Demi memenuhi wasiat sang ayah, Ziyana Syahira harus rela menikah dengan pria yang sama sekali tidak dia kenali bernama Dirga Bimantara, seorang CEO yang terkenal dengan sikap dingin dan cuek.
Belum juga reda keterkejutan Ziyana akan pernikahan dadakannya bersama dengan Dirga. Ziyana kembali di kejutkan dengan sebuah kontrak pernikahan yang di sodorkan oleh Dirga. Jika pernikahan keduanya hanya akan terjalin selama satu tahun saja dan Ziya dilarang ikut campur dengan urusan pribadi dari pria itu.
Lalu, bagaimana jadinya jika baru 6 bulan pernikahan itu berjalan, Dirga sudah menjatuhkan talak pada Ziya dan diwaktu yang bersamaan Ziyana pun di nyatakan hamil?
Mampukah Ziyana jujur jika saat itu dia tengah hamil anak dari Dirga. Ataukah, Ziyana tetap memilih untuk pergi dengan merahasiakan keberadaan sang janin yang tumbuh dalam rahim nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SWA.Bab 22
Ziya bergeming, menatap lekat tangan nya yang di genggam erat oleh tangan kekar Dirga. Sikap dan perlakuan pria itu sudah lah banyak berubah. Nada bicara yang lembut dan juga sangat amat perhatian.
Akan tetapi, semua itu tidak lah mampu meruntuhkan rasa takut dan trauma di dalam hati Ziya terhadap dirinya.
"Harus dengan cara apa, agar kamu bisa memaafkan aku dan menerima kehadiran ku tanpa adanya perasaan takut itu, Ziya?" lanjut Dirga, saat tidak ada respon sedikit pun dari istrinya.
"Aku tahu kalau aku salah. Aku juga tahu, kalau aku tidaklah pantas menerima maaf mu. Tetapi, tidak bisa kah kamu memberikan aku kesempatan untuk membuktikan jika aku yang sekarang bukan lah aku yang dulu. Enam tahun telah berlalu dari masa itu, Ziya. Sudah banyak yang aku alami dan aku pelajari yang akhirnya bisa membuat hidupku banyak berubah. Jadi, aku mohon, tolong beri aku kesempatan untuk membuktikan jika aku juga bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk kalian," lanjut Dirga, yang kini sudah tidak bisa lagi menahan air matanya. Saat kembali teringat akan dosa dosanya di masa lalu kepada wanita yang sudah dia nikahi, tapi tidak diperlakukan layaknya seorang istri olehnya.
"Kamu, adalah pria pertama yang masuk kedalam kehidupan ku, Mas. Awalnya, aku pikir, pernikahan kita itu akan seperti pernikahan Umi dan Abi. Meski menikah karena di jodohkan, tapi bisa menerima satu sama lain dan kamu tahu, betapa terkejut nya aku saat kamu memberikan kontrak pernikahan itu. Belum lagi, perlakuan kamu yang cuek, seolah olah menganggap aku tidak ada membuat aku cukup trauma akan sebuah pernikahan. Ju_jujur, aku ingin sekali percaya kepadamu Mas. Namun, setiap kali aku ingin melakukan nya. Bayang bayang di masa lalu terus saja hadir, seolah olah menahan aku agar tidak lagi percaya akan pernikahan dan juga padamu. Maafkan aku, maaf karena aku wanita yang lemah. Aku bahkan sulit melawan rasa takut ini," jawab Ziya, dengan suara yang tidak kalah bergetar dari Dirga. Karena menahan tangisnya.
"Tidak Ziya. Kamu bukan wanita lemah, kamu adalah wanita yang kuat. Buktinya, kamu bisa menjalani semua ini seorang diri. Mulai dari ngidam, hamil 9 bulan, lalu melahirkan dan membesarkan Zingga seorang diri. Itu semua, butuh kekuatan dan keberanian yang cukup besar yang belum tentu wanita lain bisa lakukan,"
"Tapi, aku tidak bisa melawan rasa takut ini Mas,"
"Tidak Ziya. Kamu bukannya tidak bisa. Hanya saja belum bisa melakukannya. Aku yakin, jika kita berusaha bersama maka kamu pun akan kembali seperti Ziya yang dulu. Wanita cantik, sholehah dan juga pintar. Ayo, mulai sekarang ayo kita lawan semua yang akan menghalangi hubungan kita bersama sama. Termasuk juga dengan rasa takutmu ini. Tolong, izinkan aku mendekat secara perlahan lahan, agar kita bisa menjalani pernikahan ini dengan sesungguh sungguhnya, Ziya. Kamu, mau kan menerima kehadiran ku kembali di dalam hidupmu?"
"Insya Allah, Mas. Aku akan mencoba untuk menerima mu kembali,"
"Alhamdulillah. Terima kasih Ziya, terima kasih,"
"Ayah, Bunda."
Seketika, obrolan antara pasangan suami istri itu pun terhenti saat mendengar suara lirih dari sang anak. Sontak, perhatian keduanya pun kini teralihkan kepada Zingga yang terbaring di atas ranjang nya.
"Iya, sayang." jawab Ziya dan juga Dirga, secara bersamaan.
Keduanya pun bergegas bangkit dari duduknya dan segera menghampiri sang anak yang baru saja memanggil nama mereka.
"Bunda sama Ayah nangis, ya? Kenapa, kenapa kalian menangis?" tanya Zingga, saat melihat mata kedua orang tuanya merah dan basah.
"Tidak, sayang. Kami tidak menangis. Mata kami tadi kelilipan debu," jawab Dirga, berbohong.
"Begitu, ya. Kalau begitu, bisa kah kita tidur sekarang? Aku sudah ngantuk,"
"Bisa, sayang. Tentu saja bisa. Ya sudah, sekarang kita tidur, ya."
Dirga dan juga Ziya pun segera naik ke atas ranjang. Ziya berada di sisi kiri sedangkan Dirga berada di sisi kanan. Keduanya tampan kompak memeluk tubuh mungil Zingga yang sudah mulai menutup matanya.
Greeppp...
Deg...
Ziya yang juga hampir menutup matanya, kembali membuka matanya saat merasakan tangan nya di genggam oleh tangan Dirga.
Akan tetapi, Saat Ziya melirik ke arah Dirga. Pria itu sudah tampak tertidur di samping putrinya dengan tangan yang menggenggam erat tangan Ziya yang berada di atas perut Zingga.
Seandainya Ziya tidak ingat akan niat nya untuk mencoba menerima kehadiran Dirga Kembali. Ingin rasanya melepaskan tangan nya itu dari genggaman tangan pria itu.
Hanya saja, Ziya mencoba untuk menahan diri. Membiarkan tubuhnya mendapatkan sentuhan dari Dirga. Semoga dengan hal itu, perlahan lahan akan membunuh rasa takutnya kepada suaminya itu.
*
*
Satu minggu kemudian.
"Bagaimana, apa yang dikatakan oleh Dokter Arif tadi Mas?" tanya Ziya, saat melihat Dirga masuk kedalam ruangan rawat inap putrinya, Zingga.
"Dokter Arif bilang, kalau keadaan Zingga sudah stabil dan bisa melakukan perjalanan jauh. Jadi, rencana nya besok lusa aku akan mengatur penerbangan ke Singapura agar Zingga bisa melanjutkan pengobatan nya di sana. Bersiap siap lah, karena lusa kita akan sama sama pindah ke Singapura." jawab Dirga, yang di angguki oleh Ziya.
Akhirnya, setelah keadaan Zingga yang naik turun. Kini, gadis kecil itu bisa di bawa ke luar negeri untuk melanjutkan pengobatan nya di sana. Semoga, dengan pindahnya mereka ke Singapura akan membawa gadis kecil itu untuk sembuh dan terbebas dari sel kanker yang selama 2 tahun ini menyerang tubuh mungil itu.
walaupun gao comend di setiap bab nya....
masih di lanjut lagi thor...
seerti di remas² lalu di beri garam/ jeruk lemon, nipis...
dlu km membiarkan RT mu hancur krn km yg mengundang pelakor itu sendiri,jadikan itu sbgi pelajaran.
Matek Ho.
Dapat Istri Baik2 gak bersyukur, Menjijikkan Lihat Kau.
lanjut Thorr.