NovelToon NovelToon
PENYAMARAN CEO

PENYAMARAN CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Gaharu Wood

CEO perusahaan literasi ternama, Hyung menjual dirinya di situs online sebagai pacar sewaan hanya karena GABUT. Tak disangka yg membelinya adalah karyawati perusahaannya sendiri. Ia terjebak satu atap berminggu-minggu lamanya. Benih-benih asmara pun muncul tanpa tahu jika ia adalah bosnya. Namun, saat benih itu tumbuh, sang karyawati, Saras malah memutuskannya secara sepihak. Ia tak terima dan terpaksa membongkar jati dirinya.

"Kau keterlaluan, Saras. Kau memperlakukanku semena-mena tanpa menimbang kembali perasaanku. Lihat saja! Kau akan datang padaku secara terpaksa ataupun patuh. Camkan itu!"

Ia pun ingin membalas terhadap apa yang pernah Saras lakukan padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gaharu Wood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHILANGAN

Dua bulan kemudian...

Tiba saatnya bagi Hyung untuk wisuda atas gelar S1-nya. Tapi sayang, sang nenek tidak bisa ikut menghadiri acara karena faktor kesehatan yang memburuk. Nenek Hyung berdiam diri di rumah karena rasa pusing yang begitu berat dirasakannya. Hyung pun akhirnya berangkat sendiri ke acara tersebut tanpa ada yang menemaninya. Rencana ibu dan ayah Hyung akan segera menyusul putranya.

Ayah dan ibu Hyung sangat sibuk mengumpulkan pundi-pundi emas di setiap harinya. Mereka jarang bisa bertemu dengan Hyung ataupun neneknya. Untuk pertemuan satu bulan sekali pun hanya bisa dilakukan lewat video call keluarga. Sedang untuk bertatap muka langsung hanya bisa dilakukan satu kali dalam setahun. Tentunya di setiap hari raya. Maka dari itu Hyung sudah terbiasa hidup tanpa kedua orang tuanya.

"Hyung Kimra dari Fakultas Bisnis dan Manajemen berhasil menyelesaikan studi S1 tepat pada waktunya. Silakan kepada Ananda Hyung naik ke atas panggung dan menerima penghargaan."

Dan begitulah yang dikatakan oleh dosen pembaca acara wisuda kali ini. Hyung dengan busana wisudanya pun naik ke atas panggung untuk menerima sertifikat penghargaan dari pihak kampusnya. Tampak raut semringah menghiasi wajahnya. Hyung berhasil menyelesaikan studi S1-nya dengan nilai yang memuaskan.

Nenek, aku berhasil!

Ia pun mengangkat sertifikat dan toga itu di hadapan para wisudawan dan wisudawati yang hadir. Hyung begitu gembira sekali. Ia ingin cepat pulang dan mengabarkan kegembiraan ini.

Beberapa jam kemudian...

Ayah dan ibu Hyung datang di akhir acara dan berfoto bersama putra semata wayangnya. Keduanya melakukan penerbangan dari luar negeri untuk menghadiri acara wisuda putranya. Tapi rupanya kedatangan mereka tidak membuat Hyung bahagia. Hyung ingin neneknya lah yang hadir di sana. Tapi ternyata sang nenek tidak bisa.

Kini Hyung baru saja sampai di rumah neneknya. Ia pun lekas-lekas keluar dari mobil sambil membawa toga dan bunga. Hyung berniat memberikan semua itu kepada neneknya. Namun, keadaan rumah menjelang siang ini tampak sepi. Seperti tidak ada kehidupan di dalamnya. Hyung pun segera memanggil neneknya.

"Nenek, aku pulang! Aku membawa toga!"

Dengan semringah Hyung mencari neneknya. Sedang sang ibu dan ayah menyusul Hyung masuk rumah. Namun sayang, Hyung tidak juga menemukan neneknya.

"Nenek di mana ya?" Hyung pun mencoba ke belakang rumah.

Hyung membuka pintu halaman belakang rumah. Dan ternyata hanya terlihat pepohonan dan kebun kecil milik sang nenek. Nenek Hyung tidak ada juga di sana. Hyung jadi cemas seketika. Ia tidak menemui sang nenek di rumahnya.

Pada akhirnya ia kembali ke depan rumah untuk menemui ayah ibunya. Tapi saat baru sampai di depan pintu, Hyung melihat sang ayah sedang berbicara dengan tetangga neneknya. Saat itu juga Hyung mendengar sendiri apa yang terjadi. Toga dan buket bunga pun terlepas dari pegangan tangannya.

Tidak. Tidak mungkin.

Menjelang siang ini menjadi saksi kedukaan hatinya. Hyung harus mendengar kabar yang tak mengenakan hatinya. Sang nenek masuk rumah sakit dan kini sedang koma.

Setengah jam kemudian...

Pria bersweter putih itu berlari cepat menuju sebuah ruangan yang ada di rumah sakit ibu kota. Ia pun mencoba masuk ke dalamnya. Tapi ternyata ruangan sudah dikunci. Hyung pun begitu panik saat mengetahui keadaan neneknya. Nenek Hyung jatuh koma sesaat setelah Hyung berpamitan akan berangkat wisuda.

Nenek, nenek harus sembuh. Aku tidak ingin mendengar hal yang tidak-tidak, Nek.

Tak lama sang ayah dan ibu pun menyusulnya. Mereka ikut berlari untuk mengetahui keadaan sang ibu. Dan tak lama dokter yang menangani nenek Hyung keluar dari ruangan tindakan.

"Dok, bagaimana nenek saya?" Hyung pun segera menanyakannya.

"Anda cucunya?" tanya dokter ke Hyung.

Hyung mengangguk.

Dokter turut prihatin. "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi mungkin Tuhan berkendak lain. Nenek Anda sudah meninggal sebelum sampai ke rumah sakit ini." Dan begitulah yang dokter kabarkan.

"Apa?!!" Hyung pun tak percaya.

Dokter menepuk pundak Hyung. "Almarhum sempat menitipkan pesan sebelum mengembuskan napas terakhir. Beliau ingin melihat cucunya yang bernama Hyung berhasil. Beliau sangat mencintai cucunya. Hanya itu yang dapat kami sampaikan." Dokter turut berduka cita.

Saat mendengarnya, saat itu juga Hyung merasa dunia ini runtuh seketika. Ia tidak mempunyai pijakan ataupun atap yang dapat melindunginya dari badai. Kedua orang tua Hyung pun mendengar sendiri apa yang dikatakan oleh dokter. Mereka menitikkan air mata kesedihannya. Sedang Hyung jatuh lemas di lantai rumah sakit. Seakan tak ada lagi kekuatan yang dimilikinya.

Nenek ....

Ia pun tertatih menemui jasad neneknya. Hatinya hancur, napasnya tersengal seketika. Hyung seperti kehilangan udaranya. Orang yang dicintainya telah meninggalkannya. Dan kini hanya duka yang tersisa.

Nenek ... kenapa ... kenapa semua ini harus terjadi saat toga itu kudapatkan ...???

Duka dan tangis kesedihan itu melanda Hyung. Hyung kehilangan sang nenek untuk selama-lamanya. Ia pun menangis di hadapan jasad sang nenek. Memeluk jasad yang sudah tak bernyawa dengan kesedihan yang mendalam dari hatinya. Membenarkan jika setiap pertemuan itu ada perpisahannya. Dan Hyung mengalaminya.

Pemakaman sang nenek...

Hari itu juga dilangsungkan pemakaman sang nenek. Hari itu juga Hyung mulai berdiam diri. Hatinya pilu, duka merenggut kebahagiaannya. Hyung tak menyangka semua akan berlalu secepat ini. Ia pun menatap langit yang jauh di sana. Ia berharap neneknya bahagia. Karena hanya hal itu yang bisa dilakukannya.

Sekarang nenek tidak kesepian lagi. Nenek sudah menemui kakek di sana. Tapi kini aku yang kesepian, Nek. Aku tidak punya teman lagi. Aku juga tidak tahu harus apa saat ini. Mungkin aku akan beristirahat saja dari lelahnya kehidupan ini. Doakan aku dari sana, Nek. Sampaikan salamku kepada Kakek. Aku akan ingat semua pesan nenek. Aku menyayangi kalian. Tenanglah di sana. Jangan khawatirkan aku di sini.

Hujan rintik-rintik pun mulai turun. Satu per satu pelayat meninggalkan area pemakaman. Ayah dan ibu Hyung pun mengajak putranya untuk pulang. Mereka tampak bersedih namun tidak dapat diungkapkan.

1
Restu Apih
makin g masuk akal j thor
Restu Apih
aneh
Restu Apih
garing Thor....
YuniSetyowati 1999
Lah kok lemas?kan kau sendiri yg cari & byr pacar sewaan.🤦
Kaget ya karena dia tamvan 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!