NovelToon NovelToon
Kembalinya Kaisar Pedang

Kembalinya Kaisar Pedang

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Kelahiran kembali menjadi kuat / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi
Popularitas:8.4k
Nilai: 5
Nama Author: rikistory33

Ye Chen, sang "Kaisar Pedang Langit", pernah berdiri di puncak dunia kultivasi. Pedangnya ditakuti oleh Iblis dan Dewa di Sembilan Langit. Namun, di saat ia mencoba menembus ranah terakhir menuju keabadian, ia dikhianati dan dibunuh oleh saudara angkat serta kekasihnya sendiri demi merebut Kitab Pedang Samsara.

Namun, takdir belum berakhir baginya.

Ye Chen tersentak bangun dan mendapati dirinya kembali ke masa lalu. Ia kembali ke tubuhnya saat masih berusia 16 tahun—masa di mana ia dikenal sebagai murid sampah yang tidak berguna di Sekte Pedang Patah.

Sekte Pedang Patah hanyalah sekte kelas tiga yang sedang di ambang kehancuran. Pusaka mereka hilang, teknik mereka tidak lengkap, dan murid-muridnya sering menjadi bulan-bulanan sekte lain.

Tapi kali ini, ada yang berbeda. Di dalam tubuh pemuda 16 tahun itu, bersemayam jiwa seorang Kaisar yang telah hidup ribuan tahun.

Dengan ingatan tentang teknik kultivasi tingkat Dewa yang hilang, lokasi harta karun yang belum ditemukan...........

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rikistory33, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kabut Berdarah dan Tamu Tak Diundang

Perjalanan dari Sekte Pedang Patah menuju Desa Kabut memakan waktu setengah hari perjalanan kaki bagi manusia biasa. Namun bagi Ye Chen yang telah menguasai Langkah Bayangan Angin (versi yang telah ia sempurnakan di kepalanya), ia tiba di sana saat matahari mulai tergelincir ke barat.

Desa Kabut, sesuai namanya, terletak di lembah sempit yang diapit oleh dua bukit curam. Kabut tebal berwarna putih susu menyelimuti desa itu sepanjang tahun.

Namun, saat Ye Chen berdiri di gerbang desa yang terbuat dari kayu lapuk, hidungnya mengendus sesuatu yang tidak wajar.

"Bau belerang... dan bau anyir darah," gumam Ye Chen. Matanya menyipit. "Bau belerang ini pasti berasal dari kebocoran Api Inti Bumi di bawah tanah. Tapi bau darah ini... terlalu segar."

Ye Chen melangkah masuk. Desa itu sunyi senyap. Pintu-pintu rumah tertutup rapat dan dipalang dari dalam. Tidak ada suara anjing menggonggong atau anak-anak bermain. Hanya suara angin yang mendesing melewati celah dinding kayu.

Saat ia tiba di alun-alun desa, Ye Chen melihat pemandangan yang membuatnya mengerutkan kening.

Bukan karena monster, melainkan karena manusia.

Di tengah alun-alun, sekelompok kultivator mengenakan jubah hitam dengan bordir kepala harimau emas di dada sedang berdiri mengelilingi kepala desa yang tua renta.

"Sekte Harimau Hitam," batin Ye Chen.

Sekte Harimau Hitam adalah sekte tetangga yang bersaing dengan Sekte Pedang Patah. Bedanya, Sekte Harimau Hitam lebih agresif, kaya, dan murid-muridnya terkenal brutal.

Seorang pemuda berotot dengan pedang besar di punggungnya, tampaknya pemimpin kelompok itu sedang mencengkeram kerah baju kepala desa.

"Tua bangka! Kami sudah jauh-jauh datang ke sini untuk menyelamatkan desa busuk kalian, dan kau bilang tidak ada arak?!" bentak pemuda itu, meludah ke tanah. "Kalau begitu, serahkan gadis-gadis muda di desa ini untuk menemani kami minum malam ini sebagai ganti pembayaran!"

Kepala desa gemetar ketakutan, wajahnya pucat pasi. "Tuan Kultivator, tolonglah... gadis-gadis desa sudah kami sembunyikan di ruang bawah tanah, mereka ketakutan... stok makanan kami juga menipis karena teror monster..."

"Aku tidak peduli!" Pemuda itu mengangkat tangannya, hendak menampar wajah keriput kepala desa itu.

Sreeet!

Sebuah batu kerikil melesat dari kejauhan, membelah udara dengan suara tajam.

Tak!

Kerikil itu menghantam pergelangan tangan pemuda Sekte Harimau Hitam dengan kecepatan tinggi.

"Argh!" Pemuda itu menjerit, melepaskan cengkeramannya. Pergelangan tangannya memerah dan bengkak seketika. "Siapa?! Siapa yang berani menyerang Tuan Muda Wang Hu?!"

Wang Hu dan ketiga anak buahnya serentak menoleh ke arah gerbang desa.

Di sana, berdiri seorang pemuda berjubah abu-abu sederhana, dengan pedang berkarat di pinggangnya. Wajahnya tenang, seolah dia sedang berjalan-jalan di taman bunganya sendiri.

"Meminta bayaran sebelum bekerja," suara Ye Chen terdengar datar namun menusuk. "Apakah Sekte Harimau Hitam sekarang beralih profesi menjadi bandit gunung?"

Wang Hu memicingkan matanya, menatap lencana giok di pinggang Ye Chen. "Sekte Pedang Patah? Hah!"

Tawa mengejek meledak dari kelompok itu.

"Aku kira siapa, ternyata murid dari sekte sampah itu," cibir Wang Hu sambil memijat pergelangan tangannya. "Hei bocah, ini wilayah buruan kami. Misi ini terlalu berat untuk sekte yang teknik pedangnya bahkan tidak bisa memotong tahu. Pulanglah menyusu pada ibumu."

Ye Chen tidak marah. Dia berjalan perlahan mendekati mereka, langkah kakinya tidak menimbulkan suara.

"Kepala Desa," kata Ye Chen, mengabaikan Wang Hu sepenuhnya. "Saya Ye Chen dari Sekte Pedang Patah, menerima misi untuk menyelidiki desa ini. Bisa ceritakan kronologi hilangnya warga?"

Merasa diabaikan, wajah Wang Hu memerah padam karena amarah. Di wilayah ini, tidak ada yang berani mengabaikan murid Sekte Harimau Hitam!

"Bajingan! Kau tuli?!" Wang Hu mencabut pedang besarnya. "Kau melukai tanganku, kau harus membayarnya dengan tanganmu!"

"Serang dia, Kakak Wang!" sorak anak buahnya.

Wang Hu menerjang maju. Tingkat kultivasinya berada di Tingkat 7 Kondensasi Qi. Pedang besarnya berayun dengan suara wuuung yang berat, mengarah ke kepala Ye Chen.

Kepala desa menutup matanya, tidak tega melihat pemuda tampan itu mati konyol.

Namun...

Ye Chen hanya menggeser kakinya satu langkah ke samping. Gerakan yang sederhana.

Pedang besar itu menghantam tanah kosong, menciptakan lubang kecil. Debu berterbangan.

Sebelum Wang Hu bisa mengangkat pedangnya kembali, Ye Chen sudah menempelkan telapak tangannya ke dada Wang Hu.

"Pergi."

Satu kata.

BAM!

Ye Chen melepaskan dorongan Qi murninya. itu Bukan serangan mematikan, hanya dorongan peringatan. Namun karena kemurnian Qi Ye Chen yang setara dengan lautan, efeknya seperti dihantam palu raksasa.

Tubuh Wang Hu terlempar ke belakang sejauh sepuluh meter, berguling-guling di tanah seperti bola karet, dan berakhir menabrak gerobak jerami hingga hancur.

"Ugh... uhuk!" Wang Hu memuntahkan sedikit darah. Matanya terbelalak ngeri. Apa itu tadi? Dia tidak menggunakan teknik apapun, hanya dorongan Qi murni? Tapi rasanya sekeras besi!

Ketiga anak buahnya membeku, pedang mereka baru setengah terhunus. Mereka menatap Ye Chen dengan horor, lalu menatap pemimpin mereka yang terkapar.

Ye Chen menepuk-nepuk tangannya, seolah membersihkan debu. "Aku sedang tidak mood membunuh manusia hari ini. Bawa tuan muda kalian pergi dari pandanganku sebelum aku berubah pikiran."

Anak buah Wang Hu buru-buru memapah Wang Hu berdiri. Wang Hu menatap Ye Chen dengan tatapan penuh dendam, tapi ketakutan di matanya tidak bisa bohong. Dia tahu selisih kekuatan mereka.

"Ka-kau... tunggu saja! Kakak Seperguruanku, Zhao Feng, ada di hutan sebelah! Jika dia tahu kau melukaiku..." ancam Wang Hu dengan suara gemetar.

"Kalau begitu panggil dia kemari. Biar aku sekalian membersihkan sampah," potong Ye Chen dingin.

Wang Hu tidak berani bicara lagi. Dia dan kelompoknya mundur dengan teratur ke pinggir desa, tidak berani pergi sepenuhnya karena takut diserang monster di jalan, tapi juga tidak berani mendekati Ye Chen.

Kepala Desa menatap Ye Chen dengan takjub. Dia buru-buru bersujud. "Terima kasih, Tuan Muda! Terima kasih!"

"Berdiri, Pak Tua. Ceritakan apa yang terjadi," kata Ye Chen sambil membantu orang tua itu berdiri.

"Begini, Tuan... Setiap malam, tepat saat kabut berubah menjadi kemerahan, akan ada bayangan-bayangan cepat yang masuk ke desa. Mereka tidak memakan ternak, mereka hanya menculik manusia. Yang diculik biasanya yang memiliki darah panas yaitu pemuda atau anak-anak."

"Kabut kemerahan?" Ye Chen menyentuh dagunya. Warna merah... panas... darah...

Dugaannya semakin kuat. Ini bukan sekadar binatang buas. Ini adalah Kadal Api Neraka (Hellfire Lizard) yang bermutasi. Binatang ini menjaga Api Inti Bumi. Uap api itu bercampur dengan kabut, membuatnya kemerahan. Dan binatang itu butuh darah manusia untuk mendinginkan tubuhnya yang kepanasan akibat radiasi api tersebut.

"Masuklah ke dalam rumah," perintah Ye Chen pada kepala desa. "Malam ini akan berbahaya."

Matahari benar-benar tenggelam. Langit menjadi gelap gulita.

Perlahan, kabut putih di sekitar desa mulai berubah warna. Semburat merah samar muncul, disertai kenaikan suhu yang drastis. Udara menjadi panas dan lembap.

Di kejauhan, terdengar suara desisan. Ssshh... Ssshh...

Wang Hu dan kelompoknya yang bersembunyi di sebuah lumbung padi rusak di pinggir desa mulai gemetar. "Kakak Wang, suara apa itu? Rasanya ada banyak sekali..."

Ye Chen berdiri tegak di tengah alun-alun desa yang kosong. Dia memejamkan mata, memperluas indra persepsinya.

"Satu... lima... sepuluh..." Ye Chen menghitung dalam hati. "Ada dua puluh ekor. Dan satu Raja."

Tiba-tiba, dari balik kabut merah, puluhan pasang mata kuning menyala.

Wussh! Wussh! Wussh!

Bayangan-bayangan itu melompat keluar. Mereka adalah kadal berukuran sebesar anjing dewasa, dengan kulit bersisik merah yang mengeluarkan asap, dan cakar yang tajam.

"Monster Tingkat 1 Puncak: Kadal Api!" teriak salah satu anak buah Wang Hu panik. "Kenapa banyak sekali?!"

Kadal-kadal itu mengepung alun-alun. Mereka mengabaikan Wang Hu yang bersembunyi dan memusatkan perhatian pada satu-satunya manusia yang berdiri tegap menantang mereka dia adalah Ye Chen.

Salah satu kadal melompat, mulutnya terbuka lebar memamerkan gigi taring yang meneteskan liur api, mengarah ke leher Ye Chen.

Ye Chen tidak menghunus pedangnya.

"Binatang tetaplah binatang."

Dia mengangkat tangan kanannya, membentuk dua jari menjadi pedang.

Sutra Pedang Nirwana, Jaring Pedang Hantu!

Ye Chen mengibaskan jarinya di udara.

Tidak ada ledakan. Hanya ada kilatan cahaya perak tipis yang muncul sekejap membentuk jaring di udara.

Slash!

Kadal yang melompat itu tiba-tiba terbelah menjadi empat bagian rapi di udara sebelum sempat menyentuh ujung jubah Ye Chen. Darah dan organ dalam berhamburan ke tanah.

Kadal-kadal lain berhenti sejenak, mendesis marah melihat temannya mati.

"Kalian semua hanyalah makanan pembuka," ujar Ye Chen.

Dia menatap ke arah hutan gelap di balik kabut. Di sana, dia merasakan getaran bumi yang lebih berat. Raja-nya sedang datang. Dan Api Inti Bumi ada bersamanya.

"Wang Hu!" teriak Ye Chen tanpa menoleh. "Kalau kau tidak ingin mati konyol, keluar dari lumbung dan lindungi sisi barat desa. Jika satu saja penduduk desa mati, aku yang akan memenggal kepalamu sebelum monster itu melakukannya!"

Mendengar ancaman itu, Wang Hu yang ketakutan tidak punya pilihan. "Sialan! Keluar! Kita bertarung!" teriaknya pada anak buahnya.

Pertempuran Desa Kabut dimulai. Namun bagi Ye Chen, ini bukan pertempuran. Ini adalah panen raya.

Ye Chen melesat maju ke dalam kerumunan kadal api. Setiap langkahnya diiringi cipratan darah. Dia bergerak seperti tarian kematian, anggun namun mematikan.

"Kalian menginginkan darah?" bisik Ye Chen, matanya bersinar ungu. "Akan kuberikan darah kalian sendiri."

1
Eko Lana
ditunggu update terbaru nya thor...jangan Hiatus 😄
Eko Lana
hahahaha sang pemangsa bertemu mangsa nya 😄🤣
Eko Lana
ayoooo bantaaaaaaiiiii
Eko Lana
wah ada reinkarnatot lain di dunia ini😄
Eko Lana
hahahaha...jadi penjual pil lagi
Eko Lana
bantai Thor habisi sang putra Mahkota 🤣😄
Eko Lana
hahahaha...akhir nya bantaaaaaaiiiii lagi
Eko Lana
Raja sebenarnya 🤣
Eko Lana
🤣😄 kesombongan yang pantas 🤣
Eko Lana
hahahaha...akhir nya bisa dikenal semua jenius sombong
Eko Lana
bantaaaaaaiiiii Thor bantaaaaaaiiiii
Eko Lana
🤣🤣licik
Eko Lana
bantaaaaaaiiiii Thor bantaaaaaaiiiii
Eko Lana
mantap Thor lanjut
Eko Lana
alur ceritanya menarik dan bagus
Eko Lana
mantap Thor alur cerita yang bagus
Elisabeth Ratna Susanti
like plus subscribe 👍
rikystory3: Terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!