Setelah kekacauan besar yang mengguncang seluruh negeri, Xander kembali menghadapi ancaman yang jauh lebih berbahaya. Warisan terakhir Xylorr terungkap, suku pedalaman muncul ke dunia luar, dan Osvaldo Tolliver membawa misteri baru yang mengubah arah permainan.
Musuh bergerak dari segala sisi, para pengkhianat mulai menampakkan diri, dan keputusan Xander kini menentukan siapa yang akan bertahan hidup.
Di jilid kelima ini, rahasia lama akan terbongkar, kekuatan baru muncul, dan pertempuran sesungguhnya dimulai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Pagi yang tenang berubah malam. Setelah peta lokasi ditemukan, Xander segera memerintahkan Bernard dan tim penjelajah untuk melakukan persiapan. Para pengawal juga berusaha mendapatkan petunjuk baru terkait benda antik lain dari petunjuk yang sudah didapat. Sampai saat ini tongkat dan kristal merah masih tersimpan di rak khusus dengan penjagaan yang sangat ketat.
Belajar dari kasus kemarin, Xander dan tim penjelajah meningkat persiapan sebelum melakukan perjalanan, terlebih untuk menghadapi musuh kuat yang akan mengganggu. Mengingat kondisi yang berbahaya ditambah kemungkinan jika suku pedalaman lain meninggalkan pegunungan di Lytora dan Caldora, maka pencarian juga dilakukan ke beberapa titik dengan menambah anggota tim penjelajahan. Keluarga Hillborn juga akan menambah anggota mereka untuk berpartisipasi.
Disaat yang sama, laporan mengenai pemeriksaan terhadap Osvaldo Tolliver dan juga pencariaan Edward, Caesar, Franklin, dan yang lain terus dilakukan. Pasukan hampir sampai ke kediaman Osvaldo Tolliver.
Sementara itu, Hugh dan Hector ditangkap karena keterlibatan mereka dalam korupsi di beberapa lembaga negara dan pemerasaan terhadap beberapa orang. Mereka akan bergabung bersama para provokator kerusuhan kemarin. Hugo juga berhasil ditangkap dan kembali dijebloskan ke penjara, sedangkan Hank masih ditahan di sebuah ruangan khusus dengan penjagaan yang sangat ketat.
Xander, Lizzy, Alexis, dan yang lain tengah berada di meja makan untuk makan malam. Alexis tampak lahap menikmati makanan. Anak kecil itu tidak berhenti tersenyum setelah melewati hari menyenangkan nan melelahkan. Ia bermain bersama Larson dengan mengitari danau dan berjalan-jalan di sekeliling hutan.
"Ayah, aku ingin melihat Suhni, Jyrik, dan yang lain setelah makan malam," ujar Alexis.
"Mereka sedang makan malam, Alexis. Mereka juga harus beristirahat, apalagi mereka kelelahan setelah mereka membangun rumah. Kau bisa bertemu dengan mereka besok pagi dan melihat rumah mereka," balas Xander.
"Aku ingin melihat rumah mereka. Ayah. Aku juga akan memakai baju suku pedalaman bersama Paman Larson saat menemui mereka." Alexis menahan tawa.
"Aku tidak akan pernah memakai baju sialan itu lagi, apalagi bertemu dengan orang-orang aneh itu." Larson menikmati makanan dengan tatapan kesal. "Aku lebih baik tidur seharian dibandingkan pergi."
Alexis mendadak cemberut, berhenti makan. "Paman Larson benar-benar jahat. Dia tidak mau lagi bermain denganku."
Larvin memelotot tajam, menendang kaki Larson di bawah meja.
"Dasar sialan! Kenapa kau menendang kakiku, pria tua!” Larson meringis, buru-buru diam ketika Alexis menatapnya.
"Aku pikir itu rencana yang bagus. Kau bisa mengenal orang-orang itu dan berteman dengan mereka, Larson," ujar Xander.
Larson berdecak, memakan daging berukuran besar dengan satu kali suapan. Perkataan Xander adalah perintah, dan ia tentu tidak akan bisa lolos dari hal itu.
Alexis bermain di kamar sebelum akhirnya tertidur pulas.
Larson kembali ke kamar, bersiap untuk tidur. Bermain dengan Alexis hampir seharian nyatanya membuatnya sangat lelah, tetapi di saat yang sama ia menikmati kebersamaan itu. "Aku nyatanya semakin lemah."
"Pada akhirnya kita hanya manusia biasa yang membutuhkan ketenangan dan teman hidup yang bisa menemani kita." Larvin memasuki kamar.
"Apa yang kau lakukan di kamarku, sialan?" Larson segera duduk, menatap kesal Larvin.
"Dengarkan aku, sialan. Aku sudah sangat tua, dan mungkin hanya beberapa tahun atau bulan saja aku bisa bertahan hidup. Sebelum aku mati, kau sebaiknya menikah agar kau memiliki seseorang yang bisa mengkhawatirkanmu.”
"Kau ingin memiliki seorang cucu? Aku tidak perlu menikah dan terjebak dalam hubungan rumit bersama seorang wanita. Aku hanya perlu mendapati wanita terbaik untuk mendapatkan anak darinya."
"Kau hanya akan mengulang siklus antara kau dan aku, begitupun dengan ayahku dengan aku dan Larvino. Anakmu membutuhkan perhatian dari ayah dan ibunya."
Larson berdecak, berbaring di ranjang, menatap langit-langit kamar, membelakangi Larvin. "Tutup mulutmu dan pergi dari kamarku. Aku tidak ingin mendengar ocehanmu yang tidak berguna."
Larvin mengembus napas panjang, keluar dari kamar, menutup pintu. Ia tidak bisa menyalahkan Larson atas sikapnya sekarang karena dirinyalah yang sudah membentuk karakter pria itu. Seperti yang dikatakannya barusan, pada akhirnya setiap manusia membutuhkan ketenangan dalam hidupnya.
"Dasar brengsek! Pria tua itu terdengar seperti akan pergi. Dia pasti akan masuk ke neraka karena dia memiliki banyak dosa yang tidak terampuni." Larson memejamkan mata, dan tertidur setelahnya.
Di tengah hutan dan pemukiman baru, Xylorr, tetua suku, dan para pria suku pedalaman masih berdikusi perihal penawaran Xander. Mereka masih belum sepenuhnya sepakat dengan keputusan. Di saat yang sama, para wanita dan sebagian besar anak-anak sudah tertidur.
Suhni, Jyrik, dan beberapa anak laki-laki lain tengah berada di pohon, melihat kediaman utama dari kejauhan. Mereka terkejut dan senang karena bertemu dengan Alexis dan mencoba banyak hal baru. Mereka tidak sabar untuk bertemu dan kembali bermain.
Sementara itu, pasukan Xander sudah mengepung kediaman Osvaldo Tolliver. Beberapa pengawal tengah berkutat untuk meretas sistem keamanan rumah. Akan tetapi, mereka selalu saja gagal hingga harus mencoba berkali-kali. Setengah jam berlalu dan mereka masih belum bisa menonaktifkan keamanan.
"Musuh memiliki kemampuan yang sangat luar biasa. Pertahanan mereka berlapis-lapis," ujar salah satu pengawal.
Semua komputer, laptop, dan tablet tiba-tiba mati total.
"Mereka berbalik meretas sistem kita. Jangan biarkan mereka mendapatkan informasi terkait kita sedikit pun."
Di arena latihan, Edward, Caesar, Franklin, Theron, Troy, Tyler, dan Leonel tengah berlatih dengan sarung tangan. Mereka sudah melakukannya sejak siang hari.
Asher mendekat, mengamati latihan mereka. "Mereka terus berlatih tanpa henti. Mereka harus sadar jika semau ini tidaklah gratis. Mereka harus membayar kebaikan Tuan Osvaldo dengan kesetiaan mereka."
Asher mendapatkan panggilan dari salah satu bawahannya. "Ada penyusup yang ingin meretas sistem keamanan kita. Mereka cukup dekat dengan kediaman ini. Mungkinkah pasukan Alexander?"
"Mereka hanya melakukan tindakan yang sia-sia." Asher tersenyum kecut, berjalan meninggalkan arena. Ia memasuki elevator bersama beberapa pengawalnya. "Aku harus memeriksa keadaan Tuan Osvaldo."
Pasukan IT Xander terus berkutat dengan laptop dan tablet, sedangkan pengawal lain terus bersiaga jika musuh menyerang secara tiba-tiba.
Tiga ekor burung terbang dari arah kediaman menuju tiga arah yang berbeda, mengawasi keadaan bawah dengan saksama.
Seorang pasukan Xander mengamati seekor burung yang terus berputar-putar di langit. Meski awalnya tidak terlalu curiga, tetapi pada akhirnya ia menangkap burung itu dengan senapan yang mengeluarkan jaring.
Pengawal itu segera memeriksa burung itu dengan saksama, lalu memasukkannya ke dalam kotak kayu. "Burung ini terus berputar-putar di sekitar kita. Burung ini bisa saja bagian dari musuh untuk memata-matai kita."
Di tempat yang sangat jauh, seorang pria bermantel hijau tengah berjalan di sebuah lorong dengan cahaya yang temaram. Sisi kiri dan kanannya dipenuhi oleh sampah yang berserakan. Beberapa pria tengah terbaring tak sadarkan diri.
Seorang pria dari arah berlawanan tiba-tiba mendekat pada pria itu. "Apa kau tahu di mana letak kedai terdekat dari tempat ini, Tuan?"
Pria bermantel hijau tiba-tiba berhenti berjalan, menatap pria yang baru datang. "Kau berbohong. Kau akan memintaku untuk mengikutimu, lalu teman-temanmu akan muncul untuk menyerangku dan mengambil uang dan barang-barang berhargaku."
Pria itu bersiul dan seketika saja teman-temannya bermunculan dari balik tembok. "Aku tidak tahu bagaimana kau bisa menebak rencanaku, tapi aku dan teman-temanku menginginkan uang dan barang-barang berharga milikmu."
"Sayangnya, aku tidak akan memberikan kalian uang dan barang-barangku.”
Jangan lupa terus like dan komen di setiap bab ya!
Oh iya, aku juga udah punya dua cerita baru nih 😎
🔥 MANTAN TENTARA BAYARAN: IDENTITAS ASLINYA SEORANG MILIARDER — cari aja dengan nama penulis BRAXX
💥 SISTEM BALAS DENDAM: MENJADI RAJA HAREM — bisa kamu temukan dengan nama penulis ZHRCY
Jangan lupa bantu ramein dua-duanya dengan like, komentar, dan vote tiap bab-nya ya! Dukungan kalian luar biasa berarti ❤️