NovelToon NovelToon
DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO

DUNIA KITA BERBEDA: ADHISTI DAN KENZO

Status: tamat
Genre:Misteri / Matabatin / Cinta Beda Dunia / Dunia Lain / Pendamping Sakti / Tamat
Popularitas:69.5k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

Harap membaca Novel JERAT CINTA DEWI ULAR biar gak bingung sebelum membaca novel ini.

Dua cinta yang terpisah karena beda dunia. akan kekuatan cinta mampu mempersatukan mereka kembali?

Akankah ada jalan bagi mereka untuk menemukan cinta yang hilang..

Ikuti kisah perjalanan cinta anata Kenzo dan Adhisti yang harus terpisah karena dunia mereka yang tidak sama..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tiga Puluh Satu

"Dimana kamu, Sayang?" ucapnya dengan lirih. Ia bahkan tak.melihat sang ibunda yang biasanya sudah berada dirumah dan selalu menjaga Dewi Pandita kemanapun pergi.

Ia memutuskan untuk pergi mencari. Berbekal lampu minyak berbahan solar. Ia menuruni anak tangga dan menyusuri jalanan untuk menemukan puterinya.

Hatinya semakin gelisah. Debaran didadanya bergemuruh karena sebuah perasaan yang tak nyaman.

Ia mempercepat langkahnya, dan saat hampir dipenghujung jalan, ia melihat sebuah sepeda yang bukan milik puterinya. Sepeda itu masih terlihat baru, namun tas ransel, sepatu bolong dan berbagai barang lainnya adalah milik Dewi Pandita, hanya saja dibagian jok belakang ada beberapa barang lainnya yang cukup banyak dan diikat dengan menggunakan tali rafia.

"Darimana Dewi Pandita mendapatkan ini semua? Aku merasakan aroma tubuh ayahnya melekat disini, namun kemana Dita?" ia mengalihkan pikirannya.

Ia mengedarkan pandangannya pada sekitarnya dengan menggunakan lampu minyaknya, dan sesaat ia melihat jejak kaki sang Elang serya tapak sepatu Dewi Pandita yang terlihat baru saja mengalami pertempuran.

"Dita," ucapnya dengan lirih dan pandangan yang nanar, ia merasakan sebuah bahaya yang cukup besar sedang terjadi pada puterinya.

Saat bersamaan, ia mendengar suara erangan kesakitan tak jauh dari tempatnya berdiri, begitu samar dan lirih yang terbawa angin.

"Hah, ibu!" pekiknya. Lalu mencoba menajamkan pendengarannya dan mencari keberadaan dimana suara tersebut yang ia yakini adalah suara ibunya- Dewi Asri.

Ia menyusuri semak, dan suara itu semakin lama semakin dekat terdengar, dan terlihat ditak jauh dari tempatnya Dewi Asru sang ibunda sedang mengalami luka yang cukup parah.

"Ibu, pekiknya dengan sangat panik. Ia bergegas menghampiri, dan meletakkan lampu minyak yang terbuat dari bekas kaleng minuman alumunium.

Ia membantu sang ibunda untuk berdiri. Lalu memapahnya. "Apa yang terjadi, Bu?" tanyanya dengan nada penuh kekhawatiran yang cukup besar.

"Elang itu mencoba menangkap Dewi Pandita," ucap Dewi Asri.

"Hah, A-apa?" tanyanya dengan wajah yang pucat dan bibirnya bergetar. Bahkan tubuhnya seakan lemah saat mencoba memapah sang ibunda.

"Aku akan membawa ibu pulang ke rumah, dan setelah itu aku akan mencarinya, aku akan menemukan Elang itu," ucapnya dengan nada berapi-api.

Ia membawa pulang tubuh sang ibunda yang sedang terluka parah dan mengalami robek dibagian perutnya.

Saat mereka melewati sepeda yang ia yakini milik puterinya, ia membawanya serta, sebab disana ada banyak buku yang dibutuhkan oleh Dita.

Setelah tiba dirumah panggung yang mereka tempati, ia membaringkan tubuh sang ibunda, dan mencoba membalut luka tersebut dengan beberapa ramuan yang yang ia ciptakan untuk menyembuhkan luka.

Semua itu terdiri dari daun senduduk dan juga pinang tua yang ia haluskan dan ditempelkan pada luka tersebut untuk menghentikan pendarahannya, lalu membalutnya dengan kuat.

"Aku akan mencari Dita, ibu tetaplah tenang dirumah," Adhisti mengingatkan sang ibunda, dan ia akan melangkah keluar dari rumahnya.

Hari sudah sangat gelap, dan terlihat bulan purnama menyembul sangat jelas dilangit dan membuat cahaya yang cukup terang pada sekitarnya.

Saat bersamaan, sekelebatan bayangan melintas didepan rumahnya. Aroma kenanga menguar cukup kuat, dan ia merasakan kehadiran satu sosok makhluk yang selama ini juga menjadi pengincar Dewi Pandita.

Namun kali ini tujuannya adalah Dewi Asri yang saat ini sedang sekarat.

Ia akan merampas kekuatan yang akan diwariskan pada Dewi Pandita dari sang Siluman Ular Kobra.

Adhisti menjadi dilema, apakah ia akan mencari Dewi Pandita, atau menyelamatkan sang ibunda yang saat ini sedang bersemedi dalam mengobati lukanya.

Ditengah kebimbangannya ia harus segera memutuskan apa yang harus ia lakukan, dan meskipun ada dua jiwa yang ia pertaruhkan.

Ditengah kebimbangannya, ia menatap Supermoon yang semakin terlihat membesar dan memberikan cahayanya yang cukup sangat benderang. Hatinya sangat penuh kekhawatiran.

"Wahai Sang Penguasa Langit dan Bumi, aku titipkan puteriku pada penjagaan-Mu dikala aku tak dapat menjaganya." ia melangitkan doanya dan berharap jika sang Maha Kuasa mendengarkan segala harapannya.

Wuuuuusssh

Hawa panas mulai menyebar disekitarnya. Adhisti melompat dari atas rumahnya, lalu menembus pagar ghaib dan mendarat diatas tanah yang keras dan sekitar nya terlihat lengang, bahkan tak ada suara jangkrik yang berbunyi, sebab merasakan kehadiran sesuatu aura yang sangat gelap.

Pohon-pohon pinus yang tumbuh tinggi menjulang menambah kesan bagaikan sosok tinggi besar yang ikut mengawasinya.

Wuuuus

Sesaat Adhisti melihat satu kelebatan bayangan yang menuju ranting pohon pinus dan tak jauh dari tempatnya berdiri.

Aroma daun pinus menyebar disaat malam hari bersama angin yang bertiup dengan hawanya yang berbeda saat malam ini.

Satu sosok wanita tua berkeriput berambut panjang menjuntai dengan warna putih abu-abu dan terbakar dibagian sisi kirinya terlihat sedang duduk dengan posisi terbalik kepala dibagian bawah.

Gaun merahnya juga terlihat terbakar dan membuatnya terlihat compang camping, hingga memamerkan kulit tubuhnya yang berkeriput dan semakin terlihat sangat buruk.

Adhisti meraih tombak yang tersembunyi dibalik pinggangnya secara ghaib, lalu bersiap menghunusnya dengan sikap siap menyerang.

"Hihihihihihihihiii...," ia tertawa cekikikan sembari memperlihatkan taringnya yang menyembul keluar bersama barisan giginya yang sudah karatan.

Wuuuiiisssh...

Sosok itu melesat turun dan melayang menuju ke arah Adhisti, dan ujung tombaknya siap untuk menyambut datangnya sang lawan yang sudah menyerangnya.

Dengan menghunuskan ujung tombaknya, Adhisti memutar tubuhnya dengan cepat, lalu menghujamkan

Sosok itu menghindar, dan serangan Adhisti hanya mengenai angin belaka.

Sosok Kuntilanak yang tak lain adalah Nini Maru menyeringai dengan senyumnya yang mengerikan.

Ia mengangkat kedua tangannya sejajar dada, dengan kukunya yang meruncing dan sangat panjang.

Saat bersamaan, sosok itu memutar tangannya dan membentuk sebuah kepulan asap hitam yang terus bergulung bagaikan sebuah bola yang berputar, dan setelah merasa sangat cukup tepat, ia melemparkan bola asap hitam itu pada Adhisti yang masih bersiap dengan serangannya.

Wuuuuuusss

Bola asap hitam itu melesat dengan cepat dan menyerang ke arah Adhisti, lalu dengan cepat ia menangkisnya dengan menggunakan tombaknya.

Seketika bola asap hitam itu terpental dan terbuyar menjadi kumpulan para makhluk berupa.anak ular hitam yang berjumlah cukup banyak.

Ular-ular itu melayang diudara, lalu kembali membentuk bola asap yang kemudian melesat menyerangnya.

Kali ini Adhisti tak ingin melepaskannya, ia kembali balik menyerang bola asap hitam untuk memberikan ujung tombaknya.

Craaaaash

Suara hujaman yang mengenai beberapa anak ular siluman yang sedang dikendalikan oleh Nini Maru.

Treeeeeeks..

Ular hitam itu terbakar saat mengenai ujung tombak milik Adhisti.

Namun sisanya kembali menyerangnya, dan saat Adhisti sibuk untuk memusnakan para ular hitam itu, Nini Maru melirik ke arah gubuk yang ada dibelakangnya.

Ia melihat jika seseorang sedang bersemedi dan mencoba memulihkan tenaga dalamnya.

1
Bunggo Sikumbang
thor belum nongol itu asmara cinta dua titisan.
Anna Andriani
yang bikin cerita ini otaknya pasti encer banget, bisa bikin cerita novel keren bengini👍👍👍👍👍 5 jempol untuk penulisnya
Siti H: makasih hadirmu😘
total 1 replies
Dyana
luar biasaaa, bagusss, imajinasi author sgt kreatif dan ga mbosan kn.... pnataankata demi kata ny jg bagus.. good job Thor... mg sllu sehat dan brkaryaa..
Siti H: singgah di novel buhul ghaib, Kak..
Siti H: Makasih, Kakak😘
total 2 replies
Dyana
sayang author sekebonnn........ sabar menggunakan kisah2 selanjutnya..... 🫦
Siti Yatmi
aku kangen cerita adhistiiii
Siti H: akhir bulan, ya Kakak
total 1 replies
Radhita Indrawati
senengnya si Dita
Radhita Indrawati
mahal tuh pasti berliannya /Drool/
Radhita Indrawati
huuhhh
Radhita Indrawati
lama sekali Dita ketemu papanya
Radhita Indrawati
mama Endah kelamaan mikirnya
Siti Yatmi
akhhhh..jgn tamat Thor ...baru juga bahagia ini baca nya, kenapa udh mo tamat ...
Siti H: nanti dilanjutin dinovel berikutnya
total 1 replies
Lilik Sriyani
tamat atau gimana ini ceritanya ?
Siti H: ntar dilanjut di novel berikutnya
total 1 replies
Muhammad Kevin
cowok khayalan lu letoy bngt ya thurboo🤣🤣🤣🤣🤣🖕🐶
YuniSetyowati 1999
Akhirnya
YuniSetyowati 1999
Sungguh aku takut baca ini mak.Horror banget.
YuniSetyowati 1999
Love you too
YuniSetyowati 1999
Ppnya bagus Mak 🥰🥰🥰🥰 Ok aku tunggu.
YuniSetyowati 1999
Iya pa sebentar Nanti penjelasan dibelakang.Sekarang Kenzo mau nidurin pentungnya Kenzo bangun 😅😁
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndini Andana
Asmara Cinta Dua Titisan Gaib
satu masih keturunan siluman ular🐍
satu masih keturunan kunti 👻
Ai Emy Ningrum: gajah 🐘 itu mah
Siti H: ekornya bertambah depan dan belakang
total 7 replies
Bocah Angon
suka banget karya nya certnya seru selalu buat penasaran yg baca ceritanya juga gak ngebosenin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!