Arkan, seorang pria kaya dan berkuasa dengan kepribadian yang dingin dan suka mengontrol orang lain, terjebak dalam permainan cinta dengan Aisyah, seorang wanita muda yang cantik dan berani. Aisyah memiliki tujuan tertentu untuk Arkan, dan ia akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya.
Arkan memiliki rencana untuk Aisyah, tetapi seiring berjalannya waktu, ia mulai merasakan sesuatu yang berbeda terhadap Aisyah. Ia mulai mempertanyakan perasaan dirinya sendiri dan mencoba untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam hatinya.
Aisyah sendiri juga memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh Arkan. Ia memiliki tujuan untuk membalas dendam kepada orang yang telah menyakiti keluarganya, dan Arkan menjadi bagian dari rencananya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhamad Wirdan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 3
Saya memandang Aisyah dengan mata yang tajam, mencoba untuk membaca ekspresi wajahnya. Ia tidak takut, dan itu membuat saya penasaran. Biasanya, orang-orang tidak berani menantang saya seperti itu.
"Anda harus berhati-hati dengan apa yang Anda lakukan," saya katakan dengan suara yang dingin. "Anda tidak tahu apa yang Anda hadapi."
Aisyah memandang saya dengan mata yang teguh, tidak menunjukkan rasa takut sedikit pun. "Saya tidak takut," katanya dengan suara yang tegas. "Saya hanya ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan ayah saya."
Saya merasa sedikit kesal dengan keberanian Aisyah. Saya tidak terbiasa dengan orang-orang yang tidak takut pada saya. Tapi, saya juga merasa penasaran dengan Aisyah. Apa yang membuatnya begitu berani?
"Saya sudah bilang bahwa saya tidak tahu apa-apa tentang ayah Anda," saya katakan dengan suara yang dingin. "Anda harus berhenti mencari jawaban yang tidak ada."
Aisyah memandang saya dengan mata yang skeptis. "Saya tidak percaya," katanya dengan suara yang tegas. "Saya tahu bahwa Anda menyembunyikan sesuatu."
Saya merasa sedikit terkejut dengan keteguhan Aisyah. Biasanya, orang-orang tidak berani menantang saya seperti itu. Tapi, saya juga merasa penasaran dengan Aisyah. Apa yang membuatnya begitu yakin?
"Tidak ada gunanya Anda mencari jawaban di sini," saya katakan dengan suara yang dingin. "Anda harus pergi sekarang."
Aisyah memandang saya dengan mata yang tajam, lalu berbalik dan berjalan keluar dari ruangan. Saya memandanginya dengan mata yang tajam, mencoba untuk membaca apa yang ada di pikirannya. Apa yang akan ia lakukan selanjutnya?
Saya menunggu dengan sabar sementara Rachel mencari informasi tentang Aisyah. Saya tidak sabar untuk mengetahui lebih banyak tentang wanita yang telah memasuki kehidupan saya.
Setelah beberapa menit, Rachel masuk ke ruangan dengan folder tebal di tangannya. "Tuan, saya telah menemukan beberapa informasi tentang Aisyah," katanya dengan suara yang sopan.
Saya mengangguk, lalu mengambil folder dari tangannya. Saya membuka folder dan mulai membaca isi di dalamnya.
Aisyah adalah putri dari Tuan Rahmat, seorang pengusaha yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga saya. Saya ingat sekarang, Tuan Rahmat adalah salah satu orang yang memiliki hutang besar kepada saya.
Saya terus membaca, dan semakin banyak informasi yang saya dapatkan tentang Aisyah. Ia adalah seorang wanita yang cerdas dan berani, dengan kepribadian yang kuat. Ia juga memiliki tujuan yang jelas dan tidak akan menyerah sampai ia mencapai apa yang diinginkan.
Saya merasa semakin penasaran dengan Aisyah. Apa yang membuatnya begitu berani untuk menantang saya? Dan apa yang sebenarnya ia cari?
Saya menutup folder dan memandang Rachel. "Rachel, saya ingin Anda mengatur pertemuan dengan Aisyah lagi," saya katakan dengan suara yang dingin. "Saya ingin tahu lebih banyak tentang dia."
Rachel mengangguk, lalu keluar dari ruangan untuk mengatur pertemuan. Saya tidak sabar untuk mengetahui lebih banyak tentang Aisyah dan apa yang membuatnya begitu istimewa.
Saya menunggu dengan sabar sementara Rachel mengatur pertemuan dengan Aisyah. Saya tidak sabar untuk mengetahui lebih banyak tentang wanita yang telah memasuki kehidupan saya.
Setelah beberapa menit, Rachel masuk ke ruangan dengan senyum di wajahnya. "Tuan, Aisyah setuju untuk bertemu dengan Anda lagi," katanya dengan suara yang sopan.
Saya mengangguk, lalu berdiri dari kursi saya. "Saya akan menemuinya sekarang," saya katakan dengan suara yang dingin.
Rachel mengangguk, lalu memimpin saya ke ruang pertemuan. Saya melihat Aisyah sudah menunggu di sana, dengan mata yang tajam dan kepribadian yang kuat.
"Aisyah," saya katakan dengan suara yang dingin. "Saya senang Anda setuju untuk bertemu dengan saya lagi."
Aisyah memandang saya dengan mata yang tajam. "Saya juga ingin tahu lebih banyak tentang Anda, Arkan," katanya dengan suara yang tegas.
Saya tersenyum, lalu duduk di seberang Aisyah. "Saya senang Anda ingin tahu lebih banyak tentang saya," saya katakan dengan suara yang dingin. "Tapi, saya juga ingin tahu lebih banyak tentang Anda."
Aisyah memandang saya dengan mata yang skeptis, tapi saya bisa melihat rasa penasaran di matanya. Ia ingin tahu lebih banyak tentang saya, dan saya juga ingin tahu lebih banyak tentang dia.
"Apa yang ingin Anda ketahui?" tanya Aisyah dengan suara yang tegas.
Saya tersenyum, lalu memandang Aisyah dengan mata yang tajam. "Saya ingin tahu segala sesuatu tentang Anda," saya katakan dengan suara yang dingin. "Mulai dari awal."