NovelToon NovelToon
Aku Dibenci Ayah

Aku Dibenci Ayah

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Konflik etika
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Taurus girls

Ini kisah nyata tapi kutambahin dikit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15

Dita dan Ella baru sampai di kelas mereka dan bel sekolah terdengar berbunyi. Tidak lama dari bel berbunyi itu guru kelas mereka masuk dan menyapa mereka seperti biasanya. Anak-anak pun menjawab sapaan guru seperti biasanya termasuk Ella dan juga Dita.

"Anak-anak, pagi ini waktunya kalian mengumpulkan tugas. Sudah di kerjakan semuanya kan?" tanya guru di depan kelas menatap semua anak didiknya.

"Sudah, Pak...!" jawab anak-anak serempak.

"El, punya lo udah kan? Gue aja yang bawa ke depan." tawar Dita.

"Boleh deh, makasih ya." Ella tersenyum dia memberikan buku tugasnya pada Dita. "Entar gue traktir ice cream deh," katanya yang langsung membuat Dita tersenyum senang.

Ice cream?

Entah kenapa Ella jadi ingat seseorang. Ella mengambil ponsel dan mencari nomor kontak seseorang. Sendi, ya, dia yang akan Ella kirim chat.

[ Lo beneran baik-baik aja kan? Kalo gitu entar pulang sekolah kita makan ice cream, mau nggak? ]

Ella menatap chat nya yang sudah dia kirim. Tak lama kemudian chat yang tadinya cuma centang dua abu-abu itu sekarang sudah jadi centang dua biru pertanda kalau di sana Sendi sudah membaca chat darinya.

"Kira-kira Sendi mau nggak ya? gue beneran pengen temenan sama dia," lirih Ella pada dirinya sendiri.

[ Boleh ]

Ella tersenyum ketika chat darinya sudah di balas oleh Sendi dan Ella mengetik chat balasan juga.

Ella: lo pulang jam berapa nanti?

Sendi: empat kayanya. Lo nggak ada Ekskul?

Ella: enggak. Makanya bisa ngajak lo makan ice cream hari ini.

Sendi: oh

"Chatingan sama siapa hayooo...?"

Ella sempat terlonjak dan untungnya tidak sampai berteriak atau Ella bakal ketahuan guru. Ella memukul lengan Dita. "Ih, lo bikin kaget aja,"

"Hahaha..." Dita tertawa lirih supaya tidak ketahuan oleh guru. "Abisnya lo serius banget. Mana senyum-senyum lagi," sambil duduk di kursinya lagi.

"Dih. Emang iya ya? Perasaan enggak deh," perasaan sejak tadi Ella biasa saja. Ella tidak senyum-senyum juga. Ah palingan Dita cuma menggoda dirinya saja.

...----------------...

"Hai!"

Ella melambai tangan ketika melihat Sendi yang celingukan di pintu mall sana. Ella tahu Sendi pasti sedang mencarinya. Karena tadi mereka berdua sudah janjian akan bertemu di mall ini saja mengingat jam pulang sekolah mereka berbeda lima belas menit.

Sendi berjalan mendekat menghampiri Ella yang sendirian. "Makan ice cream nya berdua doang?" tanya Sendi sesudah di depan Ella.

Ella menggeleng telunjuknya menunjuk pada store sepatu yang ada di sebelahnya. "Ada Dita juga. Biasa, lagi liat sepatu dia,"

"Oh. Tapi gue nggak bisa lama-lama."

Ella mendongak karena tingginya tak sama, Ella menatap Sendi. "Kok gitu? Kenapa?"

"Nggak papa. Ini udah sore juga. Emang lo nggak di marah sama Mama Papa elo kalo pulang kesorean?"

"Enggak. Gue udah izin kok tadi dan mereka ngebolehin aja asal gue nggak aneh-aneh."

Sendi mengangguk.

Ella menatap Sendi dengan teliti membaca ekspresi wajah Sendi saat ini. "Lo.. Dimarah ya sama orang tua lo?" tanya Ella ragu dan sangat hati-hati takut sekali jika Sendi akan tidak nyaman dengan pertanyaannya ini.

"Oh itu. Yaaa.. Iya sih. Tapi ya, gue bisa di bilang bebas sih, tapi ya yang nggak bebas juga. Intinya gue sama lo itu jelas berbeda El,"

El?

Wah ini pertama kalinya Sendi menyebut namanya. Tanpa sadar Ella tersenyum, entah kenapa kata El dari mulut Sendi membuatnya geli.

"Kok senyum-senyum ada apa nih?"

Suara Dita membuat Ella dan Sendi menoleh. Bocah satu itu sudah menenteng dua paperbag dan Ella yakin isi di dalam paperbag itu adalah sepatu.

Wah, Dita emang begitu gila sama yang namanya sepatu. Padahal kan sepatu dia udah banyak, lagi pula kaki Dita cuma ada dua, bisa-bisanya Dita beli sepatu sebanyak itu. Tapi ya terserah sih, orang Dita belinya pake uangnya sendiri, kecuali pake uang Ella. Jika pakai uang Ella baru Ella akan mengomentarinya habis-habisan.

"Udah ayo kita beli ice cream." ajak Ella langsung menggandeng lengan Dita yang memegang paperbag. Ella dan Dita di depan memimpin jalan. Sedangkan Sendi di belakangnya mengekor dua cewek itu dengan sesekali melirik ke arah beberapa store yang membuatnya hanya bisa membatin saja.

Kapan gue bisa beli begituan

"Sen, lo mau yang rasa apa?"

"Huh?"

Sendi bingung karena tidak terlalu mendengarkan Ella tadi. Fokusnya Sendi ada pada store pakaian yang pasti berharga mahal di salah satu store sana. Tanpa Sendi sadari ternyata dia juga sudah ada di store khusus ice cream.

"Lo mau yang rasa apa? Tadi Ella nannya lo begitu?" Dita ikut bersuara karena melihat gelagat Sendi yang tidak fokus.

"Oh gitu. Gue rasa coklat aja." jawabnya.

Ella pun menganguk dia mengambil ice cream rasa coklat dan juga rasa vanila. Setelahnya mereka bertiga menuju bangku dan duduk di bangku itu. Mereka mulai membuka dan menikmati ice creamnya.

Begitu ice cream menyentuh lidah. Sendi memejam. Sendi merasakan rasa manis dan dingin yang begitu lumer di lidah lalu masuk melewati tenggorokannya. Sungguh. Nikmat mana yang kau dustakan.

"Enak banget ya sampe lo merem begitu?"

Pertanyaan Ella yang langsung membuat Sendi membuka mata. Sendi terlihat kikuk karena ketahuan begitu menikmati rasa dari ice cream yang dia makan.

Sendi mengangguk. "Iya. Lama nggak makan ice cream soalnya,"

Memang benar yang dikatakan oleh Sendi. Dia memang sudah lama tidak makan ice cream, jangankan makan ice cream buat beli bensin saja Sendi tidak ada uang.

Entah,

Semenjak waktu itu Ayah jarang memberinya uang. Sebenarnya Sendi sangat kesal pada Ayah dan pusing juga karena sekolah juga butuh uang tapi ya mau bagaimana lagi? Sendi cuma bisa sabar dan menerima.

"Kenapa lama nggak makam ice cream?" tanya Dita yang sejak tadi hanya diam menyimak obrolan Ella dan Sendi.

"Ya emang nggak pengen aja sih." bohongnya. "Ya masa makan sendirian. Ya enggak enak lah. Enakan barengan begini kan?" Sendi menatap Dita dan Ella bergantian dengan senyum tipis khas nya.

Dita diam-diam menyenggol lengan Ella. "Kode nggak sih?" bisiknya di telinga Ella.

Ella menegang. Tapi bukan menegang karena tersipu atau baper. Tapi geli aja di bisikin sama Dita begitu. Ella juga merasakan rasa dingin menetes di bahunya.

"Ice cream lo, Dit! Astagaaa kena bahu gue ya!" sentaknya tertahan karena tak ingin menjadi perhatian orang-orang.

Dita sedikit menjauh. Dita juga melihat noda ice cream di seragam Ella tepat di bagian bahunya. Astagaaa tadi Dita sungguhan tidak bermaksud.

"Ya ampun El. Gue beneran nggak sengaja, bentar, gue beli tisu dulu,"

Dita buru-buru menuju tempat store tisu sementara Ella menggerutu karena seragamnya jadi kotor dan bahunya terasa lengket.

Melihat itu Sendi membuka tas sekolahnya dan mengambil kaos miliknya yang memang selalu ada di sana. Berjaga-jaga saja semisal dia tiba-tiba membutuhkannya.

"Sorry, pakai ini aja dulu." ucap Sendi mulai mengelap noda ice cream di seragam Ella dengan kaos miliknya, yang tanpa Sendi sadar perlakuannya membuat Ella membeku di tempat. Jantungnya berdebar, napasnya pun dia tahan.

"Udah lumayan bersih kok." kata Sendi bertepatan dengan Dita yang sudah kembali dari membeli tisu.

"El, ini tisunya. Duh, sorry banget. Gue beneran nggak terniat,"

Seru Dita dengan membawa sebungkus tisu basah dan sebungkus tisu kering di tangannya.

"Udah nggak usah. Udah di bersihin Sendi kok," kata Ella.

"Hah?" Dita terbengong "Di bersihin? Pakai apa?"

"Tuh," Ella menunjuk kaos Sendi yang masih di pegang Sendi. "Lo kelamaan sih, tuh sekalian gantiin kaosnya Sendi." suruhnya yang merasa tidak enak hati pada Sendi.

"Cieee... Sweeet sweeet..."

Bukannya langsung pergi membelikan kaos untuk Sendi sesuai permintaan Ella, Dita malah sengaja menggoda mereka berdua. Membuat suasana menjadi hening. Entah hening karena malu canggung atau jengah dengan kelakuan Dita yang menggodanya.

Gimana Dita tidak menggoda mereka berdua? Kalau baru jalan sekali ini dan langsung ada adegan begitu. Wah, kayanya mereka nggak akan lama bisa sama-sama jatuh cinta kan?

"Weh, buru!" tegur Ella yang tidak ingin ada di keheningan lebih lama.

"Nggak usah. Ini masih bisa di cuci kok. Cuma kena noda ice cream doang mah gampang," Sendi bersuara dia juga tidak perlu sampai di belikan kaos baru karena hal biasa seperti ini.

Sendi melihat jam di lengannya. Waktu sudah menunjukan pukul lima kurang sepuluh menit. Ternyata sudah hampir satu jam Sendi berada di mall ini.

"Btw... Gue cabut duluan ya? Udah sore juga, gue masih ada urusan." Sendi menatap Ella dan Dita lalu mengambil uang tiga puluh ribu sisa uang beli bensin yang di kasih oleh mbak Kiki tadi pagi dari dalam saku celana seragamnya.

"Buat bayar ice cream nya. Bye.."

Sendi pergi gitu aja setelah memberikan uang tiga puluh ribu itu pada Ella. Membuat Ella dan Dita terdiam menatap kepergian Sendi.

1
Aksara_Dee
kasian banget sama Sendi 🥺
Aksara_Dee
dicky udah gemes banget pengen ke pelaminan yak
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
ADEF
bagus novelnya kalian semua wajib baca. disini ada sedihnya ada kehangatan antar pertemanan namun juga ada konflik keluarga juga yang bisa mengingatkan kita akan betapa pentingnya dukungan dan suport serta kasih sayang dari keluarga terutama orang tua. semangat untuk kak authornya semoga karyanya sukses selalu aamiin..
Ilham
BG lanjut
Cakrawala: oke...............
total 1 replies
ADEF
kasian banget masa diusir
Aksara_Dee
anakmu sakit pak Roni
ADEF
lah kok gitu si ayah
ADEF
hahaha
ADEF
emang ganteng si sendinya ya
ADEF
dasar si Agel
ADEF
sdorang ibu tidak akan membiarkan anaknya kelaparan. dia rela tidak makan asal anaknya makan. biasanya. ssmangat sen selalu sabar ya
ADEF
wadidaw dicky oh ya elaaah
ADEF
sendi keren nggak pelit sama cewek
ADEF
mau
ADEF
knp debar
ADEF
tega bngt
ADEF
kasihan bngt sendi
ADEF
emosian si ayah nggaj suka gue sama dia
ADEF
bensin 12 500 mie ayam 12 ribu. abis dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!