elara adalah seorang "pengganggu" yang tiba-tiba terlempar ke dalam dunia novel fantasi dan dipaksa oleh sebuah entitas kejam bernama Sistem 'Eros' untuk menyelesaikan Misi Utama: Merebut hati Pangeran Rayden, Pemeran Utama Pria yang terkenal dingin dan misterius. Kegagalan berarti kehancuran total.
Berbekal panduan misi yang kaku dan serangkaian taktik romantis klise, Elara memulai penyerbuannya. Namun, sejak pertemuan pertama, System 'Eros' mengalami bug besar: Pangeran Rayden kini dapat mendengar setiap pikiran, komentar sinis, rencana kotor, dan bahkan sumpah serapah Elara yang tersembunyi jauh di dalam hatinya.
Tiba-tiba, setiap pujian yang Elara lontarkan terdengar palsu karena Rayden mendengarnya menambahkan, "Semoga dia tersedak tehnya," dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon putee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15: Pahlawan yang Dicintai dan Bug Permanen
Setelah Duke Veridian dilumpuhkan dan para prajuritnya ditangkap, Rayden dan Elara bergegas keluar dari koridor bawah tanah. Pagi telah tiba, dan alarm bahaya telah dibunyikan di seluruh kastil.
Mereka disambut oleh Raja dan Kapten Pengawal yang panik. Raja terlihat terkejut melihat putranya berlumuran debu dan keringat, namun juga lega.
Rayden, dengan cepat dan cekatan, menjelaskan segalanya—tanpa menyebutkan Sistem, novel, atau bug di kepala Elara.
"Kami menemukan bahwa Duke Veridian merencanakan kudeta, Ayah," jelas Rayden, sambil memegang erat tangan Elara. "Lady Kaelin adalah sumber informasi vital. Naluri wanitanya—dipadukan dengan kecerdasannya yang luar biasa—membuatnya menyadari rencana jahat Duke, termasuk lokasi rahasia masuknya pasukan mereka."
Rayden dengan sengaja menonjolkan peran Elara, memberinya status pahlawan di depan Raja dan para petinggi militer. Elara hanya berdiri diam, membiarkan Rayden menjadi juru bicaranya, tetapi pikirannya aktif mengirimkan persetujuan dan kekaguman pada keterampilan bercerita Rayden.
[Poin Cinta: 100%. Status: Stabil Permanen. Misi Selesai. Pengakuan PUP di depan umum. Tingkat Ikatan: Sangat Tinggi.]
Raja, yang tadinya skeptis terhadap Elara, kini menatapnya dengan rasa hormat. "Lady Kaelin, Kerajaan Astrea berutang nyawa padamu. Berkat peringatanmu, kita bisa mengamankan pasukan di area yang tepat sebelum serangan terjadi. Kecerobohan Duke Veridian diungkapkan oleh... cinta."
Rayden tersenyum lebar pada Elara, senyum yang mengandung semua rahasia yang hanya mereka berdua ketahui.
"Cinta? Ya, Ayah, cinta. Cinta yang didasarkan pada ketakutan akan penghapusan, bebek emas, dan sarkasme tak berujung tentang gaun bangsawan," pikir Elara dengan bangga.
Rayden mengalihkan pandangannya dari Raja dan menatap Elara. "Aku mendengarnya, Elara. Kau bangga pada dirimu. Dan ya, aku juga bangga padamu."
Mata Elara melebar. Dia lupa bahwa Sistem hanya dibekukan, dan bug itu masih berfungsi.
"Yang Mulia!" seru Kapten Pengawal, bingung dengan dialog aneh antara Elara dan Rayden.
Rayden hanya tertawa kecil. "Maaf, Kapten. Lady Kaelin dan saya memiliki cara berkomunikasi yang... unik."
Elara dibawa ke kamarnya untuk beristirahat. Setelah mencuci wajah dan berganti pakaian, Elara duduk di sofa, merasa kelelahan, namun hatinya penuh.
Tak lama kemudian, Rayden datang. Dia duduk di samping Elara, memegang tangannya.
"Jadi, kita berhasil," kata Rayden. "Kudeta gagal, dan kau tidak terhapus. Inti Sistem di bawah sana diam. Apakah kau tahu apa artinya ini?"
"Artinya... aku harus mulai mencari pekerjaan di bidang pertahanan militer, karena aku punya pengetahuan strategis yang luar biasa?" tanya Elara dengan sedikit lelucon.
Rayden mencubit tangannya pelan. "Itu artinya, bug itu tidak akan pernah hilang, Elara. Sistem hanya dibekukan, tapi antarmuka mental di antara kita sudah terjalin kuat. Kau akan terus mendengar pikiranku, dan aku akan terus mendengar pikiranmu."
Rayden menatapnya dengan intens, matanya memancarkan ketulusan yang kini menjadi ciri khasnya. "Aku akan mendengar setiap keluhanmu tentang masakanku, setiap analisis sinis tentang politik istana, dan setiap... pikiranmu yang manis dan tidak disengaja tentangku."
"Pikiran manis? Tidak mungkin! Aku hanya berpikir betapa leganya aku karena dia selamat, dan betapa hangatnya tangannya. Dan ya, dia masih tampan bahkan setelah tidak tidur semalaman. Itu bukan 'manis', itu hanya observasi faktual!"
Rayden terkekeh. "Kau baru saja memikirkannya lagi, Elara. Dan ya, itu manis. Sangat manis. Di dunia yang penuh dengan kepalsuan dan kebohongan politik, aku memiliki satu-satunya orang yang tidak akan pernah bisa membohongiku. Itu adalah hadiah terbaik yang pernah kudapatkan."
[Sistem 'Eros': Status Misi: Sukses. Ikatan PUP/Pengganggu: Stabil. Alur Cerita Ideal: Diabaikan. Hasil Akhir: Menerima Perubahan.]
Sebuah notifikasi terakhir muncul, tidak lagi dengan nada mengancam, melainkan dengan nada datar yang terpakai. Sistem telah menerima kekalahan dan perubahan alur.
Elara tersenyum, menyandarkan kepalanya di bahu Rayden. "Jadi, kita akan menghabiskan sisa hidup kita saling menguping?"
"Selama-lamanya," bisik Rayden, mencium puncak kepalanya. "Dan aku tidak akan menukarnya dengan apa pun. Karena aku tahu, meskipun kau memanggilku sombong dan merepotkan dalam hatimu, di saat yang sama, kau juga mencintaiku dengan kejujuran yang tidak mungkin terjadi tanpa bug itu."
Elara tidak membantah secara lisan. Dia hanya berpikir, "Ya, aku mencintaimu, Rayden. Aku benar-benar mencintaimu, Pangeran yang cerewet."
Rayden tersenyum, mengencangkan pelukannya.