Genre : Fantasi, Fantasi-Isekai, Action, Harem, Romance, Adventure, Reinkarnasi, Isekai, Magic, Demon, Royal.
[On Going]
- Bagian 1 — Isekai Slime - 27 Chapter
- Bagian 2 — Princess and Princess - ?
- Sinopsis -
Setelah bertahun-tahun dibully oleh orang-orang kaya, Sion akhirnya mencapai batas kesabarannya. Dengan amarah yang telah lama dipendam, ia meluapkan segala emosinya tanpa peduli pada konsekuensinya.
Namun, kepuasan itu hanya sesaat. Pada akhirnya, Sion memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri—tanpa penyesalan sedikit pun.
Tapi tak seperti kebanyakan orang, kematiannya bukanlah akhir. Ia terlahir kembali di dunia lain.
Akankah Sion berjuang untuk mencapai puncak? Tetap menjadi korban? Atau justru berbalik menjadi sosok yang menindas?
- Untuk jumlah kata ga full 1k yah gaes, kadang cuma 800 atau bisa aja lebih sampai 1,5k kalau benar-benar niat. Kalau agak sibuk yahh, antara 1k atau 800+ doang.
- Up-nya yah suka-suka aku wkwk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 : Alice Aethna
[3rd PoV]
Sion—yang saat ini sedang berhadapan dengan banyak orang yang tidak ia kenali—merasa sedikit penasaran kenapa gadis yang bersembunyi dibelakangnya itu dikejar-kejar oleh mereka.
Ia menatap gadis itu sejenak, tatapannya tidak menandakan khawatir ataupun peduli, hanya sekedar penasaran.
'Yang seperti ini, bukankah tidak ada hubungannya denganku?'
Orang-orang didepannya itu, berpakaian hitam dengan sebuah topeng yang menutupi wajah mereka, beberapa dari meraka membawa pedang dan beberapa membawa tongkat sihir.
Sion menghela nafas, lalu mencoba untuk tidak ikut campur, ia perlahan mulai menyingkirkan dari sana. Namun ia terhenti saat ada tarikan lembut yang menarik lengan bajunya.
"Aku mohon, tolong aku," ucapnya gadis itu lirih, seakan benar-benar tidak punya harapan lagi. "Aku akan melakukan apapun."
Sekali lagi Sion melihat gadis itu, tubuhnya dipenuhi luka, mustahil baginya untuk bisa lari dari orang-orang itu.
"Cepat minggir kau! Jika tidak, maka kami tidak akan segan-segan membunuhmu!"
Orang-orang yang ingin menangkap gadis itu mulai kehabisan kesabarannya, mereka sudah memberi kesempatan agar Sion tidak ikut campur, namun sampai sekarang ia tidak bergerak, tidak bicara dan hanya berpikir selagi melihat gadis itu.
Sion menggaruk-garuk kepalanya meski tidak gatal, dengan tubuhnya yang saat ini masih lemah ia tak yakin bisa menang melawan orang-orang itu.
"Lakukan saja, kau tahu? Kelihatannya kau beruntung," suara itu datang dari Ratu Iblis—Nano.
Meski ia masih mempertanyakan apa yang dimaksud Nano dengan 'beruntung' tapi ia tetap melakukan yang disuruh Ratu Iblis itu.
Ia memegang tangan gadis itu dengan erat, lalu menggendongnya gaya tuan putri, dan dengan cepat melesat menggunakan Wind Booster. Dengan menggunakan peringan memudahkannya untuk melawati pepohonan.
Orang-orang dibelakangnya jelas langsung mengamuk. "Bajing*n! Kejarrr!" Dengan cepat mereka terbang mengejar Sion.
Sion yang masih berlari melihat sekilas kebelakang. "Terbang!? Sial, bagaimana cara menghindarinya," batinnya.
Dalam keadaan yang sekarang sulit baginya untuk mengeluarkan sihir-sihir yang kuat, bahkan dalam kondisi yang sebelumnya juga tetap sulit.
Gadis yang ia gendong menatapnya dengan wajah sedikit kagum, seakan ada hal yang muncul di dalam hatinya, namun belum ia pastikan apa itu. Ia melihat kebelakang—kearah orang-orang yang mengejarnya, dengan satu tangannya ia menggunakan sihirnya untuk menembakkan bola api ke orang-orang itu.
Boom—!
Ledakan terjadi, orang-orang itu terhenti. Sebaliknya Sion malah semakin cepat dan bersembunyi di dalam gua.
Ia baru menyadarinya setelah meletakkannya, bahwa gadis itu telah pingsan. "Efek menggunakan sihir tadi?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"Inti mana miliknya sedikit terluka, kelihatannya ia telah melawan orang yang terlalu kuat baginya," jawab Nano.
"Inti mana?"
"Kau bahkan tidak tahu itu?! Bagaimana bisa! Ah sudahlah, Inti mana itu adalah titik energinya sihir seseorang. Singkatnya dengan adanya inti mana kau bisa menggunakan sihir, tanpa itu mustahil."
"Lalu bagaimana denganku? Apa aku punya inti mana?"
"Sama sekali tidak, aku tidak merasakan itu pada dirimu, kau bahkan tidak punya aura mana. Bagaimana bisa kau menggunakan sihir?"
Inti Mana bisa dibilang sangatlah penting terutama bagi penyihir yang sangat bergantung pada berbagai sihir. Tapi Inti Mana juga menjadi kelemahan penyihir, karena jika Inti Mana hancur seseorang tidak akan dapat menggunakan sihir lagi.
Namun, bukan berarti Inti Mana semudah itu untuk dihancurkan. Jika memang semudah itu maka tidak akan ada seorang penyihir yang mencapai tahap tidak terkalahkan, bukan?
Sion merasakan hal aneh pada dirinya, tiba-tiba rasa pusing memenuhi kepalanya. Ada sesuatu yang berputar membuatnya sedikit kesakitan.
"Nature of Consciousness," suara itu datang dari Nano yang menggunakan sihirnya untuk mempertemukan kesadaran Sion dan gadis itu.
Sion membuka matanya, tempat yang tidak asing baginya, seperti luar angkasa yang dipenuhi bebatuan yang beterbangan. Tempat yang terasa begitu kosong, namun ada gadis cantik yang sedang berdiri di depannya.
Rambutnya hitam terurai, begitu juga dengan matanya yang gelap. Kulitnya begitu halus dan bening, bibirnya berwarna pink terlihat begitu kenyal.
Ia memainkan tangannya dibawah, selagi masih menunduk mencoba mengeluarkan suara. "A-anu..." katanya pelan hampir tidak terdengar.
"Ada apa?"
"Te-terimakasih telah menyelamatkanku," suaranya lebih nyaring tapi tetap lembut. "Tapi, sepertinya sia-sia."
Sion mengangkat sebelah alis mendengar perkataannya itu.
"Inti Mana-ku terluka, kelihatannya memang tidak ada kesempatan lagi bagiku untuk membalas mereka." Ia tertunduk, begitu putus asa.
"Kenapa kau mencoba membalas mereka? Apa yang terjadi?" Meski pertanyaan yang ia lontarkan tidak sopan, Sion tetap menanyakan itu.
"Untuk keluargaku. Fraksi The Runeweavers mereka telah melakukan hal yang begitu kejam, hanya demi pengetahuan sihir mereka mengorbankan orang-orang tidak bersalah." Tangannya menggenggam, terlihat dari ekspresinya yang menyimpan kebencian mendalam.
"Karena mereka lah, keluargaku hancur. Mereka adalah penyebab semua penderitaan yang kurasakan!"
The Runeweavers adalah Fraksi penyihir yang meneliti simbol dan rune kuno. Menggunakan manusia sebagai bahan percobaan menjadi hal yang sering terjadi, bukan hanya mereka bahkan Fraksi-fraksi lain juga bisa saja melakukan itu.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan saja?" Suara itu datang dari Nano yang tiba-tiba menunjukkan wujudnya dihadapan mereka.
"Kesepakatan?" tanya gadis itu heran.
Sementara Sion hanya menoleh.
"Kamj akan membantumu membalaskan dendam itu, tapi tubuhmu akan dipakai oleh pria ini."
Gadis itu salah paham, ia langsung memegangi tubuhnya dengan wajah memerah. "Hahh! A-apa maksudnya itu!" kali ini suaranya terdengar lebih keras.
"Tubuh miliknya sudah tidak bisa bertahan, kemungkinan akan hancur. Jika itu terjadi maka dia akan mati, karena itulah dia memerlukan tubuhmu."
"Hah! Kenapa harus tubuh wanita!? Tidak bisakah mencari yang lain!" protes Sion.
"Apa masalahnya? Gadis ini terlihat cantik, bukan?"
"Bukan itu masalahnya!"
Nano menghela nafas sejenak. "Dengar yah. Gadis ini memiliki mana yang banyak, namun tidak bisa mengeluarkan potensi penuhnya. Inti Mana-nya juga terluka, jika kau yang menggantikannya maka Inti Mana-nya akan pulih, dan kau juga bisa menggunakan potensi penuhnya." Ia kemudian mulai mendekati gadis itu dengan belaian lembut dengan tangannya. "Kami akan mencarikan tubuh lain untukmu, dengan tubuh yang lebih cocok maka kau akan lebih mudah nantinya."
"Le-lebih mudah?" Gadis itu terlihat sedikit ragu.
"Dian benar-benar memerlukan tubuhmu sekarang, kami akan membantumu untuk membalaskan dendam itu, percayalah."
Gadis diam beberapa saat sebelum menjawab. "Kalau dia menggunakan tubuhku, lalu aku akan di apakan?"
"Kau akan berada di tempat ini, sama sepertiku sekarang. Tenang saja, aku juga sedang menunggu dia mencarikan tubuh untukku."
Aku baru tau soal itu, batin Sion.
Setelah gadis itu setuju akhirnya Nano mulai menggunakan sihirnya untuk memasukkan jiwa Sion ke tubuh gadis itu.
Lingkaran sihir besar terlihat, dengan energi emas yang menyelimuti keduanya. Membuat Sion akhirnya berpindah, setelah hampir seminggu proses. Cahaya emas menembak ke langit, yang memperlihatkan seorang wanita cantik dengan tubuh ramping rambut putih indah dengan mata ungu menyala.
"Ouhhh! Berhasil!" seru Nano.
"Rasanya benar-benar aneh," ucap Sion, menyadari suaranya yang sebelumnya lebih berat kini berubah menjadi lebih lembut. "Apa-apaan ini."
Gadis itu—Miriel kini telah berada di tempat yang sama dengan Nano, ia melihat sedikit perubahan pada tubuhnya itu. "Kenapa terlihat berbeda? Bukankah rambutku harusnya hitam?"
"Ah soal itu mungkin karena aku, singkatnya Mana kita bertiga menyatu dan menciptakan perubahan pada tubuh itu, namun juga membuatnya jauh lebih kuat. Bahkan Inti Mana-nya juga telah kembali normal, kan?" Nano menjelaskan.
"Bagaimana kalian para wanita bisa hidup dengan rambut sepanjang ini, bukankah rasanya aneh. Terutama saat rambut menyentuh telinga." Sion terlihat kurang nyaman dengan tubuh barunya itu.
"Fufu~ Kau akan terbiasa nanti. Ngomong-ngomong aku akan memberimu nama baru."
"Heh! Kenapa?"
"Kenapa? Bukankah sudah jelas. Dengan wujud secantik itu kau ingin memakai nama-mu?"
"Ah, benar juga," jawabnya pasrah.
"Aku memberimu nama... Alice Aethna."
Tepat setelah Nano menyebutkan nama itu, tubuh Sion—dengan tubuh barunya—langsung di penuhi dengan energi sihir yang menyelimutinya. Membuatnya merasakan perubahan pada dirinya.
"Apa itu tadi," tanyanya, penasaran.
"Yah, anggap saja berkah dari Ratu Iblis."
Di sisi lain, Miriel hanya terdiam dengan wajah masam melihat keduanya yang sedari tadi sibuk dengan urusan mereka berdua.