terparkir di samping moge Reno.
Xandra melepas cekalan tangan Alex dengan menghentakkannya.
" Saya bisa masuk sendiri"
Alex membiarkan Xandra berjalan menuju mobil, tapi bukan mobilnya melainkan bus yang terparkir di depan mobil Alex.
Benar-benar cari masalah, geram Alex.
Langkah Alex semakin cepat menyahut tangan Xandra yang akan berpegangan pada tiang bus, bersiap akan naik.
" Saya bilang masuk mobil" bentak Alex. Ucapannya yang lantang membuat penumpang yang ada menoleh ke arah mereka.
Xandra menatap Alex dengan tak kalah tajam, emosinya kini kian tak terkendali.
" Apa mau mu?" ucapan Xandra jelas menantang Alex.
" Masuk mobil, kita pulang " ucap Alex mencoba tetap tenang kembali.
" Apa kamu buta? sekarang saya akan pulang dan akan masuk ke dalam mobil, lalu apa masalahnya denganmu?"
Tak peduli lagi menjadi tontonan, Xandra merasa harus menang kali ini.
" Jika alasanmu hanya karena saya tidak punya KTP, naik bus tak perlu harus pakai KTP, jadi sekarang katakan apa masalahmu wahai bapak Alex yang terhormat"
" Saya bukan anak kecil yang tidak bisa pulang hanya karena saya kehilangan identitas saya. Ingat pak Alex, yang hilang hanya KTP saya, bukan wajah saya, jadi saya yakin bapak saya masih bisa mengenali saya jika saya sampai rumah nanti"
" Dan satu hal lagi pak Alex, anda bukan siapa-siapa saya, jadi tidak ada alasan bagi anda untuk menghawatirkan saya"
" Kalau anda lupa siapa saya, saya ingatkan kembali, bahwa saya bagi anda hanya sebatas calon karyawan yang gagal karena harus kehilangan tas saat akan datang ke tempat anda, jadi tolong biarkan saya pulang ke tempat saya seharusnya" Xandra mengatupkan kedua tangan di depan wajah.
Alex memanggil Reno yang berdiri tak jauh dari sana.
" Katakan kenapa dia harus kembali ke tempat saya Ren! Saya tunggu di mobil.
" Baik pak"
Reno kali ini fokus berbicara dengan Xandra yang juga menatapnya tajam.
" Anda harus mengembalikan dulu sepeda yang anda bawa tadi, karena itu milik pak Alex "
Xandra mengingat sepeda yang ia jual tadi. Tak lama kemudian ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sejumlah uang, meletakkan secara paksa ke tangan Reno.
" Ini aku kembalikan sepedanya, sepedanya sudah saya jual dan itu hasilnya. Yang 250 ribu saya pakai untuk beli tiket, jangan kawatir, saya akan ganti kalau sudah sampai rumah"
" Tapi ini masih kurang mbak Xandra" Reno menghitung sisa uang.
" Emang berapa sih harga sepeda itu, saya janji akan ganti setelah saya pulang"
" Harga sepedanya 17juta mbak"
Ucapan Reno membuat kedua bola mata Xandra membulat sempurna.
Pantas saja, ibu penjual memberi lebih dari yang aku tawarkan, lha wong ternyata harganya bisa buat beli motor baru.
" Dan jika anda akan pulang, maka anda harus menggantinya terlebih dahulu"
Xandra mencoba mengingat jumlah tabungan di buku rekeningnya.
" Satu minggu lagi anda akan menerima gaji, anda tahu bahwa jumlahnya cukup untuk mengganti, ditambah tambahan yang anda minta, itu lebih dari cukup." saran Reno.
Xandra mencoba berpikir sejenak, menimbang saran Reno.
" Baiklah, tapi hanya satu minggu" tawar Xandra.
" Baik"
" Ayo pulang" Xandra mengamit lengan Reno membuat Reno terkejut.
" Kenapa? kaget ya digandeng cewek?" goda Xandra.
" Tidak mbak, hanya saya tidak terbiasa" terlihat rasa tidak enak di wajah Reno dengan tingkah Xandra, apalagi Alex juga memperhatikan.
" Mulai sekarang harus terbiasa, karena aku akan lebih sering menggandeng tangan kamu begini" ucap Xandra.
" Aku pulang bareng kamu aja, ogah naik mobil bos mu, nyebelin"
Reno meminta persetujuan Alex lewat tatapan mata, dan anggukan dari Alex sudah menjadi tanda bahwa ia setuju.
readers... jempolmu semangatku
salam ~Fillia ~