Ikhtisar :
Untuk menyelamatkan pesantren dari seorang mafia yang ingin menggusur pesantren yang bernama Jack Jatnika, Khalisa Amira rela menjadi istri Jack sekaligus menjadi budaknya. Tapi siapa sangka Khalisa bukan wanita biasa, yang menerima apa yang terjadi padanya. Jack terkejut saat mengetahui masa lalu Khalisa, bahkan dialah tunduk padanya. Taktik apa yang Khalisa gunakan untuk menaklukkan mafia kejam sepertinya itu ?
Baca selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Suara Adzan
Alexander berjongkok, dia bergegas mengambil sesuatu di bawah kemudian berbalik dan mengacungkan pistol ke arah Jack.
“Aku sangat ingin membunuh kamu” Jawab Alexander, dia menatap ke arah Jack dengan tatapan tajam
“Kamu akan menyesal sudah berani menantang aku” Ucap Jack, dengan tatapan seorang pembunuh berdarah dingin
Alexander menarik pelatuk dari pistol itu, bersiap menembak Jack yang berada di depannya.
“Kamu akan mati” Sarkas Alexander
Jack tak terlihat sedikit pun mersa takut, tatapan matanya masih sama tidak ada rasa takut sedikit pun.
“Ucapkan selamat tinggal Jack Jatnika !” Ucap Alexander dengan tersenyum licik menatap ke arah Jack
Dia menarik dengan kuat pelatuk pisto itu.
DOR
Terdengar bunyi peluru melesat, namun Jack masih diam di tempat tanpa luka sedkit pun. Justru Alexander yang terpental hingga ke pohon, dia tersudutkan di batang pohon besar. Di ats bahunya menancap belati yang tajam.
“Ternyata kau di sini Alexander” Ucap Khalisa, dia berjalan menghampiri keduanya dan Khalisa berdiri di samping Jack
“Mbak, aku pikir siapa dan mbak sudah tahu namaku ?” Tanya Alexander
“tahu, ke dua anak buah ku mencari kamu katanya kamu sedang sakit” Jawab Khalisa
Jack menatap tajam ke arah laki-laki di depannya.
“Iya, memang aku sedang sakit. Itu sebabnya aku berusaha turun untuk mencari obat yang tertinggal di lereng” Jawab Alexander
“Apa obat kamu sebuah pistol ?” Tanya Khalisa
Alexander berjalan mendekati Jack dan Khalisa yang berdiri tidak jauh darinya.
“Ini hanya pistol mainan, setiap pelatuknya di Tarik akan mengeluarkan bunyi seperti suara tembakan” Jawab Alexander, dia menyodorkan pistol itu kepada keduanya
Jack mengambil pistol itu lalu menatapnya, kemudian Jack mengarahkan pistol itukepada Alexander.
“Aku lebih suka pistol sungguhan untuk menghancurkan semua isi yang ada di dalam kepala kamu” Ucap jack
Alexander mengangkat kedua tangannya
“Sunggu mengerikan, aku hanya bercanda tuan. Jangan langsung marah” Jawab Alexander
“Aku bukan orang yang suka bercanda, kalau aku ingin satu nyawa sekarang tentu aku akan memilih kamu” Ucap Jack
Alexander menelan savalinya, Jack bukan orang sembarangan karena dia terlihat sangat menakutkan.
“Aku minta maaf seharusnya aku tidak mengajak kamu untuk bercanda” Jawab Alexander
Jack menutunkan pistolnya dan melempar begitu saja.
“Alexander kembalilah kamu ke padepokan, kalau sudah agak lebih baik sebaiknya pergi dari sani” Titah Khalisa
“Aku masih belum sehat, sepertinya aku harus kembali” Jawab Alexander
Khalisa hanya tersenyum tipis sedangkan Jack tampak tidak bersahabat dengan laki-laki itu, beberapa saat kemudian acara syukuran pun di ulai. Khalisa duduk bersama para wanita sedangkan Jack duduk bersama laki-laki. Mereka mengikuti acara syukuran itu dari pengajian, ceramah sampai acara makan bersama. Khalisa dan Marwa begitu senang bisa makan bersama dengan warga padepokan, Khususnya Khalisa. Dia sangat menyukai kebersamaan seperti itu, dia merasa memiliki sebuah keluarga.
*****
Di tempat lain, Kyai Rozak sedang duduk di teras menunggu Iman datang. Umi Habibah membawa nampan berisi kopi dan pisang goreng untuk suaminya lalu duduk di kursi.
“Abi memannya mau kemana ?” Tanya Umi Habibah
“Ada undangan dari salah satu pejabat yang menikahkan anaknya” Jawab Kyai Rozak
“Oh, kenapa tidak mengajak umi ?” Tanya Umi Habibah
“Umikan sekarang sedang sakit, ani ingin umi istirahat saja biar Iman yang menemani abi ke sana” Jawab Kyai Rozak yang dia jawab dengan anggukan
“Abi, apa akhir pekan ini kita jenguk Marwa ke padepokan ?” Tanya Umi Habibah
“Tidak mi, biarkan Marwa menjalani hukuman sampai selesai” Jawab Kyai Rozak
Umi Habibah hanya membuang nafasnya kasar.
“Tapi umi rindu sama Marwa bi, anak kita cuma satu dan sekarang dia sedang jauh di sana” Jawab Umi Habibah
“Ada Khalisa, ajak dia menginap di sini” Jawab Kyai Rozak
“Sudah beberapa kali umi telpon dia, nomornya tidak aktif. Sudah beberapa hari ini dia gak ada kabar, umi takut Jack ….” Ucap Umi Habibah merasa ragu untuk mengatakannya
“Asatagfirulloh, jangan suudzon dulu mi. Abi lihat Jack sudah berubah, semoga ke depannya lebih baik lagi dan mencintai Khalisa sebagai istrinya” Ujar Kyai Rozak
“Amin” Jawab Umi Habibah
Kyai Rozak mengambil kopi yang sudah di buatkan oleh umi Habibah lalu meminumnya sampai habis.
“Bi, sebenarnya abi bertemu Khalisa dimana ? pasti bukan di pant asuhankan bi ?” Tanya Umi Habibah
Uhuk Uhuk Uhk
Kyai Rozak terbatuk mendengar pertanyaan istrinya, karena dia tidak memberikan penjelasan apa pun saat membawa Khalisa ke pesantren. Hanya meminta umi Habibah merawatnya dan menganggap Khalisa sebagai anaknya sendiri.
“Yang jelas Khalisa itu anak sebatang kara, Sudah seharunya kita merawatnya dan menyayanginya seperti yang abi bilang dahulu” Jawab Kyai Rozak
“Iya bi” Sahut Umi Habibah
Kyai Rozak meletakkan cangkirnya di atas meja.
“Assalamu’alaikum” Sapa Iman
“Wa’alaikumsalam” Jawab Kyai Rozak
“Berangkat sekrang pak kyai ?” Tanya Iman
Kyai Rozak mengangguk, dia berpamitan kepda istrinya lalu meninggalkan rumahnya. Kyai Rozak pergi ke gedung pernikahan barulah memutuskan untuk pulang dan mampir sebentar ke sebuah masjid untuk menunaikan sholat ashar.
“Kyai, sepertinya belum adzan” Ucap Iman
“Kalau begitu kamu saja yang adzan Iman” Jawab Kyai Rozak
Allahu Akbar… Allahu Akbar …
Terdengar suara adzan dari dalam masjid, membuat kyai Rozak tercengang mendengar suara merdu orang yang mengumandangkan adzan. Dia terdiam dan menikmati suara adzan yang begitu menyentuh relung jiwanya. Begitu pin Iman, dia juga mendengarkan dengan seksama sampai adzan itu selesai di kumandangkan.
“Masyaallah, merdu sekali” Ucap Iman
“Iya, aku jadi penasaran orang yang menjadi muadzinnya” Jawab Kyai Rozak dan Iman pu mnegangguk
Kemudian mereka berdua berdiri lalu berwudhu, barulah masuk ke dalam masjid. Mereka melihat seorang laki-laki muda yang mengenakan sorban dan pakaian lengkap seorang muslim. Wibawanya terpancar dari wajahnya, dia sedang mengaji sambil menunggu waktu sholat selesai. Bacaannya begitu fasih dan merdu. Membuat kyai Rozak semakin kagum.
“Pak kyai” Panggil Iman
“Siapa namanya Iman ?” Tanya Kyai Rozak merasa penasaran
“Biar nanti saja tanyakan pak kyai” Jawab Iman
Kyai Rozak mengangguk, dia sudah tersihir dengan sejak pandanga pertama kepada laki-laki bersorban itu membuat dia ingin lebih mengenalnya.
*****
Malam harinya, Khalisa dan Jack berduaan di dekat perapian seperti malam sebelumnya. Jack tidak bisa jauh-jauh dari istrinya, Khalisa hanya mnegenaikan pakaian santai yang pendek. Rambutnya tergerai indah membuat Jack semakin penasaran, dia bolak-balik menggoda istrinya itu.
“Sayang, mala mini sangat cocok untuk membuat Jack junior” Ucap Jack
Khalisa tersenyum mendengar ucapan Jack
“Kenapa buru-buru ?, apa kamu tidak ingin berbincang-bincang dulu ?” Tanya Khalisa
“Kamu seperti itu bagaimana aku bisa jadi tema mengobrol aku ?” Tanya Jack
Khalisa mendekati Jack dan duduk bersandar di dada suaminya.
“Sayang, aku merasa pemuda itu menginginkan sesuatu dari tempat ini” Ucap Khalisa
“Apa kamu ingin menghabisinya ?” Tanya Jack, sebenarnya di sudah gemas dari tadi kalau bukan karena janjinya pada Khalisa sudah pasti Jack melenyapkannya tadi.
“Tidak, jangan melakukan sesuatu yang akan membuat Allah murka. Kita harus memohon ampunnya bukan menambah dosa lagi sayang” Jawab Khalisa
“Kata-katamu membuat ku ragu untuk mengeksekusinya” Ucap Jack
“Kita harus waspada, aku merasa dia …” Jawab Khalisa terpotong
“Aku sudah menyuruh Maman dan Momon untuk mengawasinya” Ucap Jack
“Jangan, mereka hanya akan menambah masalah, kalau orang itu tidak berbahanya. Kalau dia berbahanya kedua nak buah kamu akan jadi makanan segar untuknya” Jawab Khalisa
“Benar juga, anak buahku itu lebih cocok menjadi seorang badut di acara ulang tahun anak-anak” Ucap Jack
Khalisa sampai tertawa mendengar ucapan Jack
“kamu suka gurauanku ?” Tanya Jack
“Alhamdulillah, ada kebahagiaan kecil di antara kita sejak anak buah kamu ikut bergabung denga kita” Jawab Khalisa
“Mereka hanya pemanis atau penyedap rasa biar masakannya enak” Tambah Jack, karena dia tidak pernah menyuruh anak buahnya itu mengemban misi berbahaya.
Khalisa tertawa kecil lalu Jack menciumnya, menikmati manisnya madu yang di suguhkan Khalisa. Wajah cantik itu membuat panasnya perapian semakin panas, kin Khalisa berada di snagkar emas yang di buat indah oleh Jack sehingga dia hanya bisa menurut dan menerima semuanya.
Tap
Tap
Terdengar suara langkah kaki, seseorang yang mengenakan baju serba hitam dan penutup wajah berjalan di antara rumah-rumah warga. Orang itu berjalan keluar padepokan, Khalisa hanya tersenyum sambil mengintip dari jendela.
“Ada siapa sayang ?” Tanya Jack yang sedang merapikan bajunya
“Hnaya kucing hitam yang lewat” Jawab Khalisa
“Apa harus Lion yang mengurus kucing itu ?” Tanya Jack
“Kalau dia lolos mungkin besok masih hidup” Jawab Khalisa
Jack tersenyum licik, kemudian Khalisa menghampiri Jack.
“Aku sudah mengantuk, ayo kita tidur” Ajak Khalisa
“Sebenarnya …” Jawab Jack terpotong
“Cepat tidur sayang, besok siang kita mau pulang” Ujar Khalisa lalu berbaring di atas ranjang dan membelakangi Jack
“Sa…yang” rengek Jack, padahal diam au bilang kalau dia ingin melanjutkannya sampai 7 ronde
“Selamat tidur sayang” Ucap Khalisa
Jack mendengus, dia berbaring lalu memeluk Khalisa dari belakang, dia tersenyum bahagia kini hidupnya memiliki tujuan dan penuh warna.