Jian Wuyou adalah"Jenius Seribu Tahun"yang dielu-elukan,hingga sebuah pengkhianatan keji dari sekte dan sahabat terdekatnya merenggut segalanya. Dituduh mencuri artefak suci, ia dihina di depan umum, kehilangan lengan kanan andalannya, dan dilempar ke Jurang Pembuangan untuk membusuk.
Namun, di kedalaman jurang, keputusasaan Wuyou mengkristal menjadi dendam yang membara. Dengan satu tangan yang tersisa dan ditemani pedang karatan yang memalukan, ia melakukan hal yang mustahil: memindahkan inti Dantian ke lengan kirinya, terlahir kembali sebagai kultivator di Tahap Penyatuan Roh.
Kini, dengan wajah renta, tekad baja, dan julukan barunya yang mematikan,'Hantu Pedang',Wuyou memulai perjalanan balas dendamnya. Dunia kultivasi akan segera mengetahui bahwa seorang Dewa Pedang tidak membutuhkan kedua tangan untuk menebas langit.
Ikuti kisah Jian Wuyou saat ia mengungkap konspirasi besar di balik pengkhianatannya dan menuntut darah dari setiap orang yang pernah menertawakan kejatuhannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agen one, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4: Keluh kesah seorang Jenius
Setelah Yu Xin menghindar Jian Wuyou selama beberapa waktu karena alasan orang tuanya sakit parah dan membutuhkan uang. Jian Wuyou dan Yu Xin kini duduk berdampingan di tepian danau kristal. Keduanya sedang bermain santai, melemparkan batu-batu pipih ke permukaan air. Batu-batu itu melompat-lompat riang sebanyak tiga hingga lima kali sebelum akhirnya tenggelam, menciptakan riak kecil yang menyebar.
Jian Wuyou terlihat sedikit kusut dan banyak pikiran, matanya menatap kosong ke arah riak air. Melihat ekspresi keruh pada wajah jenius itu, Yu Xin menyenggol bahunya.
"Kenapa dengan wajah si jenius ini? Kau tampak seperti memikul beban seluruh sekte, Jian Wuyou," goda Yu Xin. Ia sedikit mendekatkan wajahnya ke arah Jian Wuyou, sengaja untuk melihat reaksinya yang selalu canggung. "Coba jelaskan kepadaku. Siapa tahu, Gadis Bar-bar ini bisa membantumu mencari solusi. Mungkin aku bisa menendang kekhawatiranmu hingga hilang?"
Jian Wuyou, yang tidak pernah menunjukkan ketertarikan romantis pada Yu Xin atau perempuan lain, hanya mendorong dahi Yu Xin dengan telapak tangannya untuk menjauhkannya.
"Aku sedang berpikir tentang jatah sumber daya sekte yang semakin dibatasi. Pertumbuhan kultivasiku melambat," jawab Jian Wuyou, nadanya terdengar frustrasi. "Pil Pemurnian Qi ku yang tersisa dan berharga itu akan habis dalam tiga hari."
Yu Xin tampak mengerti. Ia menarik tangannya dan menepuk-nepuk punggung Jian Wuyou dengan hangat. "Yang sabar saja, Sobat. Untuk sekarang, kau gunakan saja dulu Pil Pemurnian Qi yang kuberikan kepadamu." Yu Xin tersenyum lebar, Tapi terlihat ada keanehan.
Melihat senyuman lembut pada ekspresi Yu Xin, hati Jian Wuyou terasa tersentuh. "Yu Xin, kau benar-benar sahabatku yang paling baik. Tanpamu, aku mungkin sudah kabur dari sekte ini." Jian Wuyou merasa lega karena memiliki Yu Xin, satu-satunya orang yang bersahabat dengannya bukan karena bakat atau gelarnya, melainkan karena dirinya sendiri.
"Apa kau tahu, Yu Xin? Aku sudah mencapai batas Inti Qi tahap 10, hanya selangkah menuju Penyatuan Roh. Tapi tanpa sumber daya dan Pil Penumbuh Qi, menembus tingkat berikutnya terasa mustahil." keluh Jian Wuyou.
"Hahaha, tentu saja itu semua ulah para Tuan Muda yang iri kepadamu, Jian Wuyou. Haruskah aku menendang alat vital mereka seperti yang kulakukan pada sahabatku ini, agar mereka berhenti mengganggumu?" Yu Xin memasang ekspresi menggoda, menaik-naikkan alisnya beberapa kali, sengaja melihat Jian Wuyou bergidik.
Jian Wuyou hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Yu Xin. "Memangnya kau berani menendang Xiao Chen, Xiao Coi, atau Xiao Chi?" tantang Jian Wuyou, ingin melihat reaksi Yu Xin.
Yu Xin tentu saja langsung menggaruk tengkuknya sambil tersenyum canggung. "Tentu saja aku tidak berani, hehe. Mereka pasti akan membalas dengan bantuan ibunya! Aku hanya berani pada Jenius Pedang yang sudah pasti tidak akan membalas!"
Jian Wuyou yang mendengar pengakuan jujur itu hanya dapat memasang wajah malas.
Tiba-tiba, suasana yang awalnya santai dan nyaman itu berubah drastis. Yu Xin menghentikan tawanya. Ketegangan tipis menyelimuti udara. Rangkulannya melonggar, dan ia menghindari kontak mata. Tangan Yu Xin, yang tadinya menepuk punggung Jian Wuyou, kini mengepal erat di pangkuannya.
"Jian Wuyou." panggil Yu Xin, suaranya terdengar terpaksa dan sedikit tertahan, seolah sedang menanggung beban yang berat.
"Apa?" Jian Wuyou berbalik, merasakan perubahan drastis suasana hati sahabatnya. Intuisi Pedangnya, yang baru saja ia asah, berteriak samar-samar.
"Kau bilang membutuhkan sumber daya, kan?" Yu Xin tidak menoleh, matanya terpaku pada ikan mas spiritual yang berenang di bawah air. "Aku punya cara agar kau mendapatkan sumber daya yang banyak, jauh lebih banyak daripada yang bisa diberikan sekte."
"Kau ini sedang bicara apa? Yang jelas, Yu Xin," tuntut Jian Wuyou.
Yu Xin diam beberapa saat, menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berbicara lagi. "Apa kau tahu tentang tempat yang berada di belakang Sekte, di sisi Gunung Pedang Giok?"
"Maksudmu gua yang disegel di jurang itu?" Jian Wuyou tahu persis tempat yang dimaksud; itu adalah lokasi terpencil yang dijaga ketat, namun selalu kosong karena disegel oleh formasi Tetua. Itu adalah tempat misterius yang diyakini menyimpan artefak sekte kuno.
"Ya, kau benar, Jian Wuyou. Itu memang tempatnya. Aku... aku disuruh oleh Pemimpin Sekte, Tuan Xiao Bu, agar kau pergi ke sana dan mengambil jatah sumber dayamu di dalam sana." lanjut Yu Xin, suaranya terdengar tergesa-gesa dan sedikit lebih tinggi dari biasanya.
Jian Wuyou di sini mulai merasa ada yang janggal dan aneh. Wajahnya kembali serius. "Kenapa harus aku yang mengambil? Bukannya jika urusan penyimpanan sumber daya penting seperti itu harus dilakukan oleh Tuan Xiao Bu sendiri, atau setidaknya di hadapan para tetua dan penjaga?"
Yu Xin segera menyela, mencoba meyakinkan dengan ekspresi dipaksakan. Senyumnya terlihat kaku, tidak mencapai matanya. "Kau salah, Jian Wuyou. Tuan Xiao Bu sangat percaya padamu karena kau adalah Si Jenius Seribu Tahun yang luar biasa. Kau telah mengharumkan nama sekte dengan bakatmu! Dia menyerahkan tugas mulia ini kepadamu untuk mengujimu. Tapi... ini rahasia. Tidak boleh sampai ke telinga Nyonya dan para Tuan Muda, apalagi Xiao Chen."
Yu Xin kemudian bangkit berdiri tiba-tiba, membersihkan debu dari pakaiannya dengan gerakan yang terlalu cepat. Ia berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang, langkahnya terasa terburu-buru dan gontai.
"Kau harus pergi ke sana tepat tengah malam. Aku pasti menyusulmu. Jika aku tidak ada saat kau tiba... maka aku pasti sudah berada di dalam, menunggumu." Yu Xin mempercepat langkahnya, menghilang di balik hutan dengan sikap yang sangat mencurigakan.
"Ada apa dengannya? Tiba-tiba saja sifatnya jadi aneh begitu." gumam Jian Wuyou, hanya bisa terheran-heran dengan perubahan mendadak pada sahabatnya. Ia merasakan Qi di sekitar danau kembali bergolak, seolah merespons kebohongan yang baru saja diucapkan.
Walaupun dipenuhi keraguan, rasa penasaran Jian Wuyou terhadap gua yang dimaksud Yu Xin lebih besar.
"Gua yang disegel? Sumber daya yang melimpah? Dan rahasia dari Tuan Xiao Bu? Ini adalah kesempatan emas untuk Penyatuan Roh, terlepas dari ancaman anak-anaknya." pikir Jian Wuyou.
Malam itu, dengan tekad dan sedikit rasa gelisah, Jian Wuyou memutuskan untuk menuju ke gua yang disegel di Gunung Pedang Giok. Apakah dia akan menemukan harta karun dan Pil Penumbuh Qi yang ia dambakan? Atau dia sedang melangkah menuju jebakan misterius yang disiapkan oleh mereka yang iri dengan bakatnya? Semua masih menjadi misteri yang akan terungkap di bawah kegelapan malam.