Anhe gadis yang telah di besarkan dalam lingkaran kegelapan. Hanya mengerti akan pembunuhan, membantai tanpa henti, tugas mematikan yang siap datang setiap waktu. Tanpa di duga gadis itu terbunuh saat menghadapi musuh besarnya. Dia bangkit kembali menjadi seorang gadis muda yang masih berusia lima belas tahun. Gadis dengan tubuh lemah, sakit-sakitan dan terbuang.
Anhe terlahir kembali sebagai putri kelima orang yang hampir dia bunuh. Di menit terakhir Tuan besarnya meminta untuk mundur dan pembunuhan di hentikan. Sehingga keluarga itu selamat dari pembantaian. Dan kini dia harus menjadi salah satu dari Putri perdana menteri pertahanan itu sendiri. Terjerat dalam skema keluarga besarnya bahkan keluarga kerajaan yang saling bertentangan.
Gadis pembunuh itu kini harus siap menghadapi perubahan besar dalam hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang penyelamat
~Nyonya tua Chao pingsan setelah di beritahu cucunya telah berbawa arus sungai, karena berusaha menyelamatkan tiga anak laki-laki yang tengah bermain di sungai.
Semua warga desa berbondong-bondong mencari kesetiap jalur pinggiran sungai. Beberapa perahu kecil juga di gunakan untuk mencari.~
"Tuan muda, ada orang di sana."
Seseorang yang ada di atas kapal melihat empat orang tengah berjuang di tengah lautan.
"Bawa mereka naik," ujar pria muda yang ada di kursi rodanya.
"Baik. Bantu aku membawa mereka semua naik." teriak pengawal pribadi dengan cepat menurunkan tali setelah di ikat kuat pada bagian pinggir kapal. Enam orang pria dewasa menceburkan diri ke dalam laut untuk membantu.
Li Anhe bernafas lega melihat beberapa orang datang membantu mereka. Di atas kapal gadis itu terduduk lemas. Dia berenang membawa ketiga anak laki-laki itu selama hampir setengah hari lamanya. Bahkan harus berjuang agar tidak terseret ombak laut yang kuat. Dia melihat pria muda duduk di kursi roda mendekat kearahnya. Raut wajahnya tegas juga tampan. Gadis itu bangun dari lantai kapal, "Terima kasih sudah menyelamatkan kami." Menundukkan kepalanya.
Pria muda yang tengah duduk di kursi roda hanya menganggukkan kepalanya pelan dan berlalu begitu saja.
Li Anhe memeriksa kembali keadaan ketiga anak laki-laki yang masih membutuhkan istirahat, "Bagaimana keadaan kalian?"
Ketiga anak laki-laki itu berlutut di hadapan Li Anhe, "Kakak terima kasih sudah menyelamatkan kami. Bahkan kakak juga harus bertaruh nyawa," ujar salah seorang dari mereka.
Li Anhe ikut berlutut menyetarakan tingginya, "Yang terpenting kita semua sudah selamat."
Senyuman terlihat lebih hangat di wajah Li Anhe.
Pengawal pribadi dari pria muda itu maju memberikan empat selimut, "Nona muda."
Li Anhe bangkit menatap pria yang ia kenal. "Tuan kita bertemu lagi. Dia Tuan muda yang sudah menawari ku tumpangan di hutan waktu itu?" mengambil empat selimut yang di berikan lalu memberikannya kepada ketiga anak laki-laki itu.
"Benar. Dia Tuan muda yang waktu itu. Aku juga tidak menyangka dapat melihat Nona muda lagi dalam keadaan yang sulit di bayangkan." Pengawal pribadi itu cukup ramah dan mudah untuk di ajak berbicara. "Kalian ini?" melihat ke arah ketiga anak laki-laki yang hanya bisa meringkuk di balik selimut mereka.
"Mereka sedang mandi di sungai dan aku tidak sengaja melihat air sungai mengalir semakin kuat menyeret mereka bertiga. Jadi aku berusaha untuk menyelamatkan. Kami hanya bisa mengikuti arus air hingga sampai di batas air sungai dan laut yang tidak dapat menyatu," jelas Li Anhe. Dia juga tidak ingin menyembunyikan hal ini dari penyelamatnya. "Kapal ini akan berhenti di dermaga kota Hengji?"
Pengawal pribadi itu mengangguk. "Iya. Mungkin di sana sudah ada keluarga dari semua anak ini juga Nona muda yang menunggu. Berharap kalian benar-benar dapat selamat dari musibah. Mereka pasti sangat khawatir."
Kapal melaju menuju ke dermaga kota Hengji dan benar saja. Di sana sudah ada banyak sekali warga desa menatap cemas. Nyonya tua Chao dan semua pengawal juga pelayannya juga ada di sana.
Dari atas kapal ketiga anak itu melambai memberikan isyarat jika mereka telah selamat.
"Itu Ibu dan Ayah."
"Kakak ku juga datang. Biasanya dia selalu mengomel tanpa henti. Tapi seperti dia sangat cemas."
"Ayah. Ibu."
Mereka bertiga berteriak tanpa henti hingga kapal sampai di dermaga.
Semua orang menyambut dengan kebahagiaan juga perasan lega. Semua anak itu dipeluk diberikan kehangatan lebih.
"Yi er," Nyonya tua Chao membelah kerumunan mendekat kearah cucunya. Dia memeluk kuat tubuh cucunya. "Syukurlah kalian selamat. Jika terjadi sesuatu yang buruk kepada mu Nenek tidak bisa hidup lagi."
"Apa yang Nenek katakan?" Li Anhe menyentuh lembut pipi Neneknya.
Semua warga desa Han berkumpul bersama. Mereka berlutut, "Nona muda terima kasih telah menyelamatkan anak kami. Terima kasih banyak."
Li Anhe merasa tidak enak melihat semua orang berlutut. "Jangan seperti ini. Kalian harus bangun."
Semua orang bangun kembali.
"Tuan muda pemilik kapal ini juga telah berbaik hati menerima kami untuk naik ke atas kapal," ujar Li Anhe menunjuk kearah sosok Tuan muda yang ia katakan.
Pengawal pribadi itu mendorong kursi roda Tuan mudanya menuju dermaga. Beberapa warga desa mendekat memberikan hormat karena telah berbaik hati menyelamatkan ketiga anak kecil dan Nona muda dari desa mereka.
Tuan muda itu tidak berbicara banyak. Hanya menyatakan, "Sudah seharusnya." Setelahnya kursi roda di dorong pergi pengawal pribadinya menjauh.
Li Anhe bersama neneknya juga semua warga desa Han melanjutkan perjalanan untuk kembali ke desa.
Sesampainya di desa Nona muda Chen Wan berlari memeluk Li Anhe. Karena terkejut temannya terbawa arus dia bahkan terus pingsan hingga mendapatkan kabar Li Anhe baik-baik saja. Dia merasa bersalah karena mengajak teman barunya pergi ke sembarang tempat.
Malam itu perayaan untuk mengucapkan terima kasih di adakan dengan sangat meriah. Semua orang bahkan saling melengkapi, berbincang ringan, tertawa bersama.
Kehidupan gadis itu perlahan-lahan menjadi lebih tenang juga nyaman. Hidup sederhana di desa kecil pinggiran kota Hengji.
Di tahun pertama kepindahan mereka masih ada saja beberapa pemuda yang berusaha untuk melamar Li Anhe. Tapi mereka semua selalu di usir warga desa. Kekerabatan dan rasa terima kasih membuat warga desa Han menjadi sangat menjaga keluarga Chao. Terutama Nona muda Chao Xian.
Hari itu Li Anhe baru kembali dari kebun bersama temannya Chen Wan. Dia membawa cangkul di pundaknya dengan baju sederhana. Bahkan wajahnya juga dipenuhi lumpur. "Nenek." Mendekat kearah neneknya yang tengah duduk sembari membaca dua lembar kertas satu berwana kecoklatan satu berwarna merah. "Nenek." Li Anhe memanggil kembali.
Nyonya tua Chao dengan gugup menjawab. "Kamu sudah kembali." Menyimpan kedua surat.
Gadis itu berlutut di depan Neneknya, tapi juga menjaga jarak karena takut kotoran ditubuhnya terkana Neneknya. "Nenek ada apa?"
Nyonya tua Chao tidak dapat menyembunyikan lagi rahasia itu. "Sebenarnya kamu sudah memiliki tunangan sejak kecil. Ayah mu mengaturnya untuk mu. Aku kira pertunangan ini tidak akan di ungkit kembali." Mengeluarkan surat yang ia sembunyikan memberikannya kepada cucunya. "Jika kamu tidak bersedia. Nenek pasti akan memutuskan hubungan pertunangan ini."
Li Anhe membaca surat di tangannya. Satu surat hanya tulisan tangan Ayahnya yang menyatakan jika pernikahan harus di lakukan. Satu surat adalah bukti sahnya pertunangan yang terjadi. "Raja kecil Ying." Mengerutkan keningnya sembari menatap kearah neneknya.
Nyonya tua Chao mengangguk. "Benar. Calon suami mu Raja kecil Ying. Sekarang dia hanya Raja kecil tanpa kekuasaan. Kesehatannya juga sangat memperihatinkan. Yi er, Nenek tidak akan menyerahkan mu ke tangan orang yang tidak mampu menopang dirinya sendiri."
"Nenek apa yang terjadi jika aku tidak menikah?"
Nyonya tua Chao menatap ragu. "Pertunangan ini di setuju Kaisar terdahulu. Jika kita menolaknya keluarga Li akan di turunkan menjadi rakyat biasa."
Li Anhe menarik nafas dalam di hatinya. Dia menatap dengan senyuman, "Nenek. Yi er akan menikah."
Jawaban itu membuat Nyonya tua Chao merasa tidak tega.
semangat dan sehat selalu
semangat terus dan bisa menciptakan banyak karya terbaik kedepan nya
lanjut