Wanita 1 Triliun

"Iya Ray kamu jangan terlalu terkejut seperti itu." Jawab Claudia.

"Apa kamu bisa memberi tahu kebenarannya kepadaku Audi?."

Keduanya duduk di kursi, perlahan Claudia menghela nafasnya panjang. Ia menceritakan semua yang telah dialaminya saat honeymoon bersama Andrean sedetail mungkin hingga bagaimana ia bisa melakukan hal lebih dengan Lorenzo hanya untuk percobaan demi membungkam hinaan.

"Kalau begitu cepat beritahu Lorenzo ia berhak mengetahuinya." Ujar Rayny merasa ikut senang dan lega karena anak yang dikandung sahabatnya itu bukan anak dari Andrean, entah kenapa Rayny sangat dendam dengan mantan suami Claudia itu.

Claudia perlahan mengelus perutnya. "Ternyata berhasil..."

"Selamat Audi aku akan selalu mendukungmu, walaupun mendengar kebenaran ini aku syok juga.." Kekeh Rayny.

"Sekarang kamu istirahat di kamar jangan pikirkan apapun ingat anakmu!."

Claudia tersenyum dengan Rayny yang sewot namun perhatian. "Terimakasih banyak Ray..."

"Jangan sungkan Audi kau sahabatku..."

Claudia merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia masih tak menyangka dengan kehamilannya. Mata cantiknya menatap handphone. "Apa aku harus memberi tahu orang itu?."

Saat tangan Claudia akan mengambil handphone ia sontak mengurungkan niatnya kembali. "Tidak jangan sekarang Clau!.."

Tapi entah sejak kapan rasa rindu terhadap Lorenzo benar-benar tak bisa Claudia tahan ia dibuat gila karenanya, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi lelaki itu....

Tidak lama panggilan itu terhubung.

"Hallo how are you?..." Ucap Claudia berseri.

"Jadi ini wanita yang sudah merebut tunanganku, aku tak menyangka bisa bicara denganmu seperti ini!.." Jawab dari seberang.

Perlahan senyum Claudia memudar saat mendengar suara wanita yang menerima panggilannya, rupanya itu adalah Cathlin.

"Dimana suamiku?." Tanya Claudia sengaja dengan tegas tanpa basa-basi.

"Suamiku katamu? jika kau benar-benar istrinya kenapa hanya sekali menunjukkan diri bersama Lorenzo?, dia bersamaku sekarang jangan ganggu kita!..." Jawab Cathlin sinis.

Belum juga Claudia menimpali, panggilan itu ternyata sudah diakhiri oleh Cathlin.

"Ck hey kau!!!!." Kesal Claudia.

Pikiran Claudia kemana-mana, apa yang dilakukan Lorenzo sehingga handphone nya berada di genggaman Cathlin?.

Claudia menepuk-nepuk dadanya. "Kenapa sesak sekali? seharusnya tidak seperti ini kau dan Lorenzo belum terikat hubungan Claudia!."

"Tapi, aaaaahh!..." Lirih Claudia kesal ternyata dirinya sedang cemburu.

...***...

New York

Cathlin melemparkan handphone Lorenzo karena kesal tanpa sadar, ia sampai kapanpun tidak akan terima jika Claudia adalah istri dari lelaki yang disukainya.

Lorenzo keluar dari kamar mandi, ia sekarang sedang berada di kediaman Cathlin sebenarnya ia tak mau namun ibunya Venny memintanya untuk menemani untuk bertemu dengan ibu dari wanita itu.

Cathlin sontak merubah raut wajahnya kembali, ia dengan segera menggenggam tangan Lorenzo. "Kamu tetap di sini ya..."

Lorenzo seketika melepas genggaman Cathlin ia benar-benar risih dengan sikap mantan tunangan sekaligus mantan kekasihnya itu.

"Lorenzo setelah semua pengkhianatmu kau juga sekarang bersikap seperti ini padaku hah?!." Ujar Cathlin tak terima.

Tidak ada jawaban dari Lorenzo ia sontak mencari handphonenya, mata birunya menatap tajam wajah Cathlin. "Aku sudah memiliki istri jangan sekali-kali mengganggu hidupku atau kau tahu akibatnya!."

Glek!..

Lelaki yang dulu sangat mencintainya kini benar-benar telah berubah, hati Cathlin sakit sekali rasanya.

"Handphoneku pindah tempat, berani sekali kamu!!." Sinis Lorenzo yang membuat Cathlin gemetar karena ketahuan.

Saat Lorenzo hendak melangkah pergi sontak Cathlin memeluknya erat dari belakang. "Kita dulu saling mencintai kau sangat menyayangiku aku masih tak terima kau pergi, mari bersama kembali..."

"Lepas!!..." Tegas Lorenzo.

Cathlin menggelengkan kepalanya. "Tidak akan!.."

Sontak saja Cathlin mengunci pintu ruangan itu agar Lorenzo tidak bisa pergi. "Aku akan melakukan apapun agar bisa mendapatkanmu kembali..."

Raut wajah Lorenzo tetap datar tatapannya tidak berubah tetap dingin ia benar-benar muak terhadap wanita itu.

Cathlin dengan tekadnya yang kuat ia perlahan membuka baju yang dikenakannya di hadapan Lorenzo, tubuh moleknya tanpa busana ia perlihatkan untuk mendapatkan lelaki yang dicintainya itu kembali.

"Aku rela menjadi pemuas nafsumu asalkan kita tetap bisa bersama...." Lirih Cathlin ia sengaja menyentuh bagian-bagian intimnya untuk merangsang Lorenzo.

Tentunya Lorenzo terkejut dengan apa yang Cathlin lakukan.

Cathlin berjalan mendekati Lorenzo, tidak ada siapapun yang bisa menahan godaan jika seperti ini. "Aku di sini kau bisa melakukan apapun terhadapku jadikan aku wanita keduamu Lorenzo..."

Cathlin perlahan mengelus dada bidang Lorenzo bahkan ia sengaja menekan kedua dadanya untuk bersentuhan.

"Kau benar...." Lirih Lorenzo sambil tersenyum..

Tentunya Cathlin senang mendapati respon dari lelaki itu, ia sontak meraih tangan Lorenzo lalu meletakkan di dadanya. "Mari kita lakukan honey...."

Tangan Lorenzo sontak naik dari dada ke leher...

GRRRRTTT!!!

"Aaaaaakkkh!, uhkuk!.. Uhkuk!!...."

Betapa terkejutnya Cathlin saat lelaki itu mencekiknya dengan tatapan membunuh.

Cathlin sontak menepuk-nepuk tangan Lorenzo ia kesakitan tidak bisa bernafas.

"Uhkuk!! kau gila lepas!.."

"Benar-benar wanita menjijikkan!!..." Lorenzo melemparkan Cathlin ke atas kasur tanpa ekspresi juga perasaan..

Bersambung...

Tinggalkan jejaknya ya kakak-kakak!..🤗

Ditunggu dukungannya di bawah!

👇

👇

👇

👇

👇