Hidup dalam keluarga yang tidak bahagia. Ayahnya, ibunya, serta kakak laki-lakinya lebih perhatian dan melimpahkan kasih sayang pada putri tiri mereka, Rachel Carnida.
Ruby merasa tidak dicintai dan tidak dihargai oleh keluarganya sendiri. Dia berusaha untuk membuktikan dirinya dan mendapatkan perhatian keluarga, tetapi setiap upaya yang ia lakukan selalu gagal.
Ruby tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari, Ruby dibawa paksa oleh Cakra ke sebuah club dan diserahkan pada teman-temannya sebagai bentuk kakalahan Cakra dari taruhan. Ruby terkejut, perbuatan Cakra semakin menambah deretan luka yang selama ini sudah ia dapatkan.
Ruby pun akhirnya menyerah. Ia tidak lagi berusaha untuk mendapatkan cinta dari keluarganya. Tujuannya kini hanya satu; membalas dendam terhadap mereka yang selama ini telah menyakiti hatinya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RYB 15. Ancaman Untuk Roger.
"Dad, apa maksud Daddy tadi langsung menyetujui keputusan keluarga Rykhad? Emer tidak bisa menikah dengan Ruby, Dad!"
Menyusul suaminya masuk ke dalam ruang kerja, Shinta segera melayangkan protes terhadap persetujuan Roger atas keinginan keluarga Rykhad yang hendak mempercepat pernikahan Emer dan Ruby.
Mereka tidak bisa membiarkan hal itu terjadi. Karena Rachel lah yang ingin mereka jodohkan dengan Emer. Bukan Ruby!
Roger menghela napas kasar. Ia juga terlihat pusing sekaligus gusar setelah pembicaraannya tadi dengan keluarga Rykhad. Ia terpaksa menyetujui semua keputusan Reagan.
"Ini salah, Dad. Ruby sudah terikat dengan Tuan Herison. Bagaimana jika semua ini diketahui olehnya?" tanya Shinta lagi pada suaminya yang wajahnya kian kusut.
"Kita bisa mendapatkan masalah besar dari Tuan Herison, Dad. Tuan Herison pasti akan marah dan menuntut penjelasan. Kita harus membicarakan ini lagi dengan keluarga Rykhad dan membatalkan sebelum semuanya menjadi lebih buruk." Shinta memberi saran.
Roger memijat plipisnya yang semakin berdenyut hebat ketika Shinta menyinggung prihal Tuan Herison. Pria tua kaya raya itu jelas tidak akan diam saja jika sampai gagal menikah dengan putrinya—Roger bisa dituduh sebagai penipu.
Beruntung saja pertunangan Emer dan Ruby hanya diketahui oleh keluarga inti. Awalnya Shinta dan Roger keberatan saat keluarga Rykhad meminta acara pertemuan mereka yang pertama kali ini dilangsungkan secara private.
Padahal Shinta sudah berencana menggelar pertunangan secara besar-besaran. Berniat memberi tahu pada semua orang bahwa putri keluarga Sanders akan menjadi bagian dari keluarga Rykhad.
Namun, semuanya batal. Dan semakin gagal total saat ternyata Emer malah memilih Ruby sebagai calon istrinya.
"Aku tidak memiliki alasan yang kuat untuk menolak keinginan Tuan Reagan," jawab Roger dengan wajahnya yang frustasi. Sejenak ia terdiam, sebelum kembali melanjutkan ucapannya. "Bagaimana jika Rachel saja yang menggantikan posisi Ruby?"
Brakkk!!
Belum sempat petir di langit menyambar, bantingan pintu itu sudah lebih dulu mengejutkan Roger dan Shinta.
"Apa maksud ucapan Daddy?!" tanya gadis yang baru masuk itu dengan tajam. Napasnya memburu. Ia menangis dan berteriak lantang pada Roger dan Shinta. "Daddy setuju menikahkan anak penyakitan itu dengan Kak Emer?! Daddy memilihnya?! Dan ingin memberikanku pada pria tua yang mau mati itu?!!"
Rachel mengamuk. Suaranya menggelegar karena mendengar percakapan orang tuanya yang menyebut keluarga Rykhad akan melangsungkan pernikahan secepat mungkin.
"Kalian tega! Kalian tidak menyayangiku!" Rachel menangis tergugu. Shinta langsung memeluk putrinya itu. Mencoba menenangkan Rachel yang begitu emosional saat ini.
Roger yang melihat putrinya itu menangis menghela napas berat. Ia samakin merasa pusing dan seakan buntu.
"Kalian tidak tahu apa yang sudah dia lakukan padaku, kan?! Anak penyakitan itu baru saja berani menamparku!" adu Rachel semakin menangis. "Ruby selalu seperti ini padaku! Dia selalu saja menganggap dirinya lebih baik dariku! Dan sekarang dia juga mau merebut Kak Emer!!"
Mendengar ucapan Rachel Shinta sontak saja lekas memeriksa wajah putrinya itu. Dan terbelalak matanya saat ia bisa melihat pipi Rachel yang memerah.
Roger pun sama. Terkejut karena tak menyangka bahwa Ruby semakin berani.
"Kurang ajar!" geram Roger. Ia sudah pusing dan semakin bertambah pusing saat Rachel mengamuk dan mengadukan perbuatan kurang ajar Ruby.
Karena merasa geram, Roger pun akhirnya menyusul Ruby ke kamarnya. "Daddy akan membuatnya meminta maaf padamu!" ucap Roger sebelum pergi meninggalkan Rachel yang menangis dalam pelukan ibunya.
Langkah Roger yang menuju lantai dua itu begitu lebar. Ia akan memarahi Ruby yang sudah bersikap kurang ajar karena berani-beraninya menampar Rachel. Roger juga akan meminta Ruby untuk mundur dari pertunangannya dengan Emer.
Ya. Roger pikir, akan lebih mudah jika Ruby saja yang mengakhiri semuanya. Bagaimanapun caranya, ia akan menekan Ruby untuk melepaskan Emer.
Namun, langkah cepat Roger itu terhenti saat ia berpapasan dengan Emer yang baru saja keluar dari kamar Ruby.
"Emer, kau masih ada di sini?" Roger tersenyum menyapa putra ketiga keluarga Rykhad itu. Ia tak menyangka ternyata Emer masih berada di kamar Ruby,
Emer hanya diam. Wajahnya yang tampan terlihat dingin saat menatap Roger.
Dan Roger bisa merasakan hal itu. "Apa terjadi sesuatu? Mengapa kau terlihat begitu... tegang?" Roger merasa tidak nyaman atas sikap Emer yang berubah padanya.
"Aku hanya ingin memberi tahu bahwa aku tidak akan pernah melepaskan Ruby." Suara Emer begitu rendah. Ia menatap Roger dengan serius. "Jangan coba-coba memisahkan lami. Aku tidak akan pernah membiarkan siapapun menghancurkan hubunganku dan Ruby."
Deg!
Roger terkejut. Ucapan Emer begitu jelas tengah memberinya ancaman.
Roger tersenyum kaku. Ia gugup, tapi tetap berusaha menetralisir semuanya.
"Emer, aku...tidak tahu apa yang kau bicarakan. Tapi jika tentang pertunanganmu dengan Ruby yang sempat kami tolak, itu hanya karena kami ingin memberikan yang terbaik untukmu dan juga keluarga Rykhad." Roger berusaha keras untuk bersikap senormal mungkin.
Emer tersenyum miring mendengarnya. Mulai merasa muak dengan pria yang ada di hadapannya ini. Penuh kepalsuan dan seperti penilaian adiknya, Eira—kata-kata Roger penuh basa-basi dan keramahan yang berlebihan, Roger benar-benar seorang penjilat.
"Aku yakin Tuan Sanders sangat tahu apa yang aku maksud," tekan Emer. "Akan aku pastikan bahwa aku tidak akan kehilangan Ruby. Aku akan mempertahankannya, tidak perduli apapun yang terjadi."
"Dan jika keluarga Sanders...berani menyentuh wanita yang sudah keluarga Rykhad ikat secara resmi..." Emer berdiri di sisi calon ayah mertuanya itu dan berbisik tajam, "Itu artinya kau tengah menantang kami."
Roger tercekat. Tiba-tiba saja ia sulit bernapas. Merasa semakin tidak nyaman atas sikap yang Emer perlihatkan—begitu jelas jika Emer tidak menyukai dirinya.
Emer masih sempat tersenyum tipis, sebelum akhirnya meninggalkan Roger yang mematung. Aku sudah tahu apa yang kau dan keluargamu lakukan, batinnya seraya terus berlalu.
"Emer mengancamku," gumam Roger masih tidak percaya. Ia jadi memikirkan alasan mengapa Emer bersikap demikian dan mulai curiga. "Apa Ruby sudah mengadu padanya?" Netra Roger mengarah ke pintu kamar Ruby. Dan seketika itu jua ia langsung melanjutkan langkah dengan raut wajah yang kian geram.
Sekarang pokoknya bahagia dulu aku, Emer dan Ruby jadi nikah juga. Pernikahannya sudah di umumkan 💃🕺💃🕺💃