(Warning🌶️)
Amina, gadis cantik yang adopsi oleh keluar konglomerat dari sebuah panti asuhan, dan memiliki seorang Kakak angkat bernama Stevan.
Semasa mereka kecil, Stevan selalu memberi perhatian dan kasih sayang sebagai seorang Kakak, hingga dengan berjalannya waktu mereka pun tumbuh dewasa, dan kasih sayang yang diberikan oleh Stevan membuat orang-orang sekitar merasa tak nyaman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Lina
...Tanpa menunggu sedetik pun, Stevan bergegas keluar dari ruangannya, menyusuri lorong perusahaan dengan langkah lebar menuju lift untuk turun ke lantai dasar....
...Tak lama kemudian, mobil sport berwarna merah menyala miliknya meluncur dengan kecepatan tinggi meninggalkan area perusahaan. Dalam waktu singkat, ia tiba di depan gerbang kampus dan langsung keluar dari mobil, berjalan cepat memasuki area kampus....
"Di mana Amina?" tanya Stevan dengan nada mendesak kepada sekelompok mahasiswa yang tengah berkumpul di depan ruang Rektor.
"Di dalam, Tuan," jawab seorang mahasiswa laki-laki.
...Dengan langkah cepat dan penuh amarah, Stevan menerobos kerumunan mahasiswa itu dan masuk ke dalam ruang Rektor. Kehadirannya yang tiba-tiba dengan tatapan murka membuat semua orang di dalam ruangan itu tersentak kaget....
"T-Tuan, Anda-"
"Anda tidak pantas menduduki posisi Rektor. Sebaiknya Anda bersiap dan segera angkat kaki dari kampus ini!" tekan Stevan dengan suara dingin penuh amarah.
...Kemudian, ia berjalan menghampiri Amina yang sedang duduk lemah di sofa, ditemani oleh Kevin yang tampak khawatir....
"Minggir!" sentak Stevan menatap Kevin dengan tatapan setajam pisau.
"Dia pacarku, dan aku akan segera membawanya ke rumah sakit," balas Kevin dengan nada tegas, menolak permintaan Stevan.
"Bajingan!" umpat Stevan geram.
...Ia meraih kerah baju Kevin dengan kasar dan menariknya paksa berdiri dari sofa....
Bruk!
...Sebuah pukulan keras dari Stevan menghantam telak wajah Kevin, membuatnya terhuyung mundur hingga membentur beberapa perabotan di ruangan itu, menimbulkan suara gaduh dan kerusakan....
"Kubilang minggir, ya minggir!" desis Stevan seraya kembali mendekati Kevin yang terkapar.
"Kak... hiks... hiks... hiks..." Lirih tangis pilu Amina menyentuh relung hati Stevan yang tengah diliputi amarah.
...Ia segera berbalik dan melangkah mendekati Amina. Dengan raut wajah penuh kekhawatiran, Stevan berjongkok di hadapan gadis itu....
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Stevan lembut, tangannya terulur perlahan menyentuh pipi Amina yang lebam.
"Aku takut, Kak... tolong bawa aku pergi dari sini..." lirih Amina dengan tubuh gemetar hebat.
...Stevan menggeram marah, rahangnya mengeras. Ia segera melepaskan jas mahalnya, lalu menarik paksa jaket milik Kevin yang masih dikenakan Amina dan melemparkannya ke sembarang arah....
"Jangan takut, ada Kakak di sini." Dengan gerakan lembut dan penuh kasih sayang, Stevan memakaikan jasnya pada tubuh Amina yang basah dan menggigil, lalu menggendongnya ala bridal style. "Mereka semua tidak akan lolos begitu saja setelah melakukan ini padamu," ucap Stevan dengan nada dingin penuh ancaman seraya berjalan keluar ruangan.
...Kemunculan Stevan yang menggendong Amina sontak membuat para mahasiswa terkejut dan segera membuka jalan. Siapa yang tidak mengenal Stevan Salvador? Putra tunggal dari keluarga Salvador yang terpandang itu adalah seorang CEO terkenal dengan reputasi dingin dan kejam, disegani oleh para pebisnis kelas kakap....
...Di kalangan pebisnis, ia bahkan dijuluki "iblis" karena sifatnya yang tidak suka bertele-tele dalam berdebat, melainkan memilih tindakan langsung untuk menghancurkan para lawannya hingga ke akar-akarnya....
...Kini, Lina telah melakukan kesalahan fatal dengan membangunkan seekor macan buas yang sedang tertidur lelap, dan ia melakukannya dengan cara yang paling berbahaya: menginjak ekornya....
"Lina... bagaimana ini? Apa benar dia adik angkat keluarga Salvador yang misterius itu? Jika benar, tamatlah riwayat kita," ucap salah satu teman Lina dengan nada panik.
...Ya, sejak Amina diangkat menjadi anak angkat keluarga Salvador, identitasnya sengaja dirahasiakan. Tujuannya adalah agar Amina dapat bergerak bebas ke mana pun tanpa perlu khawatir diculik oleh musuh-musuh Stevan yang kerap kali menjadikan anak-anak sebagai target....
"Kenapa kalian tidak memberitahuku!" bentak Lina, menyalahkan kedua temannya.
"Heh! Bukannya tadi kau sendiri yang sok berani membullynya?" balas teman Lina yang lain, tidak terima disalahkan.
"Pokoknya, aku tidak mau tahu! Kalian semua harus ikut bertanggung jawab," tegas Lina, menolak memikul beban seorang diri.
...Tak lama kemudian, dering ponsel mereka memecah keheningan. Wajah mereka seketika pucat pasi saat melihat nama penelepon: orang tua masing-masing....
...Dengan gugup dan jantung berdebar, mereka menjawab panggilan itu. Suara bentakan dan umpatan dari seberang sana langsung membungkam mereka. Sambungan telepon pun terputus....
"Aku harus pulang! Papaku murka," seru salah seorang dari mereka, bergegas meninggalkan tempat itu. Yang lain pun mengikuti jejaknya.
Sementara itu, Lina hanya bisa berdiri terpaku, wajahnya sepucat kertas, menatap kepergian teman-temannya tanpa sepatah kata pun terucap.
...(Di sisi lain)...
...Sepanjang perjalanan, Amina bersikeras untuk tidak pulang dan terus melekat pada Stevan. Menghadapi penolakan tersebut, Stevan akhirnya memutuskan untuk membawa Amina bersamanya ke perusahaan. Setibanya di sana, ia segera memerintahkan asistennya untuk mengajak salah seorang karyawan wanita membeli pakaian, termasuk pakaian dalam, untuk Amina....
(Bersambung)
