"Aku ingin bercerai karena aku sudah tahu maksud busuk mu! Tidak ada hubungannya dengan Rose! Aku tidak pernah mencintaimu sejak awal. Kau telah merampas posisi Rose sebagai istriku!"
"Selama aku tidak menandatangani surat cerai, itu tetap dianggap selingkuh! Dia tetaplah perusak rumah tangga!"
Setiap kali Daisy melawan ucapan Lucifer, yang dia dapatkan adalah kekerasan. Meskipun begitu dengan bodohnya dia masih mencintai suaminya itu.
"Karena kamu sangat ingin mati, aku akan mengabulkannya!"
Kesalahpahaman, penghianatan, kebohongan. Siapa yang benar dan siapa yang salah. Hati nurani yang terbutakan. Janji masalalu yang terlupakan. Dan rasa sakit yang menjadi jawaban.
Apakah kebenaran akan terungkap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little turtle 13, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Semakin Rumit
Lucifer tertawa sambil mengusap wajahnya dengan gusar.
"Kau sungguh pandai berpura-pura lemah, Daisy! Tidak heran kamu dikenal suka mencuri simpati orang lain!"
Zyran tidak tahan lagi dengan ucapan sikap Lucifer yang sedari tadi terus merendahkan Daisy. Makanya Daisy begitu keras pada dirinya sendiri, batin Zyran.
Zyran membantu Daisy untuk duduk, kemudian berbalik dan menatap Lucifer dengan emosi. Perlahan dia mendekat, menepuk pundak Lucifer dan berbisik,
"Aku yang mengajaknya keluar. Apa yang akan kau lakukan jika aku benar-benar sedang mengejarnya? Bukankah kau sendiri yang memintanya untuk bercerai? Mengapa kau harus peduli?"
Mendengar perkataan Zyran, emosi Lucifer semakin memuncak. Dia mengepalkan tangannya bersiap untuk melayangkannya kepada pria yang tersenyum penuh dengan provokatif di hadapannya.
"Apa kau tidak ingat beberapa tahun yang lalu saat kau dalam masa percobaan, kau kalah saing denganku dan hampir mengacaukan perusahaan keluargamu? Dan sekarang kau berbicara begitu percaya diri di hadapanku? Sungguh tidak tau malu!" ucap Lucifer tak kalah provokatif.
"Ahh..aku lupa. Kau sudah punya perusahaan sendiri yang berdiri dengan sukses. Apa karena itu kau menjadi sombong?" lanjutnya.
Lucifer menepis tangan Zyran dengan kasar, lalu menepuk dadanya untuk mendorongnya menjauh.
"Apa kau tidak bisa melihat bahwa dia masih mengikuti ku seperti seekor anjing? Aku bahkan tidak bisa menyingkirkannya. Dan dengan percaya diri kau mau membuatnya berpaling padamu?" ucap Lucifer sambil menatap Daisy.
Setelah mengucapkan kalimat-kalimat yang membuat Zyran diam, Lucifer merangkul pinggang Rose dan berkata, "Ayo pindah, daripada aku harus memuntahkan kembali makananku.." kemudian berpaling pergi.
Zyran sedikit terkejut saat mengetahui bahwa Lucifer dengan mudahnya memperlakukan Daisy dengan buruk. Daisy yang lembut dan penuh perhatian berubah menjadi gadis yang penakut di hadapan Lucifer.
Zyran menyesal karena tidak pergi lebih awal. Jika dia tidak memulai obrolan yang tak penting itu, mereka pasti tidak akan bertemu dengan Lucifer.
Daisy bangkit dari kursinya, masih dengan tubuhnya yang gemetar. Dia meraih tasnya, lalu berkata pada Zyran, "Maaf, aku harus pergi. Tolong jangan hubungi aku lagi.." kemudian berlari pergi.
Zyran berdecak kesal, lalu mengejar Daisy. "Daisy, aku akan mengantarmu pulang. Maafkan aku, jika saja ak-"
"Cukup!" Daisy berbalik dan menghentikan ucapan Zyran dengan bentakan nya. Derai air mata membasahi wajah cantiknya.
Menyadari bahwa dia tiba-tiba kehilangan kesabarannya, dia tersenyum pahit.
"Aku tahu betapa baiknya kamu kepadaku, tetapi orang yang aku cintai adalah Lucifer. Aku hanya mencintainya, apakah kamu mengerti? Maafkan aku, Zyran.."
Zyran menatap punggung Daisy yang semakin menjauh dan menghilang. Perasaan campur aduk Zyran rasakan. Dia sangat khawatir.
...****************...
Setelah Daisy sampai dirumah, dia berlari masuk dan bahkan mengabaikan teriakan Bibi Marlin di belakangnya.
Dia berlari ke kamarnya, melepas semua pakaiannya dan melemparkannya ke sembarang arah. Kemudian masuk ke kamar mandi, menyalakan shower dan duduk meringkuk di lantai sambil menangis.
"Apa aku tidak berhak bahagia?"
"Bunda bilang aku akan jadi gadis yang paling bahagia. Tapi nyatanya setelah mengucapkan kalimat itu Bunda meninggalkan ku sendirian di dunia ini!"
"Dulu Lucifer juga mengatakan hal yang sama. Dan nyatanya sekarang?"
"Apa aku memang mudah untuk dibodohi?"
"Kenapa? Kenapa?!!" teriak Daisy sambil memukuli kepalanya.
"Kenapa aku sangat bodoh dengan menganggap serius semua ucapan mereka?!"
Selama hampir satu jam suara tangis menggema dalam kamar mandi. Saat dia akhirnya tenang, Daisy keluar dengan robe nya dan berbaring di tempat tidur.
Dia mengangkat tangannya dan menutupi matanya dengan lengannya. Dia menyesali bahwa dia setuju untuk pergi keluar dengan Zyran. Sejak awal dia tahu kalau itu hal yang salah.
Tiba-tiba, telepon berdering. Daisy bangun dari tempat tidurnya untuk mencari tas nya, berharap panggilan itu dari Lucifer.
Dokter Ghea. Nama yang terlihat di layar ponselnya. Dengan kecewa Daisy menolak panggilan itu.
Namun ponselnya kembali berdering dengan nama yang sama. Daisy memejamkan matanya beberapa saat, kemudian menghela napas pasrah dan menjawab teleponnya.
"Bagaimana keadaanmu? Sudah waktunya kamu-"
"Maaf menyela, Dokter Ghea. Saya rasa, saya tidak perlu melanjutkan pengobatan lagi. Saya tau ini tidak baik untuk kondisi saya. Tapi saya rasa ini sudah cukup. Saya harap anda bisa mengerti.."
Tidak ada jawaban dari seberang sana. Setelah beberapa saat kemudian, Dokter Ghea menjawab, "Baiklah, saya mengerti. Jika terjadi apa-apa segera hubungi saya atau datang ke Rumah Sakit.."
Setelah menutup telepon, Daisy membuka kontak telepon di ponselnya. Dia memutus semua hubungan dengan teman-temannya sejak menikah.
Ding~
Notifikasi pesan masuk dari Zyran. Daisy penghela napas panjang, kemudian meletakkan ponselnya dan menatap langit-langit kamarnya.
Dia mengabaikan ponselnya yang terus berdering karena panggilan masuk. Beberapa notifikasi pesan juga terus terdengar. Sebenarnya hal itu membuat Daisy sedikit merasa bersalah. Dia pergi dalam keadaan seperti itu pasti telah membuat Zyran cemas.
"Mengingat sifatnya, kalau aku tidak membalas pesannya dia pasti akan mencari sampai ke rumah ini hanya untuk memastikan keselamatan ku.." gumam Daisy.
Akhirnya Daisy memutuskan untuk membuka pesan yang berbaris-baris itu.
^^^'Apa kamu sudah sampai rumah?'^^^
^^^'Daisy? Apa kamu baik-baik saja? Kamu sudah di rumah, kan?'^^^
^^^'Aku mohon, tolong berikan aku sedikit petunjuk kalau kamu baik-baik saja..'^^^
^^^'Maafkan aku, aku tau semua ini adalah salahku. Aku seharusnya tidak mengajakmu keluar..'^^^
^^^'Tolong jangan membenciku..'^^^
^^^'Aku janji tidak akan mengganggumu lagi..'^^^
^^^'Tapi jangan merasa sungkan kalau kau membutuhkan bantuan ku. Aku akan selalu ada untukmu..'^^^
Melihat pesan itu dari Zyran membuat hati Daisy merasa tidak nyaman. Dia merasa bersalah karena telah membentak dan melampiaskan kemarahannya pada Zyran. Tapi setelah semua perlakuan itu dia masih sangat peduli padanya.