NovelToon NovelToon
Getot Darjo

Getot Darjo

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Dendam Kesumat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: ihsan halomoan

Dalam menimba ilmu kanuragan Getot darjo memang sangat lamban. Ini dikarenakan ia mempunyai struktur tulang yang amburadul. hingga tak ada satupun ahli silat yang mau menjadi gurunya.

Belum lagi sifatnya yang suka bikin rusuh. maka hampir semua pesilat aliran putih menjauh dikala ia ingin menimba ilmu kanuragan.

Padahal ia adalah seorang anak pendekar yang harum namanya. tapi sepertinya pepatah yang berlaku baginya adalah buah jatuh sangat jauh dari pohonnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ihsan halomoan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ditelan Udhet

Beberapa penyergap yang berhasil melarikan diri menyaksikan dengan ngeri bagaimana Udhet, dengan keganasan yang tak tertahankan, mencabik-cabik kedua rekan mereka. Mereka membeku dalam kengerian saat gigi tajam Udhet merobek tubuh kedua penyergap itu menjadi bagian-bagian mengerikan, sebelum akhirnya Udhet menelannya tanpa sisa.

Darah segar membasahi tubuh Udhet usai santapan mengerikannya. Ia kemudian mendekati Getot yang masih terbaring lemah, tubuhnya berdenyut-denyut menahan sakit.

"Aduh...untunglah kau datang, Udhet. Terima kasih sekali lagi, sahabatku..." lirih Getot di antara ringisan kesakitannya.

"Grokk grokkk grokk.....!!!"

Namun, alih-alih menolong, lidah Udhet justru menyambar ke arah Getot dengan kecepatan kilat.

Sleppet

Buggg

"Waaa....!!"

Gedebrug

Getot terlempar membentur pohon dengan keras, lalu jatuh terjerembap ke tanah dalam kondisi pingsan dan mengenaskan.

Udhet menghampirinya, menyeret tubuh tak berdaya Getot dengan lidahnya kembali ke dalam gua melalui lubang yang sama di tanah tempat ia muncul sebelumnya.

Keesokan harinya...

Getot mengerjap, membuka matanya perlahan. Namun, pandangannya terasa janggal. Dunia di sekelilingnya tampak terbalik, termasuk sosok Udhet yang sudah berada tepat di hadapannya.

Kepalanya berdenyut hebat. Namun, sesaat kemudian, ketika pandangannya terangkat ke atas, Getot tersentak menyadari bahwa kakinya terikat, dan tubuhnya tergantung terbalik.

"Hei, Udhet! Mengapa kau menggantungku terbalik seperti ini? Lepaskan aku...!!!!"

"Grokkk"

"Kau menghukumku??"

"Grokkk"

"Ya, tapi bukan begini caranya! Kepalaku pusing...kau tahu 'ulet badak' kan??"

Getot mulai meronta, namun ia kembali tersadar. Tubuhnya terikat kuat oleh lilitan tali yang terbuat dari akar pohon yang kokoh.

"Sialll...aku tidak bisa melepaskannya!"

"Hei, Udhet! Sampai kapan aku akan seperti ini? Kau ingin aku mati, ya? Kalau begitu, makan saja aku sekarang! Cepat...makan aku! Lebih baik mati daripada tersiksa seperti ini....!!!!"

Permintaannya tak terduga itu ditanggapi Udhet. Lidahnya menjulur cepat, menyambar tali yang menggantung kaki Getot, dan dalam sekejap, tali itu putus.

Getot, yang tak menyangka reaksi Udhet, meluncur jatuh ke bawah dengan kepala membentur tanah terlebih dahulu.

"Waaa..."

Brugggg

"Arghhhhh...alamakkk....hancur kepalaku!"

Udhet belum selesai dengan 'hukumannya'. Saat Getot masih meringis kesakitan, lidahnya kembali menjulur, melilit kaki Getot dengan kuat. Kemudian, ia mulai menarik Getot menuju mulutnya.

"Hei, kau mau apa? Hei....lepaskan, Udhet! Lepaskaaan..!!"

"Grokkk grokk"

"Hah?? Kau ingin memakanku??"

"Tidak, Udhet... Aku tadi hanya bercanda...tolong lepaskan aku...jangan makan aku....to to tolooooongg....!!!"

Namun, Udhet tak menggubris rintihan Getot. Ia terus menarik Getot mendekat ke mulutnya. Getot meronta sekuat tenaga, tak sudi mati di dalam perut monster itu.

Sia-sia. Udhet memang berniat menelannya hidup-hidup, bukan untuk mencabik-cabiknya, melainkan untuk memberinya pelajaran yang tak terlupakan. Di dalam perutnya, Udhet telah menyiapkan ruang dengan udara yang cukup agar Getot tetap hidup.

Kini, tubuh Getot telah tertelan hampir seluruhnya, hanya menyisakan kepalanya di dalam mulut Udhet.

"Ahhhh...akhirnya aku memang akan mati. Aku sudah lelah. Ayah...Ibu...kita akan berjumpa lagi...tunggu aku. Sebentar lagi aku datang."

Sengaja Udhet memberikan kesempatan terakhir bagi Getot untuk mengucapkan kata-kata perpisahan sebelum ia benar-benar menelannya bulat-bulat. Setelah dirasa cukup, Udhet pun menelan Getot sepenuhnya.

Getot merasakan tubuhnya tertarik paksa ke dalam kegelapan. Kepalanya terhimpit kuat, namun ia masih sempat melihat setitik cahaya yang berasal dari mulut Udhet.

Perlahan namun pasti, titik cahaya itu lenyap, digantikan oleh kegelapan total. Getot terus tersedot semakin dalam, napasnya mulai tercekat saat seluruh tubuhnya tertekan di dalam usus yang sempit.

Ia tak mampu lagi menarik napas karena himpitan yang begitu hebat. Instingnya memberontak, namun tiba-tiba tubuhnya merasakan kelapangan kembali. Udara segar seolah mengisi paru-parunya, melegakan. Akan tetapi, kegelapan pekat masih mengurungnya.

"Di mana aku...?"

Getot meraba-raba lingkungan sekitarnya dengan panik. Sentuhannya tiba-tiba mengenai permukaan yang kenyal dan berbentuk—wajah dan tubuh seseorang.

"Huaaaahhh...!!"

"Ternyata... tubuh seseorang! Jangan-jangan...? Ya, aku yakin! Aku berada di dalam perut Udhet. Dan tubuh ini pasti kedua penyergap yang dilahapnya. Tapi... mengapa aku masih hidup? Dan aku masih bisa bernapas?"

Saat ia masih bergumam seorang diri, tiba-tiba perut di sekitarnya bergejolak hebat. Ternyata Udhet sedang bergerak liar, membuat Getot terombang-ambing dan berbenturan dengan mayat-mayat di dalam perut mengerikan itu.

"Wooooyyy, ulet badak! Hentikan, ba****t! Kau mengaduk-adukku bersama mayat! Bajingan kau, ulet laknat! Keluarkan aku dari sini...!!!"

Udhet mendengar jelas teriakan panik Getot dari dalam perutnya. Namun, ia berniat untuk 'menginapkan' Getot semalam suntuk sebagai hukuman yang tak terlupakan.

Kemudian, ide jahil Udhet kembali muncul. Ia kembali menggeliat tak terkendali, membuat Getot kembali terombang-ambing di antara sisa-sisa makanan busuk dan mayat-mayat yang memuakkan.

"Wooooyyyy, hentikaaann... Udheeettt... kau memang sengaja menyiksaku dan membiarkanku hidup dalam perutmu! Bajingaan kau, ulet laknaatt...!!!"

Malam pun menyelimuti.

Hawa dingin menusuk tulang Getot. Bau amis darah bercampur dengan aroma busuk yang menyesakkan memenuhi rongga perut Udhet, membuat Getot beberapa kali memuntahkan cairan pahit.

Tubuhnya terasa semakin lemah. Rasa haus dan lapar mencengkeram perutnya dengan hebat.

"Ini lebih buruk daripada mati... Sungguh malang nasibku. Sepertinya penderitaan betah sekali menempel dalam takdirku. Entah kapan ia akan pergi..."

Keesokan harinya...

Udhet merayap keluar dari gua. Ia sengaja melakukan ini dengan tujuan untuk memuntahkan Getot dan membiarkannya menghirup udara segar setelah 'pengalaman' mengerikan itu.

Sementara di dalam perut, Getot sudah menyerah pada nasibnya. Ia menggigil hebat, merasakan setiap tulangnya remuk redam.

Namun, tiba-tiba perut Udhet kembali bergejolak. Getot merasakan dirinya tertarik kembali ke dalam usus yang sempit. Ia pasrah, tak lagi memiliki tenaga untuk memberontak.

Dalam benaknya, ia berpikir sedang dicerna dan sebentar lagi akan keluar dalam bentuk kotoran yang menjijikkan.

Namun, dugaannya salah. Ia kembali melihat setitik cahaya yang perlahan membesar. Kini, ia menyadari bahwa dirinya telah kembali berada di dalam mulut Udhet.

"Ternyata... aku akan dimuntahkan..."

Seketika, ia sudah terlempar ke alam terbuka, menghirup udara segar meskipun tubuhnya masih menggigil lemah dan berlumuran lendir hijau yang menjijikkan.

Meskipun demikian, hatinya dipenuhi kelegaan yang tak terhingga. Ia selamat keluar dari perut Udhet. Tak lama kemudian, kesadarannya pun menghilang.

Malam kembali tiba.

Getot membuka matanya dan mengamati sekeliling. Ternyata ia sudah berada di dalam kamarnya yang nyaman. Ia bangkit dan melihat berbagai macam buah segar telah tersedia di sampingnya. Tanpa ragu, ia melahapnya dengan rakus.

Namun, dasar Getot memang tak pernah belajar dari pengalaman. Tiba-tiba, sebuah ingatan melintas di benaknya.

"Tuak... oh, tuak yang kugantung di pohon bersama buah naga... aku harus ke sana sekarang juga! Aku butuh tuak...!!"

1
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
nah udh kembali si getot, jgn jd nakal lagi getot dgn nyawa barumu..
Zirah Naga: nakal dikit boleh lah 😁
total 1 replies
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
jd apakah getot yg baru nantinya? 🧐🤔 lanjutkan Thor..
Zirah Naga: alhamdulillah. mudah2an kk juga sehat selalu👍
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️: sama² Thor sehat Thor? 🤗🙏
total 3 replies
🟡 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
waahh si getot.. mau enaknya aja.. semangat author dgn karya barunya..
anggita
like, iklan.... 👍👆 utk novel laga lokal.
Zirah Naga: makasih kak anggit udah mampir lagi di karya baruku.
total 1 replies
Hakunamatata♠️
Getot Suguru kah?
Zirah Naga: bukan bro. jujutsu kaisen itu mah 🙂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!