NovelToon NovelToon
JERAT SUTRA BERDURI

JERAT SUTRA BERDURI

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat / Dijodohkan Orang Tua / Mafia
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Ayu Arsila

Aruna yang sedang menikmati masa kuliahnya yang santai tiba-tiba dipaksa pulang ke rumah untuk sebuah "makan malam darurat". Ia mendapati keluarganya di ambang kehancuran finansial. Ayahnya terjerat hutang pada keluarga Gavriel, sebuah klan penguasa bisnis yang kejam. Aruna "dijual" sebagai jaminan dalam bentuk pernikahan politik dengan Damian Gavriel, pria dingin yang mempesona namun manipulatif

bagaimana cara aruna mengahadapi takdirnya?..... yuk, baca selengkapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Arsila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Sarang Sang Mitra

​Kegelapan menyergap indra Aruna. Hal terakhir yang ia ingat adalah aroma aneh seperti bunga yang busuk gas saraf itu benar-benar bekerja cepat. Saat ia perlahan membuka mata, hal pertama yang ia rasakan adalah hawa dingin yang menusuk tulang dan suara deburan ombak yang sangat keras, seolah-olah ia berada tepat di jantung samudra.

​Aruna mencoba menggerakkan tangannya, tapi ia terikat di sebuah kursi besi dingin. "Mas Damian?" panggilnya lirih. Suaranya serak, tenggorokannya terasa seperti baru saja menelan pasir.

​"Aku di sini, Aruna. Jangan takut."

​Aruna menoleh ke samping. Damian berada di kursi yang sama, hanya berjarak dua meter darinya. Meskipun terikat, Damian tampak tidak kehilangan wibawanya. Namun, Aruna bisa melihat kemarahan yang membara di mata hitam itu.

​Mereka berada di sebuah ruangan beton berbentuk melingkar. Tidak ada jendela, hanya ada lampu gantung industri yang berayun-ayun ditiup angin laut yang menyelinap lewat celah ventilasi. Di depan mereka, sebuah pintu baja besar berderit terbuka.

​Langkah kaki terdengar berirama, bergema di lantai semen. Seorang pria tua dengan setelan jas abu-abu yang sangat rapi masuk. Rambutnya disisir ke belakang dengan sempurna, dan ia memegang sebuah tongkat penyangga dengan kepala berbentuk kepala serigala dari perak.

​"Sepuluh tahun aku menunggu momen ini, Damian," ujar pria itu. Suaranya tenang, namun memiliki wibawa yang membuat Lukas Gavriel tampak seperti anak kecil yang sedang tantrum. "Kalian benar-benar membuat kekacauan yang tidak perlu di pelabuhan."

​"Siapa kau?" desis Damian. "Dan apa hubunganmu dengan kakekku?"

​Pria itu tersenyum tipis. "Namaku Silas. Aku adalah orang yang memberikan modal pertama pada Hendrik Gavriel saat dia masih bukan siapa-siapa. Aku adalah pemegang saham yang tak terlihat, pemilik dari 40% Gavriel Group yang namanya sengaja dihapus demi 'kebersihan' citra keluargamu."

​Silas duduk di sebuah kursi kulit mewah yang sudah disiapkan anak buahnya di depan mereka. "Kakekmu, Hendrik, adalah orang yang ambisius. Tapi dia takut tangannya kotor. Jadi dia memintaku menangani 'sisi gelap' bisnisnya. Sebagai imbalannya, dia menjanjikan bahwa setiap generasi Gavriel akan memberikan satu putra untuk menjadi penerusku."

​Silas menunjuk Damian dengan tongkatnya. "Lukas gagal memberikanmu padaku karena dia terlalu serakah. Dia ingin menguasai semuanya sendiri. Jadi, aku membiarkannya hancur di tanganmu. Tapi sekarang, Damian, saatnya kau melunasi hutang kakekmu."

​Aruna, yang sejak tadi menyimak dengan mata melotot, akhirnya tidak tahan untuk bicara. "Woi, Kek! Ini tahun 2025, bukan zaman kerajaan Majapahit! Hutang kakek ya urusan kakek, kenapa malah nagih ke cucunya? Kalau Kakek mau nagih, pergi sana ke kuburan kakek Hendrik, bawa papan Ouija sekalian!"

​Silas tertegun. Ia menoleh ke arah Aruna dengan tatapan tidak percaya. "Wanita ini... benar-benar tidak punya rasa takut atau memang tidak punya otak?"

​"Dua-duanya, Kek!" balas Aruna berani.

"Lagian, Kakek ini sudah tua, harusnya banyak-banyak istirahat, minum jamu, atau main catur di pos ronda. Bukannya malah nyulik orang pakai gas air mata. Tidak estetik tahu!"

​Silas tertawa. Tawa yang kering dan mengerikan. "Damian, istrimu ini sangat menghibur. Mungkin aku akan menyimpannya sebagai peliharaan di pulau ini setelah aku mengirimmu ke Rusia untuk memimpin operasi logistikku."

​Damian mengencangkan rahangnya. "Aku tidak akan pernah bekerja untukmu, Silas. Dan aku tidak akan membiarkanmu menyentuh seujung rambut pun istriku."

​"Kau tidak punya pilihan," Silas memberi isyarat pada anak buahnya. Seorang pria maju membawa sebuah koper perak. Di dalamnya terdapat sebuah detonator.

"Gudang logistik Maheswari, rumah Ibu Elena, dan kantor pusat Gavriel... semuanya sudah dipasangi bahan peledak cair yang tidak bisa dideteksi. Satu tekan, dan semua yang kau sayangi akan menguap."

​Aruna merasakan jantungnya berhenti berdetak. Ia menatap Damian, melihat dilema besar di mata suaminya. Damian yang selama ini selalu punya rencana cadangan, kini benar-benar terpojok.

​"Tunggu, Kek Silas!" teriak Aruna tiba-tiba. "Kakek bilang Kakek punya 40% saham yang tidak terlihat, kan? Tapi Kakek tahu tidak, kalau saham itu sebenarnya sudah tidak ada harganya lagi?"

​Silas menyipitkan mata. "Apa maksudmu?"

​"Tadi pagi, sebelum aku ke pelabuhan, aku menyuruh Tiara untuk memasukkan semua data aset 'gelap' yang aku temukan di brankas Lukas ke dalam sistem Blockchain publik yang terenkripsi," Aruna berbohong dengan wajah paling meyakinkan yang pernah ia buat. "Kalau aku tidak menekan kode konfirmasi setiap 12 jam, data itu akan terbuka secara otomatis ke seluruh dunia. Nama Silas, transaksi ilegal, semuanya. Kakek mungkin bisa membunuh kami, tapi Kakek akan jadi orang paling dicari oleh interpol dalam hitungan menit."

​Damian melirik Aruna. Ia tahu Aruna sedang melakukan gertakan maut (bluffing). Aruna bahkan tidak tahu apa itu Blockchain gadis itu mungkin mengira itu adalah jenis cokelat baru. Namun, akting Aruna sangat meyakinkan hingga Silas tampak bimbang.

​"Kau berbohong," ujar Silas, namun suaranya sedikit ragu.

​"Coba saja kalau berani, Kek! Lagipula, kalau kami mati, siapa yang mau urusin data itu? Anak buah Kakek yang wajahnya kotak-kotak semua ini? Mana ngerti mereka soal teknologi masa kini," Aruna mencibir.

​Di tengah keraguan Silas, Damian menyadari bahwa Aruna telah memberinya waktu. Dengan gerakan yang sangat halus, Damian mulai melepaskan sendi jempolnya sebuah teknik pelarian diri yang ia pelajari dari mantan agen spionase saat ia masih di London.

​Klik.

​Ikatan di tangan Damian melonggar. Namun ia tetap diam, menunggu momen yang tepat.

​"Berikan aku ponselmu," perintah Silas pada Aruna. "Aku ingin melihat 'sistem' yang kau bicarakan."

​"Yah, telat Kek! Ponselku kan ketinggalan di rumah saat diculik tadi. Kalau Kakek mau lihat, ya kita harus pulang dulu. Atau Kakek pinjami aku laptop yang ada WiFi-nya, tapi aku butuh seblak untuk konsentrasi. Otakku tidak jalan kalau tidak kena pedas."

​Silas berdiri, mendekati Aruna dengan amarah yang mulai memuncak. "Kau mempermainkanku, Gadis Kecil."

​Tepat saat Silas mengangkat tongkatnya, Damian meledak dari kursinya. Dalam satu gerakan cepat, ia melumpuhkan dua penjaga terdekat dan menarik Aruna hingga kursi besinya terguling, membebaskannya dari posisi statis.

​"ARUNA, LARI KE PINTU BELAKANG!" teriak Damian sambil menendang meja hingga terbalik untuk dijadikan tameng.

​"MAS, AKU MASIH TERIKAT DI KURSI! AKU LARI KAYAK KANGGURU INI!" Aruna melompat-lompat dengan kursi yang masih menempel di punggungnya, menciptakan pemandangan paling konyol di tengah aksi baku tembak yang mulai pecah.

​Damian dengan cepat memutuskan tali Aruna menggunakan pisau kecil yang ia ambil dari saku penjaga. "Pergi ke dermaga! Ada perahu kecil di sana! Aku akan menyusul setelah melumpuhkan sistem detonator Silas!"

​"Jangan lama-lama, Mas! Aku tidak mau jadi janda di pulau hantu ini!"

1
shabiru Al
aruna jeli juga yah...
shabiru Al
waduh,, bakalan jadi korban barunya aruna nih si raka
shabiru Al
ini gimana sih thor aruna bilangnya saya saya terus sementara damian bilangnya aku
shabiru Al
buset aruna masih sempet kepikiran mesen makanan onlen cod lagi 🤭
shabiru Al
tdkah aruna ingin belajar menjadi lebih cerdik,, tdk mungkin jika harus bergantung terus sama damian kan.. tak selamanya damian akan ada d sisi aruna
shabiru Al
sudah mulai falinginlop kah.... 🤭
shabiru Al
aruna yang out of the box😄
shabiru Al
nah kan bener damian mengerikan,, dia bisa merancang sekenario dengan sangat rapih
shabiru Al
kok damian sedikit mengerikan ya...
shabiru Al
aruna ya gokil abis,, berbanding terbalik dengan damian
shabiru Al
mampir ya thor....
Ayu Arsila: silahkannn🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!