Getot Darjo

Getot Darjo

Permulaan

Di sebuah lembah yang berlatar belakang pegunungan yang menjulang tinggi, seorang pemuda bernama Getot Darjo berjalan tertatih-tatih. Kakinya tampak patah, dan pakaiannya compang-camping dengan guratan luka serta tetesan darah yang membasahi kain. Penampilannya sungguh mengenaskan.

"Bangsat betul," gerutunya, "Tak ada satu orang pun yang sudi menjadi guruku."

Di usianya yang menginjak 22 tahun, Getot memang tengah mencari seorang guru. Namun, anehnya, tak seorang pun berminat menerimanya sebagai murid. Perangainya yang buruk menjadi penyebab utama. Selain gemar menggoda wanita dan memiliki pikiran mesum, ia juga dikenal suka berjudi dan mabuk-mabukan bersama teman-temannya.

"Tapi aku puas," seringainya muncul di tengah ringisan kesakitan, "Padepokan yang kudatangi tadi sudah kuobrak-abrik... rasakan itu! Hehehe..."

Kendati sekujur tubuhnya nyeri akibat dipukuli murid-murid padepokan yang wajahnya bengkak digigit tawon, Getot masih mampu menyunggingkan senyum kepuasan.

Bukan tanpa alasan ia tampak begitu mengenaskan. Bayangkan saja, dilanda kekesalan mendalam karena tak ada yang mau menjadi gurunya, Getot nekat menyusuri hutan mencari sarang tawon. Keahlian ini ia warisi dari ayahnya yang gemar berburu sarang lebah di tengah rimba. Dengan mudah, ia berhasil mengumpulkan beberapa sarang tawon dalam bungkusan kain yang besar.

Setelah itu, ia melemparkan bungkusan berisi tawon itu ke dalam padepokan. Tak disangka, bungkusan itu mendarat tepat di tengah-tengah para murid yang sedang berlatih.

Getot, yang berada di luar tembok padepokan, tertawa terbahak-bahak mendengar hiruk pikuk dan kekacauan yang terjadi di dalam akibat serbuan tawon.

Namun, seorang murid mendengar tawa Getot, dan mereka pun mencari sumber suara itu. Begitu menemukannya, mereka langsung mengejarnya.

Karena Getot tidak memiliki ilmu bela diri, ia dengan mudah tertangkap dan digiring masuk ke dalam padepokan.

Sang guru terkejut mendapati bahwa pelaku keributan itu adalah Getot, pemuda yang baru kemarin merengek-rengek meminta untuk menjadi muridnya.

Sebagai pertanggungjawaban atas perbuatannya, Getot dihukum cambuk berkali-kali. Bahkan, seorang murid yang wajahnya penuh bentol akibat gigitan tawon melampiaskan amarahnya dengan menendang kaki Getot hingga patah.

Belasan murid lainnya pun ingin ikut menghakimi. Beberapa di antara mereka membawa parang, golok, dan berbagai senjata tajam. Namun, sang guru datang dan melarang murid-muridnya bertindak lebih jauh.

Ia masih memberi Getot kesempatan hidup, lalu melepaskannya dengan ancaman agar tidak pernah kembali ke padepokan itu.

"Ayah, ibu... maafkan anakmu ini yang tak mampu membalaskan dendam kematian kalian. Tak ada yang mau menjadi guruku. Tak ada yang mau mengajariku ilmu kanuragan," lirih Getot dalam hati.

Begitulah kira-kira awal mula mengapa Getot tumbuh menjadi pribadi dengan perangai buruk. Ini dikarenakan ia kehilangan kedua orang tuanya yang dibunuh secara keji oleh puluhan musuh bebuyutan mereka.

Saat itu usianya baru 20 tahun. Sebenarnya, ia tidak pernah tertarik untuk belajar silat, meskipun kedua orang tuanya adalah pendekar yang terkenal. Mereka terlalu memanjakan Getot sejak kecil, hingga semua keinginannya selalu dituruti.

Sebagai anak tunggal, sifat manjanya semakin menjadi-jadi, dan perangainya pun kian buruk menjelang dewasa. Sayangnya, orang tuanya justru semakin memanjakannya, padahal reputasi buruk Getot sudah tersebar di seluruh desa.

Dengan susah payah, akhirnya Getot tiba di rumah peninggalan orang tuanya. Rumah itu cukup besar, dulunya keluarga Getot termasuk keluarga yang kaya raya.

Namun, setelah kedua orang tuanya dibunuh, rumah itu menjadi tak terurus. Bagian dalamnya berantakan dan dipenuhi sampah. Bahkan, sarang laba-laba menghiasi setiap sudut ruangan.

Di kamarnya, Getot hanya tidur beralaskan tikar yang sudah usang. Hanya itu yang ia miliki sekarang. Warisan orang tuanya justru habis untuk berfoya-foya, bermain judi, dan menikmati kesenangan duniawi.

"Akhirnya sampai rumah juga. Ugh, tubuhku rasanya hancur. Entah sudah berapa tulangku yang patah selama ini. Anehnya, aku masih hidup. Sial... kenapa aku tidak mati saja?" gumamnya penuh keputusasaan.

Keesokan paginya, tiba-tiba Getot sudah berada di tepi jurang. Ya, benar sekali. Ia merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Tak ada yang mau mengajarinya, tak ada yang peduli padanya.

Bahkan kemarin, warga desa yang melihat Getot penuh luka berjalan menuju rumahnya tidak acuh dan tidak ada yang membantu. Sudah sering ia mengalami luka parah, namun anehnya ia selalu selamat.

"Kali ini aku pasti akan mati. Ayah, ibu... aku akan menyusul kalian. Aku rindu... hanya dengan cara ini kita bisa berkumpul lagi seperti dulu," pikirnya dengan tekad bulat.

Namun, saat ia bersiap-siap untuk terjun, tiba-tiba seorang gadis cantik yang sedang mencari kayu melihatnya. Gadis itu pun buru-buru menghampiri Getot.

"Hei, kamu mau apa?" tanya gadis itu dengan wajah heran.

Getot yang melihat kecantikan gadis itu terkejut.

"Aku mau bunuh diri..." jawab Getot lesu.

"Kenapa?" tanya gadis itu lagi.

"Tak ada yang peduli padaku. Hanya orang tuaku yang sayang padaku. Aku akan menemui mereka di alam nirwana," jelas Getot dengan nada sedih.

"Iya, kalau kau ke alam nirwana. Kalau kau ke alam neraka bagaimana?" cibir gadis itu.

"Hei, siapa kamu? Sok tahu!" bentak Getot yang tersinggung dengan ucapan gadis itu.

"Kau tak usah marah. Aku hanya sedang mencari kayu kering di hutan ini. Tiba-tiba kulihat dirimu sudah berdiri di pinggir jurang. Apa tidak ada jalan lain selain bunuh diri?" tanya gadis itu lembut."

Tidak ada. Hidupku sudah tidak berguna lagi. Buat apa hidup seperti ini? Lebih baik aku mati."

"Tapi bagaimana dengan sanak saudaramu? Mereka pasti akan bersedih melihatmu mati bunuh diri," gadis itu kembali bertanya.

"Hahaha... sudah kubilang tak ada yang peduli padaku."

"Siapa bilang?" ucap si gadis dengan nada menyemangati.

"Apa maksudmu?" Getot terheran dengan ucapan gadis itu.

"Buktinya aku ada di sini," jelas si gadis.

"Jadi, kau peduli padaku?" tanya Getot yang mulai merasa sedikit harapan.

"Ya..." jawab si gadis singkat.

Karena Getot merasa ada yang peduli padanya, ia pun mengurungkan niat bunuh dirinya.

Namun, kebetulan sudah seminggu ia tidak berinteraksi dengan wanita. Mendengar kata-kata gadis itu pun membuat hatinya berbunga-bunga.

Tanpa basa-basi dan sambil tersenyum, ia mendekati gadis itu dan langsung hendak meraih tangannya. Namun, gadis itu menolak.

"Hei, kau mau apa?" hardik si gadis yang terkejut dengan kelakuan Getot.

"Memegang tanganmu. Katanya kau peduli padaku. Aku senang. Kita bisa menjadi sepasang kekasih, lalu mempunyai anak yang banyak," jawab Getot dengan polosnya.

"Apa? Kau sudah gila, ya? Maksudku mempedulikanmu itu sebagai sesama manusia. Kau tidak boleh bertindak nekat seperti itu. Umurmu masih muda. Jalanmu masih panjang," nasihat si gadis dengan nada tegas namun lembut.

Getot pun merasa kecewa. Ia salah sangka. Ternyata gadis itu hanya menganggapnya sebagai sesama manusia. Namun, jujur saja, setelah uangnya habis seminggu lalu karena kalah berjudi, ia tidak bisa lagi merasakan kehangatan tubuh wanita.

Karena hutan itu sepi, tiba-tiba muncul rencana jahat di benaknya. Ya, apalagi kalau bukan memperkosanya. Gadis itu cantik dan memiliki tubuh yang menggoda. Jelas saja Getot tergiur.

"Hei, kenapa matamu melihatku seperti itu? Kau mau apa?" ucap si gadis sambil mundur perlahan.

"Aku ingin menyentuh tubuhmu, Nona."

Terpopuler

Comments

asta guna

asta guna

MC gak jujur (bc gak tau malu) hahaha sy suka

2025-06-09

1

🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝐀⃝🥀❤️⃟ᴡᵃғ🍁aris❣️

🟡⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ𝐀⃝🥀❤️⃟ᴡᵃғ🍁aris❣️

waahh si getot.. mau enaknya aja.. semangat author dgn karya barunya..

2025-05-07

3

Hakunamatata♠️

Hakunamatata♠️

Getot Suguru kah?

2025-05-07

4

lihat semua
Episodes
1 Permulaan
2 Hari yang nahas
3 Terlahir kembali
4 Terlahir kembali bag 2
5 Lorong Kelelawar
6 Dinding Berukir
7 Lorong Neraka
8 Lorong Neraka Bag 2
9 Udara Segar
10 Lorong Bambu
11 Tekad Getot
12 Harta Karun
13 Kedai Tuak Sudarmin
14 Akibat Hawa Nafsu
15 Ditelan Udhet
16 Lorong Pelatihan
17 Panca Indra
18 Kemarahan Getot
19 Kemarahan Getot Bag 2
20 Obat Buat Udhet
21 Pertemuan Tak Terduga
22 Pertemuan Tak Teduga Bag 2
23 Kilas Balik
24 Kilas Balik 2
25 Tapal Bantam
26 Gendar Sukma dan Banyu Hitam
27 Tengkorak Hidup
28 Getot Yang Perkasa
29 Pertarungan Sengit
30 Portal Ghaib
31 Buto Ijo
32 Ki Amuraka Ternyata....
33 Pedang Naga Laknat
34 Penambahan Gelar
35 Peningkatan Banyu Hitam
36 Perpisahan
37 Padepokan Sarang Tawon
38 Ki Semakun
39 Titik Hitam
40 Tetangga Yang Baik
41 Kedatangan Warga
42 Air Terjun Rancawangi
43 Banjir Dadakan
44 Lepas Kendali
45 Tiga Bidadari
46 Satu Lawan Semua
47 Formasi Kalajengking
48 Tapal Bantam Menggila
49 Banjar Seta
50 Meninggalkan Desa
51 Gubuk Derita
52 Janji Manis
53 Hasrat Baru
54 Kuping Rampok
55 Kawung
56 Lima Iblis
57 Lima iblis bag 2
58 Kekuatan yang mencengkram
59 Ilmu Pengendalian Diri
60 Gerombolan harimau hitam
61 Raja Klewang Dari Utara
62 Jebakan Maut
63 Pembantaian
64 Pedang Keramat Naga Laknat berkobar
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Permulaan
2
Hari yang nahas
3
Terlahir kembali
4
Terlahir kembali bag 2
5
Lorong Kelelawar
6
Dinding Berukir
7
Lorong Neraka
8
Lorong Neraka Bag 2
9
Udara Segar
10
Lorong Bambu
11
Tekad Getot
12
Harta Karun
13
Kedai Tuak Sudarmin
14
Akibat Hawa Nafsu
15
Ditelan Udhet
16
Lorong Pelatihan
17
Panca Indra
18
Kemarahan Getot
19
Kemarahan Getot Bag 2
20
Obat Buat Udhet
21
Pertemuan Tak Terduga
22
Pertemuan Tak Teduga Bag 2
23
Kilas Balik
24
Kilas Balik 2
25
Tapal Bantam
26
Gendar Sukma dan Banyu Hitam
27
Tengkorak Hidup
28
Getot Yang Perkasa
29
Pertarungan Sengit
30
Portal Ghaib
31
Buto Ijo
32
Ki Amuraka Ternyata....
33
Pedang Naga Laknat
34
Penambahan Gelar
35
Peningkatan Banyu Hitam
36
Perpisahan
37
Padepokan Sarang Tawon
38
Ki Semakun
39
Titik Hitam
40
Tetangga Yang Baik
41
Kedatangan Warga
42
Air Terjun Rancawangi
43
Banjir Dadakan
44
Lepas Kendali
45
Tiga Bidadari
46
Satu Lawan Semua
47
Formasi Kalajengking
48
Tapal Bantam Menggila
49
Banjar Seta
50
Meninggalkan Desa
51
Gubuk Derita
52
Janji Manis
53
Hasrat Baru
54
Kuping Rampok
55
Kawung
56
Lima Iblis
57
Lima iblis bag 2
58
Kekuatan yang mencengkram
59
Ilmu Pengendalian Diri
60
Gerombolan harimau hitam
61
Raja Klewang Dari Utara
62
Jebakan Maut
63
Pembantaian
64
Pedang Keramat Naga Laknat berkobar
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!