Bella putri Jonathan usia 20 tahun gadis berpenampilan cupu, dibalik penampilannya itu ia gadis cantik dan cerdas namun semua itu ia sembunyikan
Alexander William Smith umur 26 tahun dijuluki king mafia berdarah dingin tidak memiliki belas kasihan dan tidak ragu ragu untuk melakukan apapun untuk mencapai tujuannya pengusaha nomor 1 didunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anti Anti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
Tetap awasi, jangan biarkan mereka hilang dari pandanganmu. Mereka harus tahu akibat bermain denganku," ujar Bella, entah siapa temannya berbicara.
Kini Bella sedang di taman, memandang hamparan bunga tulip.
"Nak, ternyata kamu disini. Mom mencarimu dari tadi," ujar Mom Ana.
"Eh, Mom, maaf membuat Mom repot. Tadi Bella hanya ingin berkeliling, tak sengaja menemukan taman bunga ini yang begitu indah, Mom," ujar Bella.
"Apa kamu suka bunga? Sayang, ini adalah taman bunga Mom dan Mami Ara dulu. Kami sangat suka menanam bunga," ujar Mom Ana.
"Benarkah? Tapi kenapa hanya Mom dan Mami Ara yang menanam? Yang lain apa tidak menyukai bunga?" tanya Bella.
"Bukan tak suka, sayang. Bunda Shasa sama Mom Friska memiliki hobi sendiri. Kalau Bunda Shasa, dia sukanya menanam tanaman obat-obatan, dan letaknya ada di belakang, samping kanan manson ini. Sedang Mom Friska, ia lebih suka bekerja di depan komputer. Jadi, itu kenapa hanya Mom dan Mami Ara yang menanam bunga," ujar Mom Ana.
"Wah, ternyata mereka hebat, ya? Bella jadi penasaran, seperti apa tanaman obat-obatan milik Bunda Shasa," ujar Bella.
"Nanti kamu akan tahu, Nak. Sekarang kita masuk dulu, yang lain sudah menunggu kita untuk makan siang," ujar Mom Ana, dengan perhatian pada menantunya itu.
"Tapi, Mom, Bella..." ujar Bella, menunduk.
"Tenang, sayang. Mom percaya kok, kalau putri Mom tidak mungkin melakukan itu. Ayo, tenang saja, ada Mom," ujar Mom Ana.
Di ruang makan:
"Kemana sih itu anak? Bikin orang kelaparan saja. Mau makan aja nyusahin orang," ujar Mega, memanas-manasi.
"Kamu diam deh, Mega. Mungkin Bella lagi di luar sebentar, pasti mereka datang," ujar Keyla, memandang tak suka pada Mega karena sifatnya yang centil, suka mencari perhatian.
"Iss, Papi, lihat tu Key. Kenapa sih belain Bella? Padahal Mega hanya mengungkapkan kebenaran. Kasihan nih, cacing di perut Mega udah bunyi dari tadi," ujar Mega, bermanja pada Papi King.
"CK, dasar drama," ujar Gea, memutar bola matanya, malas melihat kelakuan Bella.
"Nah, itu mereka," ucap Sandra, melihat kedatangan Mom Ana bersama Bella.
"Maaf semuanya, sudah membuat kalian menunggu," ujar Mom Ana, merasa bersalah pada para saudaranya itu.
"Hmmm, duduklah," ujar William, mengarahkan agar istrinya dan Bella cepat duduk untuk makan.
Sedang Bella, ia menatap menu di meja makan itu dalam diam, tanpa menyentuhnya, hingga usapan pada tangannya menyadarkan Bella.
"Nak, makanlah. Apa perlu Bunda ambilkan?" ujar Bunda Shasa, yang berada di samping Bella, karena dari tadi melihat Bella hanya diam tanpa menyentuh hidangan di meja.
"Maaf, Bunda. Bella tidak makan makanan seperti ini," ujar Bella, menunduk.
"Ya, elah, makan aja susah. Dasar manja," ujar Mega, menatap sinis Bella.
"Maaf semuanya, jika Bella membuat kalian tidak nyaman. Namun, Bella benar-benar tidak bisa memakan hidangan ini. Bukan karena Bella tidak menghargai, namun hidangan ini tidak cocok untuk tubuh Bella," ujar Bella.
"Astaga, Nak. Apa kamu alergi? Kenapa tidak mengatakan dari tadi? Tunggu biar Mom panggilkan maid supaya siapkan makanan untuk kamu," ujar Mom Ana, dengan cepat merespon.
"Tidak perlu, Mom. Biar Bella sendiri yang ke dapur," ujar Bella, mulai beranjak dari duduknya dan menuju dapur.
"Lihatlah semuanya yang dilakukan wanita jalang itu. CK, tidak ada sopannya," ujar Mega, sinis.
"Diamlah dan habiskan makananmu," ujar Felix, akhirnya bersuara setelah melihat drama pagi ini. Ia menatap Mega dengan malas.
"Sial, rencanaku gagal," ujar Mega, kesal. "Tapi aku tidak akan menyerah. Jika kali ini gagal, maka tidak untuk lain kali," ujarnya kembali tersenyum licik.
"Tidak akan kubiarkan kamu bisa mencelakaiku. Aku pastikan setiap rencanamu tidak akan ada yang berhasil," bisik Bella di belakang Mega.
"Kamu apa yang kamu lakukan di sini?" ujar Mega, terkejut kehadiran Bella tiba-tiba.
"Heh, aku tahu kamu mencampurkan sesuatu di makananku. Tapi jangan harap aku bisa masuk dalam jebakanmu. Dan satu lagi, lakukanlah semampumu, dan aku akan terus menggagalkannya," ujar Bella, berlalu meninggalkan Mega.
"Hahahah, jangan bermimpi. Aku yakin rencana lan kali tidak akan gagal. Aku pastikan kamu dicampakan di keluarga ini, dan Alex akan menjadi milikku," ujar Mega.
Seketika langkah Bella terhenti. "Jangan mimpi," ujarnya tanpa berbalik ke arah belakang, kemudian meninggalkan Mega.
"Sial, aku kira dia perempuan bodoh. Aku harus memikirkan rencana yang matang untuk menyingkirkan dia," ujar Mega, mengepalkan tangannya.