Aresha adalah gadis jenius, dia menyembunyikan identitas asli dan hidup sebagai Disha sejak kecil untuk menghindari ancaman musuh keluarga. Mengenakan kacamata tebal, Disha menutupi pesonanya dengan penampilan yang sederhana sambil diam-diam menyelidiki identitas musuh-musuhnya.
Suatu penyelamatan darurat, Disha berpartisipasi dalam penyelamatan nyawa pasien VVIP bernama Rayden, kemunculan Rayden membuat Disha menyadari adanya bau musuh yang muncul.
Di saat yang sama, karena Disha Rayden teringat pada gadis hilang yang dia cintai selama bertahun-tahun.
Tanpa sepengetahuan satu sama lain, keduanya mulai diam-diam mengawasi gerak-gerik masing-masing.
Apakah Rayden adalah musuh keluarga yang harus Disha hindari? Keterikatan macam apa yang terjadi di antara keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MGD Bab 32 - Rencana Kris
Disha menangis, lagi-lagi dia tumpahkan semua air mata itu disaat sendirian. Memeluk tubuhnya dan tersedu.
Bagi kedua orang tuanya seperti ini saja cukup, tapi bagi Disha tidak. Apapun akan dia lakukan untuk mendapatkan hidupnya kembali. Menyandang nama Aresha Dude, lalu membuang nama Disha ini.
Dengan sudah payah, Dhisa coba menenangkan dirinya. Melepas kacamatanya dan membasuh wajah mengunakan banyak air.
Dalam hatinya dia selalu berkata untuk tidak boleh menangis. Setelah sekian lama mengumpulkan kekuatan untuk melawan, kini Dhisa tidak ingin menyerah. Biar saja meski hanya sendirian dia akan menguak kasus ini. Semuanya demi keutuhan keluarga mereka seperti dulu.
"Aku harus menghubungi Darco," gumam Dhisa, dia tatap wajahnya sendiri di dalam cermin. Menatap dengan nanar wajahnya yang basah.
Disha keluar dari dalam kamar mandi dan menghubungi Darco seraya duduk di kursi kerjanya. Namun sayang, nomor yang dia hubungi sedang tidak aktif. Tak biasanya Darco mematikan ponselnya seperti ini. Darco adalah seorang pria berusia 40 tahunan, tapi dia tidak pernah mau dipanggil menggunakan embel-embel apapun, cukup namanya, Darco.
Disha lantas coba menghubungi nomor lain, nomor orang kepercayaan Darco, yang belum lama ini dia hubungi untuk meminta informasi tentang keluarga Carter. Tapi lagi-lagi nomor itu tidak aktif.
"Ada apa? pasti ada sesuatu yang tidak beres," gumamnya dengan sangat yakin.
Pilihan terakhir, Disha pun menghubungi Kris, dan untunglah kali ini panggilannya mendapatkan jawaban.
"Halo Nona, ada apa?"
"Apa ada sesuatu yang terjadi di markas Kris? aku coba menghubungi Darco dan Lion tidak ada jawaban."
"Hem, untuk sementara semua kontak diputus, sampai waktu tidak bisa ditentukan."
"Kenapa?"
"Ada tim Hacker lain yang coba menerobos data kita. Darco menduga ini semua ulah Zhack. Tapi belum bisa dipastikan. Apa ada sesuatu yang bisa ku bantu?" jelas Kris lalu bertanya pula.
"Aku butuh bantuan Darco, tapi ternyata sedang ada masalah."
"Apa yang kamu perlukan?"
"Beri aku akses DarkWeb."
"Saat ini sangat beresiko untuk membuka itu."
"Hem, apa ada jalan lain?"
"Informasi apa yang ingin kamu cari?"
"Banyak."
"Katakan."
"Alex Carter dan ayahku apa pernah memiliki hubungan yang dekat? tentang tanda kancing emas milik keluarga mereka apa pernah ada yang hilang? nama Carter sangat tidak asing bagiku, tapi aku sedikitpun tidak memiliki ingatan tentang keluarga mereka dan hal ini sangat mengganggu."
"Aku lupa mengatakan sesuatu padamu Sha, tentang keluarga Carter kita pun tak mudah untuk menerobos datanya. Sepertinya dia juga memilki seorang pelindung. Sama seperti kamu yang memiliki Darco."
Hening, sampai akhirnya Kris lebih dulu buka suara.
"Aku punya cara lain untuk menguak kasus ini," ucap Kris.
Sementara Disha hanya terdiam, siap mendengarkan apapun ucapan sang asisten.
"Tidak perlu menyelidiki keluarga Carter, bagaimana jika kita selidiki kedua orang tua mu sendiri?"
Deg! mendengar itu, jantung Disha seperti tersengat. Selama ini tak pernah terpikirkan sedikitpun tentang hal itu. Selama ini Disha hanya selalu mempercayai kedua orang tuanya.
"Mereka ingin melindungi kamu, pasti telah banyak hal yang mereka lakukan selama ini. Kita telusuri itu untuk menemukan semua sumber masalah. Bagaimana?" tanya Kris pula.
Meski sedikit ragu dengan hal ini, namun hanya cara inilah yang terpikir oleh Kris.
"Bagaimana caranya? kita tidak bisa membuka DarkWeb."
"Aku akan kirimkan Lisa untuk menjadi salah satu pelayan di rumah utama keluarga mu. Dia yang akan mencari informasi di rumah itu. Rumah yang sudah sangat lama tidak kamu pijak."