Luka hati yang begitu dalam dan bahkan hampir saja membunuh dirinya, membuat seorang wanita hampir saja menyerah, namun sebuah kenyataan di dapati, dimana dirinya akan membalaskan dendamnya dengan Cinta lama yang datang kembali.
Bagaimana seorang wanita bernama Victoria akan menjalani kehidupan selanjutnya, sanggupkah dia memberikan hatinya kembali setelah menerima pengkhianatan dari suaminya sendiri.
Victoria dengan semua luka dan putus asa, merubah takdirnya bersama dengan identitas baru sebagian Rosanda.
Salam sehat dan jangan lupa bahagia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VicRos 15
Terlihat sebuah Kamar yang indah, dekorasi klasik bernuansa coklat dan putih, warna kesukaan Victoria dan barang-barang yang hampir mirip, dulu Victoria mempunyai kamar seindah ini, di sebuah kerajaan dimana banyak orang yang memanggilnya putri.
"Apa ini?" tanya Victoria pada Regan.
"Kenapa, tidak suka?" tanya Regan sedikit khawatir.
Victoria masuk, dan melihat semuanya, memegang dan menyusuri berapa benda yang masih diingatnya, lemari klasik miliknya, meja rias dan kursi antik yang dulu selalu menemaninya.
"Ini_?"
"Aku sengaja mengambil semuanya dari kerajaan, kebetulan di perbolehkan untuk aku koleksi, ada yang salah?" ucap Regan.
Victoria hanya menatap sekejap, lalu duduk di kursi rias, menatap wajahnya di pantulan Cermin bundar kesukaannya dulu, lalu Victoria tersenyum dalam duka, matanya berkaca-kaca.
Regan tersentak, bingung apa yang harus dilakukan, lalu memeluk Victoria dari belakang, "Maaf, jika ini membuatmu sedih, akan aku ganti semuanya" ucapnya.
Victoria terdiam, perlahan memegang tangan Regan yang ada di dada atasnya, "Tidak, aku suka, dan akan tinggal disini" ucapnya.
Dalam hati Regan bersyukur, lalu memeluk lebih erat dan mencium rambut Victoria dari belakang, "Istirahat lah" ucapnya lirih, lalu melepaskan pelukannya perlahan.
Melangkah pergi, Victoria pun berdiri, mengikuti Regan yang hampir sampai pintu, "Lalu di mana Rivan?" tanya Victoria.
"Dia ikut bersama dengan orang tuaku, kebetulan Mansion mereka dekat dari kota, dan Sekolah Rivan ada di sana"
"Kapan dia pulang?"
"Weekend, dan itu dua hari lagi" jawab Regan.
Victoria mengangguk, lalu tersenyum tipis, namun membuat wajahnya sedikit berseri, dan Regan sangat menyukai.
"Apa aku boleh masuk lagi?" tanya Regan.
"Bukankah aku harus istirahat?" lanjut Victoria.
"Oh okey, jangan lupa jam delapan kita makam malam"
"Hem" jawab Victoria, lalu menutup pintunya.
Gerak kakinya kini menuju ke meja lama yang dulu selalu digunakan untuk merias dan merapikan diri, kenangan masa lalu membuat Victoria tersenyum, ada bahagia sekaligus luka yang bersamaan muncul, dan Victoria akhirnya memutuskan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sementara itu, Regan yang tengah berada di dalam ruang kerjanya memeriksa email yang masuk, sebuah kabar berita yang cukup membuatnya lega, dimana didapati kabar kematian wanita yang kini di paksa untuk hidup dengannya.
"Sempurna" ucapnya lirih, Regan lalu menelpon seseorang.
"Bersihkan sisanya!" perintah tegas di berikan oleh Regan, tak lama ponsel kembali di atas mejanya, baru saja Regan hendak mengambil sebuah berkas, tiba-tiba saja Ponselnya kembali berdering.
"Iya pa?"
"Apa kau gila!"
"Maksud papa?"
"Nikahi dia dan kalian baru boleh tinggal bersama, jika mama mu tau, kau pasti sudah habis Regan!"
"Pa, tunggu_"
Ponsel sudah terburu mati, Regan tak bisa lagi menjelaskan apapun, hanya berharap sang mama yang tidak akan murka.
Regan sebenarnya sangat heran, mengapa semuanya bisa di ketahui oleh orang tuanya, mungkin Regan lupa siapa Raka, sosok laki-laki yang sudah tak muda lagi, namun pelopor teknologi super canggih yang ada di dunia.
Sekarang Regan jadi ikut pusing dengan masalah baru yang tak di duga.
"Ya Tuhan" gumamnya lirih, mengusap wajahnya dan akhirnya keluar dari ruang kerja menuju ke lantai bawah mengambil minum untuk mendinginkan kepalanya.
Dan saat Regan selesai membasahi tenggorokan, salah seorang pelayanan memberitahu jika sudah waktunya makan malam, makanan juga terlihat lengkap berada di atas meja.
"Saya akan memanggil Nona Victoria" ucap pelayan itu hendak melangkahkan kaki.
"Tidak perlu, biar aku yang menyusulnya" sahut Regan dan sudah lebih dulu melangkahkan kakinya menuju ke lantai dua.
Ada senyuman di bibir sang pelayan, sudah cukup lama sang tuan tak menunjukan perhatian yang begitu banyak pada lawan jenisnya dan kali ini telah di tunjukkannya.
Tangan Regan berhenti di udara, sejenak ragu saat akan mengetuk pintu kamar Victoria, dan tak berselang lama, Regan pun menempelkan telinganya, aneh, perasaanya tidak enak saat tak terdengar apapun, bahkan begitu senyap.
Segera tangan Regan mendorong pintu itu sedikit kasar.
"Tidak di kunci?" hati Regan semakin deg-degan, tidak mungkin seorang Victoria tak mengamankan kamarnya.
Regan tergesa dan berada di dalam, matanya mengedarkan pandangan, memindai setiap sudut untuk mencari sosok wanita yang beberapa saat lalu masih ada di sana.
"Victoria!" teriaknya.
Tak ada jawaban, dan hening yang terasa makin mencekam, Regan segera menerobos ke kamar mandi, disana juga tak di dapati apapun.
"Victoria!" Teriaknya lagi.
Namun jawaban yang diinginkan tak terdengar setelah teriakan berkali-kali, Regan mengepal erat saat terlihat jendela di kamar itu terbuka cukup lebar, segera berlari dan memeriksa sekitar.
"Sial!" Teriak Regan, lalu segera menghubungi orangnya yang berjaga di depan gerbang utama.
"Maaf Tuan, kami tak melihat siapapun" ucapnya.
Regan lalu berlari turun di lantai dasar, masuk ke ruang keamanan yang sudah disambut oleh beberapa penjaga disana.
"Putar kembali Cctv!" teriaknya.
Beberapa orangnya segera menjalankan perintah, dan sesaat kemudian baru terlihat sebuah bayangan, melewati pagar yang tinggi dengan bantuan pohon besar yang kebetulan berada di samping tembok pagar Mansion Regan.
Sungguh Regan tak percaya dengan apa yang sudah Victoria lakukan, melarikan diri dari tempatnya tanpa menunjukkan reaksi apapun sebelumnya.
"Dasar wanita berbahaya" gumam Regan, lalu kemudian mengaktifkan alat pelacak canggih yang sudah di pasang di baju Victoria tanpa disadari siapapun.
Regan tersenyum miring, dan melarang anak buahnya yang ikut mengawalnya.
"Tidak perlu mengikuti ku, siapkan saja apa yang aku perintahkan, saat aku datang semua harus siap dan di lakukan dengan cepat" perintah Regan sebelum akhirnya pergi mengendari mobil hitam dengan rakitan khusus dan melaju tanpa bayangan.
Berbelok di satu gang berikutnya, Regan berhenti menunggu sesuatu disana, tepat beberapa menit kemudian, nampak seseorang berlari sambil beberapa kali menoleh ke belakang.
Regan yang masih berada di dalam mobil hanya mengawasi sementara, hingga kemudian dirinya membunyikan mobilnya yang tak kasat mata.
Wanita yang ada di depan mobilnya nampak terkejut, berbalik dan berniat lari memasuki gang sempit yang tak jauh dari sana, terpaksa akhirnya Regan pun turun.
Melihat kedatangan Regan wanita yang tak lain adalah Victoria segera mengencangkan larinya, hingga sampai di jalanan yang agak lebar.
"Tolong aku, ada yang mau menangkap ku!'" teriak Victoria pada segerombolan laki-laki yang ada di jalanan.
Victoria mendekati dan masuk ke dalam lingkaran laki-laki yang terlihat menatap Victoria dari atas sampai bawah.
"Cantik, dan kami akan menolong mu dari laki-laki itu jika malam ini kau bisa memuaskan kami semua" ucapnya sambil tertawa.
"Apa?" Victoria terkejut, Victoria masih dalam keadaan pemulihan dari luka operasinya, seandainya tidak, pasti dia akan menghajar mereka semua.
Jangan lupa like vote komen dan tonton iklannya.
Bersambung.
lanjut thor...